Bab 6

1.1K 126 2
                                    

Disclaimer ini hanya cerita karangan semata, jangan sampe dibawa ke Real life.

Selamat membaca



***

Paginya, Rava masih terlelap tidur di kasurnya, padahal jam sudah menunjukan 05.50

Rava harus bersiap siap dan lain lain karena perjalanan dari rumah ke sekolahnya agak jauh dan jalanan macet

...

Teet! Teet! Teet!

Sudah beberapa kali alarm kamarnya berbunyi namun terlewat.

Tiba tiba pintu kamarnya diketok oleh seseorang.

"KAK, BANGUN! NANTI GUA TELAT." suara Atin sangat menggelegar, namun manusia yang tengah dibangunkannya belum juga ada tanda tanda bangkit.

"RAVAAAAAAAA BANGUN GA LO." teriaknya lagi.

Karena Atin berangkat bersama Aldo, Atin belum berusia 17 tahun, belum diperbolehkan membawa kendaraan sendiri oleh orang tuanya.

Biasanya Atin akan diantar supir ataupun Papah nya, namun supir dirumahnya itu ikut bersama orang tuanya keluar kota.

Jadi Oniel menitipkan Atin kepada Anak laki lakinya untuk mengantar jemput Atin kemanapun.

..

Atin menggedor gedor pintunya, sehingga sang penunggu kamar itu membukanya dengan sangat santai seperti watados

wajah tanpa dosa

"Iya, bentar ya adik kecil kakak, kakakmu ini sedang lelah, jadi telat bangun, maafin kakak ya." sambil mengelus rambut Atin lalu langsung masuk ke kamar mandi.

Rava tidak bisa marah marah secara langsung apabila dia yang salah, namun dia akan melembutkan nada bicaranya.

Namun Atin sangat kesal karena memang kakak yang satu ini bisa saja meredakan amarahnya dengan cara apapun.

Lagipula sebenarnya dari sebelum Atin menggedor gedor pintunya, sebenarnya ia sudah bangun, namun dia bangun untuk mengechek Hp nya.

...

Flashback

Ia membuka Aplikasi chatnya dan melihat story mantan nya sedang bersama laki-laki kemarin, mereka berdua sedang tiduran di Apartemen mantannya itu sepagi ini.

Rava sangat emosi melihatnya, bagaimana tidak?

Rava sangat menjaga wanitanya, bahkan ia pun belum pernah menginap di apartemen mantannya karena dia sadar.

Ntah kapanpun, dimanapun, atau sedang melakukan apapun, nalurinya tetap seorang laki laki yang mempunyai nafsu.

Namun sekarang ia melihat sesuatu yang sangat menggores hatinya.

Rava mengepalkan tangannya dan menonjok nya ke dinding.

BUGHHH!

Ia memojokkan dirinya dan menelungkupkan kepalanya kedalam lututnya.

Ntah apapun yang telah dilakukan mereka, Rava merasa gagal untuk menjaganya.

"Shel, setega itu?" lirih Rava.

Rava kembali melamun melihat bingkai foto di meja belajarnya, foto Rava dengan Ashel saat merayakan ulang tahun Ashel ke 18.

Difoto itu terlihat sepasang kekasih yang sedang bercanda dengan saling colek mencolek cokelat dari cake ulang tahun.

Suara gedoran pintu kamarnya membuat dirinya tersadar dan menyiapkan buku dan barang yg akan dia bawa disekolah, meskipun dia sepertinya mengabaikan tugas 2 hari sebelumnya.

End Flashback

...

Setelah Rava selesai mandi dan bersiap siap, ia kemudian turun untuk sarapan bersama kakak dan juga adiknya.

Wajah sedih Rava masih bisa dilihat namun senyum diwajahnya itu masih ada, Atin dan Zeefa yang melihatnya merasakan sesak di dalam hati mereka.

"Pagi kak, Pagi Dek."

"Pagi juga Ava."

"Pagi juga Kak Rava." jawab mereka

Sebuah kebiasaan Rava sebelum sarapan yaitu menyapa orang orang yang berada di meja makan

Kemudian Rava duduk di bangku yang biasa ia duduki, dan kemana kedua orang tua Rava? belum pulang ya guys.

Lalu mereka menyantap Sarapan mereka yang sudah dibuat oleh Art dirumah mereka.

"Rava, jangan bolos lagi, kakak dapet laporan katanya kemarin kamu bolos, bukannya kemarin kamu juga bareng Atin?" ucap Zeefa

"Tau tuh, padahal kemarin juga bareng kok mau jalan ke kelas, pas istirahat gaada dia di kantin." tambah Atin.

Rava hanya cengengesan saja tanpa ingin menjawab.

"Aduh laporan, pasti dari Tian nih, pdkt nya jalan guys." Rava menyindir kakaknya yang memang beberapa waktu kemarin, temannya menanyakan Kakaknya ini,

Rava menyuruh temannya itu memfollow instagram Zeefa dan menanyakan sendiri kepadanya.

"Ciee kakak ciee, sama berondong nih." ledek Atin.

"Ih apaan sih kalian gaada hubungannya, Rava, denger ga sih apa yang kakak bilang?"

Zeefa memukul bahu Rava agar berhenti meledeknya, karena dia tidak mau terlihat salting di depan adik adiknya.

"Iyaa kak iyaa, kemarin Rava banyak masalah, jadi Rava pulang aja deh."

"Maaf yaaa." ujar Rava.

Memang benar, sebenarnya ia pulang ingin kerumah Ashel untuk memperbaiki hubungan mereka,

Namun Ashel meminta dia yang akan kerumah Rava saja.

"Jangan diulangi lagi."

Rava hanya mengangguk saja.

Zeefa tau apa yang dilakukan adiknya kemarin, namun Zeefa hanya ingin adik adiknya fokus sekolah dan jangan berpacaran sebelum lulus SMA.

Karena ia tau Rava kalo udah bucin, tolol banget.

...

Saat perjalanan ke sekolah, biasanya Rava tidak akan se diam kali ini,

biasanya Rava akan menjahili adiknya terlebih dahulu sebelum berangkat dan saat diperjalanan.

"Kak, lo beneran gapapa kan?"

percakapan di motor diawali dengan Atin yang melihat ke spion motor kakanya nampak mata kakaknya seperti sedang menahan sesuatu.

"Lah sih kenapa? gua gapapa."

"Yang bener? lo bisa cerita apa aja ke gua kak, tanpa harus takut gua bocorin ke orang lain."

"Gua gasuka liat lo yang diem, gua lebih suka lo yang jail ke gua walaupun gua bete banget kalo lo jailin."

"Perasaan lo aja kali tin, gua ga kenapa kenapa lagian." ucap Rava

Rava sepertinya belum mau untuk bercerita akhirnya Atin tidak mau membahasnya lebih lanjut.

"Lo kuat banget ka, semoga lo dikasih kebahagiaan sesuai apa yang lo lakuin selama ini." batin atin dan harapannya.

...

Di tengah perjalanan, ia berhenti karena lampu merah,

Namun sayangnya, ia dihantui akan tugas tugasnya yang belum selesai dan guru killer yang akan menghukumnya nanti.

Rava bergidik ngeri, dan sepertinya setelah ia sampai, Rava akan langsung mengerjakan tugasnya itu.



***

Haiiiiiiii,

Maaf ya Author baru muncul lagi.

Lagi banyak kesibukan, akhirnya cuma bisa nulis dikit dikit aja.

Terimakasih buat yang udah ngevote cerita ini, secepatnya aku bakalan up lagi

Sebagai permintaan maafku lama update.

Maaf jika banyak kesalahan saya dalam menulis

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang