Bab 23

919 142 15
                                    

Disclaimer ini hanya cerita karangan semata, jangan sampe dibawa ke Real life.

Selamat membaca












***

Setelah hari perpisahan itu, kini Rava sedang duduk di cafe di meja luar, ia melihat kearah jalan raya dari atas lantai gedung tempat ia duduk itu.

Ia menikmati kesendirian nya itu, dan sudah terlihat segar karena kantung matanya sudah tidak ada, itu tandanya ia sudah memperbaiki jam tidurnya tidak banyak overthinking.

Tiba tiba ada yang menghampiri dan menyapa nya.

"Rava, sendirian disini?" tanya nya.

"Bentar, siapa ya?" Rava menyipitkan matanya dan melihat orang yang menyapanya.

"Dih masa lupa lo sama gua yang manis ini." ucapnya kesal namun dengan berpose imut di depan Rava.

"Beneran lupa." ucap Rava.

"Sumpah lo jahat banget masa gainget sama gua sih. Pas smp lo sering bikin gua nangis." ucapnya sambil membuka kacamata hitamnya.

"Ohhh callie..eh emang bener?" tanya Rava.

"Anjir berapa cewe yang lo bikin nangis sih, gua mantan lo, Muthe." untung saja Muthe tidak ingin mengamuk disitu karena mantannya yang lugu itu tidak mengenalinya.

"Hah? Masa? ko gua ga terlalu ngenalin, dulu kan Muthe ga centil banget." ucap Rava jujur,

Rav kata gua sih jangan jujur banget tuh lawan bicara lo pasti lagi mencak mencak.

"Gua anggep centil itu pujian." ucapnya sambil duduk di samping Rava.

"Balik kapan dari Thailand? mau lanjut kuliah disini? " tanya Rava.

"Baru minggu kemarin sampe. Ngga juga sih, disini cuma mau liburan aja kok, kebetulan lagi pengen jalan jalan sendirian, eh ga sengaja ketemu lo." jawab Muthe. Rava hanya mengangguk saja.

"Eh btw, lo berubah banget makin cakep aja, terus lo kayanya tinggi banget sekarang, padahal kan pas smp lo cupu, kacamata an, gabisa senyum, temenannya sama Floran yang gabisa senyum juga." ucap Muthe

"Haha iya tau, itu yang bikin lo malu pacaran sama gua kan." ucap Rava menertawakan dirinya dahulu yang sangat iyuh.

"Ngga juga sih, walaupun lo cupu, tapi lo ganteng ko, lo cowo paling baik yang gua kenal." ucap Muthe.

"Oh iya, lo ngapain sendirian disini? lagi nunggu seseorang?" tanya Muthe.

"Ga juga, lagi pengen ngopi sendirian aja." jawab Rava.

Tak lama kemudian waiters datang ke Muthe dan menyuruh Rava untuk memesan lagi agar menemani Muthe di cafe itu. Padahal minuman Rava sudah habis.

"Kak, Pudding caramel pake ice cream satu, spagetti bolognese dua,  sama Coffee Latte, boleh request latte art nya gambar kucing ya kak." ucap Muthe centil.

"B-boleh kak." ucap waitersnya gugup, tumbenan ada pelanggan minta request ketar ketir tuh barista.

"Hehe kak, kalo gabisa gapapa, tapi wajib bisa ya kak." ucap Muthe. Rava hanya tersenyum saja karena memang Muthe suka sekali jahil dengan request hal yang lain, padahal Coffee latte nya untuk Rava.

"Lo ga berubah ya, masih aja request aneh aneh." ucap Rava tertawa.

"Kebiasaan ini masih berlanjut di Thai juga tau Rav." jawabnya.

"Haha yaudah deh serah lo aja." jawab Rava.



...

"Rava kamu disini juga?" tanya nya.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang