Disclaimer ini hanya cerita karangan semata, jangan sampe dibawa ke Real life.
Selamat membaca
***
Pagi yang cerah dan suasana yang menggembirakan, Keluarga Rava kini sedang sarapan pagi.
Namun selalu dibumbui keributan tiga anaknya sebelum sarapan.
"Kak Rava itu sosis gua." ucap Atin karena sosis di piringnya diambil oleh Rava.
"Tadi katanya gamau, mubazir dek jadi gua makan." ucap Rava sambil menggigit sosisnya.
"Tuh kannn, bundaaa kak Rava tuhhh." adu Atin kepada Indah.
"Abang..." ucap Indah.
"Tuh bunda, sosis Kathrin dimakan." ucap Atin, yang di omongin cuma melet melet meledek.
"Apasih adek? nih nih sosis kaka buat kamu." ucap Zeefa jengah melihat keributan adiknya.
"Gamau kak, sosisku tadiii maunya." ucap Atin.
"Yakan udah dimakan dek sama kak Rava. Kamu jangan ngisengin adek kamu terus dong Rav." ucap Zeefa memarahi Rava.
"Nih mau?" sambil membuka mulutnya yang masih ada sosis Atin yang dimakan Rava.
"Huekk, gamau." ucap Atin.
Sedangkan Indah dan Oniel hanya melihat dan menyimak keributan mereka yang seperti nya sering terjadi.
"Mau ga nih? kalo gamau mau kakak makan." tawar Zeefa kepada Atin.
"Iyaa iya mau, awas lo Rava jelek." ucap Atin sambil melihat Rava dengan sinis.
Setelah Sarapan dengan bumbu keributan itu, Rava mendekat ke ayahnya.
"Ayah, bisa ngomong sebentar di ruang kerja?" ucap Rava yang kini telah selesai sarapan.
"45 menit cukup? maafin Ayah Rav, soalnya hari ini ada meeting dikantor." ucap Oniel,
Padahal dirinya senang jika anak laki lakinya itu ingin mengobrol dengan dirinya diruang kerja nya, berarti ada hal penting yang berkaitan dengan bisnis di obrolannya.
"That's okay, it's enough." ucap Rava.
Kemudian Rava dan Ayahnya ke ruang kerja Ayahnya itu
"Abang mau ngapain bun?" tanya Zeefa.
"Lihat nanti hasilnya saja ya, kita dukung terus pokoknya." ucap Indah.
"Abang mau nikah?" ucap Atin.
"Heh sembarangan, gua duluan kali." ucap Zeefa.
"Emang udah punya? Calon mana calonnyaa?" ledek Atin sambil kabur ke luar akan berangkat sekolah.
"Adek kurangajar." ucap Zeefa.
...
Oniel dan Rava mereka duduk berhadapan.
"So, what do you need." ucap Oniel.
Tanpa menjawabnya Rava mengeluarkan proposal yang sudah ia buat itu.
"Bacalah terlebih dahulu." ucap Rava.
Lalu Oniel membaca proposal itu sambil mengangguk angguk sendiri, dan diakhir lembar ia tersenyum kepada anaknya itu.
"Saya sudah menduganya kamu bakalan nerima tawaran Ayah. Jadi, apa yang membuat kamu akhirnya berubah pikiran?" tanya Oniel.
"Aku sendiri dan dukungan teman temanku pastinya." jawab Rava.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Teen FictionKehidupan Rava dan perjuangan menemukan cinta sejatinya. Delchik