Bab 31

763 124 11
                                    

Disclaimer ini hanya cerita karangan semata, jangan sampe dibawa ke Real life.

Selamat membaca













***


2 bulan kemudian setelah perjalanan mereka ke Jogja dan huru hara yang terjadi antara Pucho dan Oniel dengan pesaing bisnis mereka yang membuat istri Pucho menjadi korban, akhirnya kini membuahkan hasil karena orang orang yang di curigai terlibat dalam kecelakaan itu ternyata benar terbukti bersalah.

Kini Rava sedang duduk di balkon kamarnya dengan segelas kopi yang ia pegang.

Ia perlahan menyeruput kopi nya yang masih mengeluarkan asap.
Setelah ke Jogja ternyata hubungan Rava dan Chika sedikit lebih dekat dari sebelumnya, namun Rava sepertinya tidak terlalu memikirkan tentang cinta, Rava hanya menganggap Chika seperti kakak nya saja.

*Kasian Chika digantung dan dianggep kakak doang😟

Dikamar Rava sudah ada banyak barang yang di persiapkan, ternyata keberangkatannya ke Australia sehari lagi, sebenarnya mulai pembelajarannya masih dua minggu lagi, namun dirinya gelisah jika ia tidak segera meninggalkan Indonesia saat ini.

Dirinya tidak jadi kuliah di Singapura karena ia mendapat kesempatan lebih bagus di Australia, dia mengambil jurusan Creative Art di sana.

Yang pasti Rava tidak akan sendirian disana, karena ada Adik dari Bunda nya yang bekerja di kota yang sama dengan Universitas tersebut.

"Gua takut, gua beneran makin jatuh cinta sama lo kak." ucap Rava lirih menatap foto Chika yang Rava simpan di Hp nya.

Entah dari kapan, Rava mulai menyadari bahwa dirinya menyukai Chika lebih dari seorang kakak dan sahabat.

Namun dirinya menyadari bahwa ia belum bisa jujur dengan Chika, Ia juga takut akan menyakiti Chika dan membuat hubungan pertemanan mereka hancur karena salah satunya memendam perasaan.

Tak sadarkah Rava? bahwa Chika juga sama sama menyukai dirinya, bahkan Chika terlebih dahulu menyukai Rava, namun dirinya juga takut jika Rava masih terbayang mantan kekasihnya.

Floran yang menyadarkan bahwa sebenarnya Rava benar jatuh cinta dengan Chika, saat itu Rava mendadak kesal saat melihat Chika dibonceng pulang oleh teman cowoknya, Rava mendadak julid mengata ngatai cowo itu "rambut mullet ora kepelet" dan sebagainya, dan saat Chika didekati oleh beberapa cowo maupun adik kelas Rava di SMA.

Floran menyuruh Rava untuk confess saja, namun Rava tidak ingin seperti pengecut, setelah Confess lalu ia pergi,

Itu bagus jika ia ditolak oleh Chika, tetapi ia takut akan membuat harapan jika ternyata ia diterima cintanya.



...

Disisi lain..

Chika masih saja menelungkupkan kepalanya di dalam selimut, sejak bangun dari tidur, ia masih saja memikirkan Rava yang besok akan pergi keluar negeri.

Ia menangis semalaman saat Chika menemani Rava untuk membeli barang barang yang ia perlukan disana.

Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan bermain timezone, dan karaokean.

Meskipun nantinya dia masih bisa melihat Rava di sosial media nya, rasanya sangat kurang jika ia melihat Rava di sosmed saja, ia ingin bisa menyentuh Rava yang asli.

Bisa saja Chika menghampiri Rava kesana, namun teringat kembali, tiket pesawat dari Jakarta-Australia tidak semurah tiket kereta Airlangga ataupun tiket pesawat Jakarta-Malaysia.

Dirinya yang masih seorang mahasiswa dan model Freelance diperusahaannya sendiri:v, bisa juga ia menggunakan uang papahnya dan koneksi papahnya, namun

Ia tidak mungkin izin kepada Pucho pergi ke Australia beralasan untuk liburan, pasti Pucho akan tau jika dirinya ingin menemui Rava, dan Chika gengsi jika Pucho mengetahui Chika menyukai seorang berondong.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang