Disclaimer ini hanya cerita karangan semata, jangan sampe dibawa ke Real life.
Selamat membaca
***
Rava beriringan dengan om Pucho yang sedang melihat Lukisan wanita menangis, dipikiran Rava, teman Ayahnya itu sangat suka sekali melihat lukisan wanita anggun, yang sedang menangis, maupun lukisan kuno, namun bukan lukisan yang jorok.
Mengingat dirumah Pucho, terlebih di ruang kerjanya ia melihat 3 lukisan seperti itu.
Pikir Rava, awalnya aneh dia melihat seperti lelaki mata keranjang, namun ketika ia mengingat bahwa istrinya sudah tiada, mungkin itu alasannya.
"Awalnya saya sangat tidak suka melihat lukisan seperti ini Rav, lalu saya ditinggalkan istri saya, ketika saya melihat lukisan wanita, saya selalu teringat mendiang istri saya." ucap Pucho kepada Rava.
Lalu mereka berdua melanjutkan melihat lihat hal lain, namun nampaknya Pucho belum tertarik sekali dengan salah satu lukisan disitu.
Lukisan yang mereka lihat bagus bagus, namun belum ada yang membuat dirinya tertarik untuk membelinya.
Akhirnya mereka keluar dari galeri tersebut, dan Chika menerima panggilan penting dari tugas kuliah yang ia tinggalkan sehari itu.
Rava dan Pucho menunggu nya di pinggiran jalan.
"Ah disitu ada starling kita duduk disitu, rasanya om ingin bercerita sama Rava tentang lukisan yang saya bilang tadi." Pucho menunjuk starling didekat situ dan mengajak Rava untuk duduk.
Lalu mereka memesan Kopi sachet dan meminumnya disitu.
Rava merasa kurang enak karena diajak bercerita oleh orang yang lebih dewasa dari dirinya, selain orang tuanya sendiri.
Namun ini kesempatan dirinya untuk bertanya apakah bisa ia mengembalikan lukisan milik Rava itu?
"Saya hanya ingin didengar setelah lama ditinggalkan istri om, kamu tidak perlu bingung dan sungkan memberi saya saran atau bertanya, karena saya rasa, Rava pasti sudah paham." ucap Pucho seakan tau apa pikiran Rava.
Rava hanya mengangguk mempersilahkan Pucho untuk bercerita.
"6 tahun lalu, om lagi masa jaya jaya nya, bareng sama Ayah kamu Rav, saya juga bahagia karena keluarga saya yang lengkap dan masih meluangkan waktu untuk keluarga walaupun ditengah kesibukan kerja. Saat itu Chika masih umur 16 tahun, dia masih smp saat itu." ucap Pucho.
"Ditengah kebahagiaan keluarga kecil saya, ternyata saya kurang mengenal tentang istri saya. Nama istri saya Ayas, Istri saya mengidap gagal ginjal, dan dirinya tidak memberitahu kepada siapapun." dia menjeda kalimatnya.
"Mungkin niatnya tidak ingin membuat orang lain sedih, terutama saya dan Chika. Saat itu saya sering melihat Ayas termenung, dan menangis, dirinya sering pergi sendiri, awalnya saya pikir dirinya ingin menenangkan diri."
"Namun saat itu saya melihat Ayas chatting dengan seseorang untuk bertemu, saya kira Ayas selingkuh, saya mengikutinya, saya tidak mengira dirinya pergi ke rumah sakit." tambahnya.
"Emosi saya naik ketika dirinya bertemu dengan laki laki, saya menghampirinya dan menonjok laki laki tersebut, Ayas nampak terkejut karena saya datang tiba tiba, Ayas ingin menengahi saya, karena saya yang tersulut emosi, ingin menghajar kembali laki laki tersebut, namun tidak sengaja mendorong Ayas." Pucho menjeda kalimatnya lagi.
"Ayas berteriak kepada saya, "Kamu tidak tahu apa apa tentangku Pucho, yang kamu tonjok itu dokter yang menangani penyakitku selama ini. Aku gagal ginjal dan waktu ku tidak akan lama." dan perlahan saya menangis." Pucho terlihat matanya menahan diri untuk tidak menangis di depan Rava.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Teen FictionKehidupan Rava dan perjuangan menemukan cinta sejatinya. Delchik