Ducan Jasver, seorang lelaki berumur 42 tahun, memiliki wajah yang sangat tampan. Dia adalah seorang pengusaha sukses yang sangat kaya raya. Memiliki cabang perusahaan didalam dan diluar negeri. Hingga saat ini, dia memilih untuk sendiri dan tidak mau repot-repot memiliki suatu ikatan yang biasa disebut dengan pernikahan. Bagi dia, memiliki suatu ikatan pernikahan sangat membuang waktunya.
Ducan pikir, semua masalah selalu bisa diselesaikan dengan uang. Pun, perihal pelampiasan nafsunya. Tentu saja Ducan juga seorang lelaki normal yang memiliki nafsu dengan makhluk berjenis perempuan. Ducan sering menikmati tubuh seksi para wanita penghibur yang dia beli dengan jalur ekslusif, dia tidak ingin meniduri sembarang wanita. Biasanya Ducan selalu memesan gadis yang masih perawan dan memiliki tubuh yang bagus, jika dia cocok maka gadis itu tidak boleh dipakai oleh orang lain sampai Ducan merasa bosan.
Ducan sendiri biasa di panggil rich sugar daddy, bagaimana tidak dipanggil seperti itu jika yang menjadi baby-nya, akan dimanjakan dengan semua kemewahan yang dia miliki. Mulai dari barang-barang mewah, hunian mewah, bahkan perawatan mewah. Sudah dipastikan yang menjadi babynya tidak akan menyesal. Hal ini tidak masalah bagi pria berumur 42 tahun itu, semua itu sebanding jika mereka bisa memberikan servis terbaik untuknya. Seorang Ducan yang memiliki sifat dingin, cuek, dan memiliki nafsu yang sangat besar, membuat Thomas mucikari langganannya sangat sulit mencarikan gadis dengan sesuai dengan kriteria yang diminta lelaki kaya itu.
"Gimana?? Apakah pesanan saya sudah siap, Thom?" Tanya Ducan sambil memutar kursi kerjanya menghadap jendela besar yang ada di ruangan kantornya.
"Hmm, gimana ya bos. Sebenarnya ada barangnya, cuman dia juga minta syarat yang terbilang gila" Jawab Thomas yang berada disebrang sana.
"Apa syaratnya?"
"Dia minta penthouse mewah, mobil lamborgini model terbaru dan juga uang kontan sebesar 300 Milyar"
Ducan mendegus licik, "Sangat mudah. Tapi, apakah dia juga bisa memberikan saya service yang sangat memuaskan. Bukan hanya memuaskan tetapi sangat-sangat memuaskan mengingat syarat yang dia ajukan juga banyak"
"Nah itu dia bos, kan saya juga belum pernah nyobain..hehehe" Thomas melucu, "tetapi kalau dilihat dari tubuhnya sangat seksi bos, wajahnya juga cantik, kulitnya putih mulus bos" Puji Thomas.
"Hmm, Bercanda kau. Nanti malam saya tunggu di tempat biasanya" Singkatnya kemudian sambungan terputus.
Ducan beranjak dari tempat duduknya kemudian memasukkan kedua tangannya di kedua saku celana kerjanya. Melihat kearah pemandangan kota yang terlihat indah tetapi terasa sesak. Ducan benar-benar merasa bosan saat ini, dia butuh pelampiasan, dia butuh seseorang untuk bisa memuaskan nafsunya.
Tok tok tok...
Suara pintu ruangannya diketuk, kemudian seorang wanita seksi masuk kedalam ruang kerja yang sangat besar itu. Dilihat dari segi berpakaiannya, wanita itu tampak sangat menggoda, rok mininya yang ketat membuat bokongnya mencuat indah ditambah lekukan tubuh yang sangat seksi. Kemeja putih dengan jas yang sangat ketat dibagian dadanya membuat kedua bongkahan besar itu menyumbul keluar.
"Permisi Mr, Ducan. Hari ini saya mau mengingatkan. Jam 2 nanti ada rapat dengan seluruh direksi dari cabang utara" Sekertaris bernama Lita itu berkata dengan nada sedikit manja.
"Hmmm, terima kasih" Singkatnya tanpa menoleh.
Lita kemudian pergi meninggalkan ruangan itu dengan wajah masamnya, padahal gadis itu berharap bisa menggoda bos besarnya itu dan mendapatkan sedikit imbalan dari sesuatu yang akan dia berikan.
"Huft, mendingan gue keluar aja lha daripada ngeliat para tua Bangka" Ducan meraih ponselnya dan mencari satu nama kemudian melakukan panggilan.
Tuuutt....ttuuuttt...
"Hallo"
"Gantikan rapat saya nanti jam 2. Saya ada urusan mendadak" Titahnya.
"Heleh, palingan juga om mau cari mangsa lagi"
"Hmm, dasar bocah laknat. Untung sedarah"
"Yeyeyeye...dah ah aku berangkat" Panggilan terputus.
Ducan hanya menggelengkan kepalanya kemudian meraih kunci yang berada di meja kerjanya, berlalu pergi meninggalkan ruangannya untuk mencari kepuasan batinnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.