Pelukan hangat dari tangan kekar Deon, serta wangi harum tubuhnya membuat Luna benar-benar dimabuk kepayang. Begitu juga dengan Deon, seolah Luna adalah obat baginya yang sangat membuatnya candu. Tubuh Luna terasa hangat pagi hari ini, tersenyum dalam pelukan Deon.
"Morning.." Sapa Deon.
"Hmmm, kok tau aku udah bangun?"
Deon tersenyum kemudian menarik dagu manis wanita itu dan mencumbunya lembut. Menatap lekat kedua iris mata coklat hazel itu. "Morning seks" Goda Deon. Luna tersenyum kemudian mencium kembali bibir Deon, merangkak naik ke atas tubuh kekar Deon. Luna mencium setiap jengkal leher Deon, hingga bagian intinya merasa sesak dan penuh.
"Akkkhh....hmmmppp...." Desah Luna ketika dirinya merasakan penis besar Deon mulai memompanya.
Di bawah, Deon menikmati duah buah gumpalan besar yang menjadi favoritnya. Satu buah dikenyotnya dan satu lagi di remasnya lembut. Luna jelas merasa terbang dengan perlakuan Deon. Diremasnya rambut hitam Deon ketika semakin dalam Deon menyedot putih Luna.
"Aahhh...emmmmppphh...Dee...aahhhh oonnn"
Seolah tuli Deon malah membalikkan posisi mereka, Luna terlentang indah dibawah kungkungan Deon. Blaass...
"Aaaaahhh..hmmmpp" Desah Luna ketika Deon memasukkan lagi penisnya.
Seperti anak kecil yang haus, Deon bergantian memanjakan puting Luna sambil memopa wanita cantik itu.
Tatapan sayu Deon dan deru nafas memburu itu membuat Luna semakin menggila, Luna menarik tengkuk leher Deon dan mencium bibir Deon bernafsu.
"Faassshh aahhh teerr...De...aaaahhhmmmmpp Deoonmm faasshhtteeerr..." Desah Luna.
Deon tersenyum dan semakin mempercepat genjotannya. Memutar-putar penisnya menambah kenikmatan untuk Luna. Wanita itu benar-benar menjadi gila dengan permainan Deon yang berbeda dengan yang lain.
Ciuman mesra Deon membuat Luna mabuk hingga Deon menekan penisnya lebih dalam dan mengeluarkan spremanya didalam rahim Luna.
Hangat. Satu kata yang mewakili rahim Luna saat ini. Nafas mereka benar-benar habis karna permainan pagi ini. Sebuah pelukan dan kecupan di kening sebagai tanda akhir permainan mereka.
"Love you" kata Deon.
Luna tersenyum, "Love you too" kemudian Luna memeluk erat Deon.
Jangan tanyakan perasaan Deon saat ini yang akhirnya, Luna membalas cintanya. Pun, dengan Luna. Daniel? Ntah nama itu seakan hilang dari kedua pikiran mereka.
----------------------------------------------------------------------
Hal itu berlanjut hingga sore hari. Di balkon, Luna memeluk erat selimut putih yang membalut tubuhnya. Menatap matahari terbenam dari kamar hotelnya, Luna terdiam memikirkan sesuatu. Hingga, Deon memeluknya dari belakang.
Mengecup pundak mulus Luna, "Kenapa sayang?" Tanya Deon lembut.
"Enggak apa-apa, cuman ngeliat matahari aja, bagus banget habis ini langitnya" Puji Luna.
Deon mengeratkan pelukannya. "Maaf untuk yang lalu" Ucapnya ditelinga Luna sambil memeluk erat wanitanya itu.
Luna tersenyum,"Besok ke tempatnya Bulan yuk" Ajak Luna.
Deon menganggukan kepalanya,"Tapi, sekarang ada yang mau ngomong sama kamu"
Luna membalikkan tubuhnya dan melihat kearah Deon dengan pandangan bingung. Deon tersenyum sambil memakaikan kemeja putih panjang miliknya yang kebesaran.
Luna semakin bingung dengan perlakuan Deon. Hingga saat ini dirinya tengah duduk di ruang tamu dan dihadapkan dengan laptop milik Deon. Tak lama laptop Deon tersambung dengan seseorang yang berada jauh disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Love
Teen FictionTentang kehidupan seorang gadis bernama Kaluna Queen Lasya