21

25 8 12
                                    

Matahari pagi ini terasa hangat, udara hari ini pun tidak terlalu dingin atau pun panas. Cuasa hari ini sangat cocok jika ingin berpergian keluar rumah. Seperti yang dilakukan Luna, Danial dan Daniel. Mereka bertiga bermain sebentar di taman dekat sekolah Danial. Hari ini, Ducan memang mengijinkan Luna untuk pergi berbelanja dan memanjakan tubuh kekasihnya itu. Di dampingin Daniel, Luna sangat antusias ketika Daniel untuk menjemput adiknya itu.

"Kaaaaaaaaaaakkkkk ayoookkk lebih tinggi lagi" Kata Danial kepada Luna ketika gadis kecil itu sedang bermain ayunan.

Luna sangat senang bermain dengan gadis kecil itu, mendorong sedikit keras, ayunan itu pun ikut sedikit bergerak cepat. Daniel hanya mengamati dari tempat duduk yang ada di taman itu.

"Nial, ayok kita makan es krim" Ajak Luna sambil berusaha menghentikan ayunan itu.

Senyum Danial terlihat sangat lebar, "Ayoooo" Teriak Danial senang.

Tangan kecil dan halus Danial digenggam erat oleh Luna, entah kenapa rasanya Luna tak ingin melepaskan tangan kecil Danial. Rasanya seperti mimpi jika Luna merasakan tangan kecil ini. Rindu. Satu kata yang menggambarkan perasaan Luna hari ini.

"Bang, bagi duit" Kata Danial kepada kakaknya sambil menodongkan tangannya.

Daniel hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya itu. Luna ikut tertawa kecil. Singkatnya sekarang mereka sedang menikmati es krim sambil duduk ditaman. Danial dengan dunianya sendiri menikmati es krim rasa coklat sambil bersenandung kecil. Luna yang menikmati es krim rasa strawberry tidak lepas menatap Danial.

"Kenapa nggak pulang?" Tanya Daniel membuyarkan lamunan Luna.

Luna yang tersadar kemudian menoleh ke Daniel. "Pulang?? Pulang kemana?"

"Pulang kerumah lah, nemuin adekmu"

Perlahan tatapan Luna memudar dan turun kebawah. Memalingkan tatapannya dan kembali menatap Danial. Suasana menjadi hening.

"Kalau sudah selesai semua, aku juga ingin pulang kok, Dan" Ucap Luna dengan lembut. "Aku juga udah terlalu lama kayaknya ninggalin dia sendirian. Dia pasti kesepian dan takut" Lanjutnya lagi dengan lirih.

Perkataan Luna ini membuat Daniel sedikit terkejut. Ntah kenapa perkataan Luna bukan hanya sekedar perkataan bagi Daniel.

"Nanti malam, Danial tidur ditempatku ya, Dan" Ucap Luna seakan mengalihkan perhatian Daniel.

"Ngadi-ngadi lo. Jangan ngajarin adek gue aneh-aneh deh"

Luna melihat Daniel sinis, "Om Ducan lagi ke Kalimantan, jadi aku sendirian. Lagian aku juga udah ijin kok"

Seketika Daniel buru-buru untuk melihat ponselnya, dan benar saja 10 menit yang lalu Ducan mengirimkannya pesan singkat.

"Yaudah, beli kebutuhan elo dulu aja kalau gitu baru nanti mampir sebentar ke rumah buat ambil bajunya Danial" Kata Daniel sambil mengutak-atik ponselnya.

Luna tersenyum senang. "Yaudah aku mau main lagi sama, Nial" Kata Luna yang kemudian menghampiri gadis kecil itu.

Langkah kedua wanita itu seperti kupu-kupu yang sedang menari indah di atas kelopak bunga cantik yang tumbuh ditaman ini. Senyuman mereka mengembang bersama, canda tawa mereka pun terdengar seperti alunan music dari langit. Seperti kakak adik, Luna dan Danial sangat bahagia menikmati hari ini hingga seseorang merasa iri dari balik sorot mata tajamnya.

----------------------------------------------------------------------

"Euuuh,hmmmmmpp" Keluh lelaki kekar bernama Deon dari balik selimut putihnya sambil merenggangkan tubuhnya.

Queen LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang