09

32 11 2
                                    

"Dan.. Ikut gue yookk" Ajak Deon yang sekarang sedang berada dikamar Daniel. Deon menarik-narik selimut Daniel.

"Apasih! Ogah. Dah sono lu pergi. Gue mau tidur. Ngantuk" Daniel menarik lagi selimutnya.

"Ck. Gak seru lo"

"Bomat" Singkat Daniel.

"Gue malas wee ke apartemen nih cewek. Om Ducan juga aneh-aneh banget dah" Gerutu Deon seperti wanita PMS.

"Yaudah sih tolak aja. Syukur kalo lo mau ya sekalian main disana. Sapa tau aja cocok"

"Cocok mbahmu!" Deon melempar bantal kearah Daniel.

"Eh bangsat!"

"Gue sumpahin lo sakit perut biar gak bangun sekalian!" Deon menyumpai Daniel sebelum meninggalkan pintu kamar.

"Wooo setan, gue sumpahin balik lo klepek-klepek sama itu cewek!!" Balas sumpahnya.

Deon berlalu meninggalkan kamar Daniel. Mengambil kunci mobil dan bersiap pergi keapartemen yang diberitahu oleh Om Ducan semalam.

"Kak Deon nggak mau sarapan dulu?" Tanya Danial yang sudah duduk di meja makan dengan roti lapis didepannya.

Mendengar itu,langak jenjang Deon terhenti. "Eh. Nial udah bangun?" Berjalan kearah Danial.

"Hari ini libur ya?" Tanya Deon lagi sambil mengelus rambut hitam Danial.

"Iya kak, tadi malam habis nobar sama bang Daniel"

"Nobar? Hmmm pasti film horor"

"Hehehehe" Danial memamerkan barisan gigi putihnya.

"Yaudah, kakak berangkat dulu ya. Ada perlu soalnya" Pamit Deon.

"Ok hati-hati kak"

Deon pergi meninggalkan kediaman nyaman sahabatnya itu menuju apartemen milik omnya.

Selama perjalanan, wajah Deon jelas tampak kesal sekali. Seharusnya hari ini dia libur, dihari libur biasanya dia akan bersantai atau jalan-jalan kesuatu tempat untuk mencari seseorang.

Tiba di basement apartemen, Deon menghubungi Ducan terlebih dahulu. Seakan paham dengan kebiasaan omnya jika bersama seorang wanita.

Ku tahu dia milikmu tercinta
Sebagai kembang yang kau pilih
Namun, hatiku-hatinya mengisyaratkan rasa
Ingin memetik, merangkai, menjadikan ikatan abadi, oh-ho-ho-ho
Mendambakannya
Merindukannya

Suara lagu dari padi terdengar di mobil sport hitam Deon sambil menunggu panggilan diterima dari om Ducan. Hingga 20 menit berlalu pun panggilan itu baru tersambung.

"Halo" Suara berat itu terdengar.

"Kebiasaan kan, hmmm untung sodara sendiri" Omel Deon.

"Hehehe, biasa donk morning sex dulu. Nanti kamu juga bakalan ngerasain"

"Ogah. Aku naik nih om" Keluar dari mobil.

"Lama bukain pintu, aku pulang" Ancam Deon yang langsung memutuskan panggilan.

Sementara di kamar Luna, mereka berdua baru saja melakukan pelepasan kedua untuk morning sex hari ini.

"Kita lanjut nanti malam lagi ya sayang" Luna mengangguk pasrah. Tubuhnya benar-benar lelah digempur terus-terusan.

"Nanti om panggilkan terapis buat kamu ya. Om tau kamu pasti capek"

"Iya om makasih ya" Luna mengangguk senang.

"Yaudah kamu mandi duluan, om nunggu Deon dulu" Ducan mengusap rambut Luna yang berada dikeningnya.

"Nggak mau mandi bareng??" Goda Luna sambil memperlihatkan kedua bongkahan payudaranya.

Queen LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang