15.

25 11 0
                                    

Tuk. Tuk. Tuk.

Pena yang di pegang Deon berbunyi di meja kerjanya. Pandangannya tidak tertuju pada pekerjaan yang ada depannya. Pikirannya saat ini seperti layang-layang, kesana kemari tak tentu arah. Menyendarkan tubuhnya di kursi kerjanya, Deon memejamkan kedua matanya.

Hari ini seharusnya bisa menjadi hari tenang untuk Deon, tapi kepulangan lelaki tua itu membuat moodnya buruk. Deon jelas tau apa yang sedang mereka lakukan saat ini. Seketika pikirannya terpecah. Mengingat kejadian malam itu, walapun tak lama, hal itu tetap membuat Deon yakin jika wanita itu mengenalinya.

"Mikir bokep ya lo" Goda Daniel yang berada didepan pintu kantor Deon.

"Sembarangan" Singkatnya.

Daniel memasuki ruangan Deon dan duduk di sofa empuk. Deon masih terdiam tanpa melihat atau menghiraukan Daniel.

"Gue denger besok pagi Om Ducan balik korea ya?"

"Hmm"

Daniel mengangguk paham, "Gila sih Om lo. Demi nafsu dia balik terus pergi lagi. Luna emang beda dari yang lainnya. Om lo aja sampe dibuat bertekuk lutut weee"

Mendengar ucapan Daniel, membuat kedua mata Deon terbuka lebar. Deon jelas tidak suka mendengar hal itu, karna itu berarti Daniel menganggap Luna sebagai pemuas nafsu. Walaupun kenyataannya demikian tapi tetap saja Deon tidak suka.

"Lo nggak ada kerjaan?" Tanya Deon kesal.

Daniel menggelengkan kepalanya, "Om lo lagi di rumahnya sama Luna. Dari kemarin mereka nggak kemana-mana"

Deon mengernyitkan keningnya. Pantas saja dari kemarin chatnya tidak dibalas oleh Luna. Mendengarnya saja Deon sudah pusing, jadi lebih baik Deon keluar kantor menenangkan dirinya.

"Kemana wooii"

"Nyebat" Singkat Deon.

"Ikuoottt"

------

"Pagi sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi sayang.. "Sapa Ducan yang baru saja masuk ke kamar utamanya.

Tampak seorang gadis muda tengah berbaring lemas dengan posisi telungkup, memamerkan punggung polosnya, selimut putih itu hanya menutupi sampai bagian bawah saja.

" Eeemm... Om udah bangun" Jawabnya lemas dengan suara lembutnya.

Ducan terkekeh melihat keadaan Luna sekarang. Bagaimana tidak lemas, Luna dihajar habis-habisan dengan berbagai gaya.

Mereka melakukan hal itu dari kemarin, mulai dari dikamar mandi, ruang tamu, ruang tengah, kamar utama, ruang kerja, balkon, bahkan didapur. Entah sudah berapa banyak benih yang Ducan masukkan ke dalam rahim Luna.

"Kamu makan dulu ya sayang, Om mau meeting Zoom bentar" Mengusap pipi Luna lembut.

"Hmmm, nanti aja ya om, Luna masih lemas banget"

Queen LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang