19.

25 9 1
                                    

"Jadi kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan bukan" Kata seseorang yang sedang berdiri tegap menghadap jendela besar sambil menikmati coklat hangat.

"Hmmm, tidak sepenuhnya"

Mendengar itu, lelaki berbadan tegap itu memutar tubuhnya dan menghadap ke arah seorang wanita cantik yang sedang duduk santai dengan pakaian seksinya di sofa.

"Maksud kamu?"

Senyum kecil yang terkesan sinis itu terlihat, "Aku memang sudah tidur dengan Ducan, tapi aku masih belum mendapatkan dia sepenuhnya"

Masih melihat dengan wajah curiga, Alister meletakkan cangkirnya dimeja dan berjalan ke arah wanita yang biasa dipanggil Zia.

"Aku memang sudah tidur dengan Ducan, tapi aku belum menikmati sperma yang dia miliki"

Alister yang mendengar itu kemudian terkekeh kecil sambil bersandar di kursi sofa. "Lalu, apa yang kamu lakukan kemarin sampai belum bisa mendapatkan Ducan sepenuhnya"

"Dia terlalu savety dan dia benar-benar selalu memakai pengaman ketika kami melakukannya"

Alister terdiam, dan tak lama lelaki tampan itu tertawa keras. Ternyata memang hanya satu wanita yang dapat meluluhkan hati keras Ducan.

"Kenapa kamu tertawa seperti itu?" Tanya Zia heran.

"Kalau boleh aku kasih saran, mending kamu pergi sebelum kamu lebih sakit hati lagi" Kata Alister dengan santai. "Kamu bukan tandingan wanita itu"

Zia yang merasa diremehkan pun tidak terima, wanita itu marah dan kesal. "MAKSUD KAMU APA!!" Teriak Zia sambil berdiri.

"Selamanya kamu nggak akan bisa memiliki Ducan sepenuhnya, walaupun cintanya untuk kamu" Jelas Alister. "Dan aku yakin, seiring berjalannya waktu, cintanya ke kamu pasti akan hilang" Alister ikut berdiri dan berjalan mendekati Zia.

Tatapan Zia jelas menjadi sinis dan tajam, sedangkan tatapan Alister terlihat santay walaupun tampak mengintimidasi.

"Apalagi, kalau sampai tau seperti apa kelakuan wanita yang dia tunggu selama ini" Ucap Alister tegas sambil menarik tubuh ideal Zia.

"Maksud kamu apa!!! Jaga omongan kamu!! Dan lepaskan aku!!" Teriak Zia sambil meronta-ronta.

Bukan melepaskan pelukannya, Alister malah semakin mengeratkan tubuhnya dengan tubuh Zia hingga di dorongnya sampai ke dinding. Tak ada jarak antara mereka, Tubuh tinggi Alister dengan mudah melihat wajah cantik Zia, nafas Zia seakan sesak karna perlakuan Alister. Tangan besar Alister kini menyapa paha mulus Zia. Darah Zia terasa panas tatkala tangan besar itu menyapa bagian intimnya dari luar g-string.

"Ehhmm...." Zia sekuat tenaga menahan desahannya, tetapi gerakan jemari lentik Alister membuat Zia benar-benar ingin berteriak.

Sementara Alister, dia tersenyum licik.

Sementara Alister, dia tersenyum licik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Queen LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang