Sudah dua hari berlalu Jisung tinggal di istana, selama dua hari ini pun Jisung hampir seharian duduk di dalam kamar sambil belajar menyulam.
Kemarin, Seungmin selaku calon mertua sekaligus ratu di negeri ini tiba-tiba datang menemui Jisung. Pemuda manis itu menanyakan kabar Jisung sekaligus mengajak Jisung menyulam karena katanya Seungmin sangat menyukai bentuk sulaman hasil Jisung dulu.
Jisung gelagapan, ia selama ini tidak pernah menyentuh alat sulam dan sekarang calon mertuanya malah ingin melihat hasilnya. Dengan akal-akalannya Jisung kemarin bisa lolos dengan cara berbohong kalau tangannya sedikit kaku, tapi setelah itu Jisung langsung meminta salah satu dayang untuk membawakan alat sulam ke kamarnya.
Dan selama semalaman Jisung belajar secara mandiri bagaimana cara menggunakan alat tersebut.
Jisung menghela nafas lelah, ia lelah belajar menyulam. Tidak ada hasilnya, bukannya bagus jadi berantakan begini. Jisung ingin menangis saja.
Ketika dirinya sedang fokus, tiba-tiba suara dayang dari luar membuatnya terkejut.
"Yang mulia, Putri Ryujin ingin menemui anda." Jisung berpikir sebentar, ia lupa jika mereka empat bersaudara.
"Silahkan masuk." tak berselang lama, pintu terbuka menampilkan seorang gadis cantik berkulit putih memasuki kamarnya. Gadis itu tersenyum kecil kemudian duduk di hadapan Jisung.
"Apa kabar yang mulia?" tanya Ryujin ramah
"Kabar baik, bagaimana denganmu?"
"Baik yang mulia. Tujuan saya kemari atas perintah yang mulia ratu, ia meminta saya untuk menemani yang mulia disini. Ibunda takut kalau yang mulia merasa kesepian." Ah, jadi begini rasanya menjadi orang penting di kerajaan.
Jujur saja, Jisung memang sedikit merasa kesepian, selama dua hari ini ia tidak ada teman mengobrol. Para dayang pun nampak kaku ketika bersamanya.
Jisung pun meminta dayang membawakan teh untuk mereka.
Sambil menunggu teh tersebut datang, Ryujin mengeluarkan dua buah gulungan benang berwarna kemudian meletakkannya di depan Jisung.
"Kemarin saya pergi keluar istana dan membelikan benang sutra ini untuk yang mulia."
"Keluar istana?" tanya Jisung heran, Ryujin tersenyum lebar.
"Iya yang mulia." Jisung terdiam sebentar, ia ingin jalan-jalan diluar istana, tapi ia tidak tahu apa boleh keluar disaat seperti ini. Ryujin yang menyadari raut bingung Jisung pun tersenyum kecil.
"Apa yang mulia ingin jalan-jalan?" Jisung mendongak menatap Ryujin senang
"Apa boleh?" Ryujin mengangguk
"Tentu saja yang mulia. Saya akan mengizinkannya dengan putra mahkota."
"Ah tidak-tidak, biar aku saja yang menemuinya." Ryujin memilih mengikuti kemauan Jisung.
Keduanya pun lanjut berbincang sambil meminum teh yang sudah disiapkan oleh dayang, hingga tidak terasa waktu berlalu begitu cepat.
"Terima kasih sudah menemaniku putri."
"Terima kasih juga anda mau menghabiskan waktu dengan saya yang mulia. Kalau begitu saya pamit yang mulia." Ryujin sedikit membungkuk memberi hormat kemudian pergi dari kamar Jisung.
*
*
Keesokannya, Jisung berencana menemui Minho meminta izin padanya untuk pergi jalan-jalan diluar. Yah walau kecil persentase ia dibolehkan, tapi apa salahnya mencoba.
Jadi, setelah menyantap makan siangnya Jisung bergegas menemui Minho yang sedang berada di Seongjeongak, tempat belajar putra mahkota bersama para menteri. Ketika sampai disana, Jisung tidak diperbolehkan masuk, tapi ia bersikeras menunggu sampai Minho selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince | [Minsung kingdom story]
FantasyJisung seorang mahasiswa yang hidupnya terlalu monoton tiba-tiba terbangun di era Joseon dan menjalani hidup sebagai pasangan dari putra mahkota. 'Gila, ini beneran gila..' 'HUAAAAAA!!!! ••••• ⚠Bxb Harap bijak dalam memilih bacaan, gak suka? Silahka...