아홉

1.5K 130 3
                                    

Kita percepat sedikit yaa...


Badan kecil itu beringsut mendekati tubuh yang lebih besar, mencari kehangatan lewat pelukan sang dominan. Yang lebih tua pun merengkuh pinggang kecil itu lebih erat membawanya semakin dekat.

Udara dingin pagi ini mampu membuat Jisung semakin betah dalam dunia mimpi. Terlebih lagi, mereka baru tertidur dini hari karena habis melakukan ekhem ekhem.

Ya, akhirnya Jisung mengizinkan Minho untuk memilikinya seutuhnya. Tidak terasa, sudah empat hari berlalu keduanya tidur bersama dan semalam menjadi malam panjang bagi mereka.

Beberapa menit kemudian Jisung terbangun karena mendengar dayang Choi memanggil namanya. Ia mendongak menatap wajah tampan Minho yang masih asik dalam mimpi.

Tangan kecilnya terulur mengusap pelan wajah tampan bak pahatan dewa itu, masih tidak menyangka ada manusia setampan ini dan ia adalah suaminya sendiri.

Sesaat Jisung merasa sedih mengingat suatu saat mungkin ia harus kembali ke kehidupan aslinya dan meninggalkan Minho serta segala yang ada di dunia ini. Namun untuk saat ini, Jisung ingin menikmati hidupnya sebagai Putri Mahkota dan menjadikan pangeran Jisung ratu di masa depan.

"Sudah puas hm?" Jisung reflek menjauhkan tangannya namun segera ditahan oleh Minho.

"S-sudah bangun?" Minho mengangguk sambil menaruh kembali tangan putih Jisung di pipinya.

Sial, Jisung jadi malu abis tertangkap basah.

"L-lepas." Jisung hendak menarik tangannya, tapi suaminya ini malah menahannya lebih kuat.

"Sebentar lagi Ji, aku masih mengantuk." Jisung mendengus, maunya sih juga begitu tapi dayang Choi di depan sana sudah menunggu dirinya.

"Nanti lagi, kau hari ini ada janji pergi berburu dengan pangeran Hyunjin." ucap Jisung lembut, Minho menghela nafas malas. Kalau bukan karena janji mana mau dia bangun dan melepaskan tangannya dari pinggang ramping Jisung.

Dengan malas ia pun bangun lebih dulu, menyelimuti tubuh Jisung yang hanya terbalut kain sutra tipis.

"Tunggu sebentar, biar aku rapihkan dulu." Jisung membiarkan Minho membereskan pakaian mereka yang tergeletak mengenaskan di lantai. 

Setelah beberapa saat, Jisung dan Minho pun sudah selesai mengenakan pakaian mereka semalam. Terlihat berantakan, tapi lebih baik daripada sebelumnya. Keduanya pun sudah duduk manis diatas kasur ketika dayang Choi dan dayang Kim memasuki kamar.

Tanpa perlu di jelaskan, mereka tentu paham apa yang sudah terjadi semalam. Melihat bagaimana keduanya yang terlihat berantakan pagi ini, sudah cukup menjelaskan semuanya.

"Salam Yang Mulia."

"Tolong urus putri mahkota dengan pelan dan hati-hati." Jisung melirik Minho, takut suaminya ini berbicara yang bukan-bukan.

"Dia tadi malam terpeleset, jadi jangan sampai putri merasakan sakit." kedua dayang itu mengangguk kecil mendengar perintah Minho, setelah itu Minho memakai jubah biru miliknya dan pergi kembali ke kamarnya bersama pengawal dan beberapa dayang miliknya.

Setelah kepergian Minho, dayang Kim terlihat menahan senyum sambil beberapa kali mencuri pandang kearah Jisung dan tentu saja disadari oleh pemuda manis itu.

"Jika kau ingin tertawa, tertawalah." ujar Jisung lelah, dayang Choi menyenggol lengan juniornya agar berhenti, sementara Jisung menghela nafas sambil menahan malu.

*

*

*

Jisung sudah duduk manis di dalam kamarnya, dia juga sudah mandi ngomong-ngomong.

The Crown Prince | [Minsung kingdom story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang