열아홉

1K 116 10
                                    

Di salah satu kamar rumah sakit, ada seorang pemuda tengah tertidur pulas dengan selang oksigen yang menutupi setengah wajahnya.

Disampingnya, ada pemuda lainnya yang dengan setia menunggu dirinya setiap hari.

Ia nampak termenung menatap wajah pucat temannya ini, pipi chubby itu kini terlihat tirus, bibir yang selalu terlihat pink nampak pucat. Tidak terasa sudah satu bulan lamanya ia menutup matanya meninggalkan keluarganya yang selalu khawatir setiap hari.

"Gak gue sangka, Han Jisung si cerewet ini harus bergantung dengan selang oksigen. Lo gak capek Ji tidur terus? Bangun dong, gue sepi di kampus gak ada lo."

"Sadar dong Ji, lo gak kangen apa sama gue? Gue janji deh gak ninggalin lo jomblo sendirian." tak lama kemudian, tiba-tiba monitor pendeteksi detak jantung berbunyi nyaring membuat Wooyoung panik. Ia segera memencet tombol darurat dan tak lama kemudian beberapa perawat dan dokter datang terburu-buru.

"Tegangan 100 J sudah siap."

"Clear."

Dokter menyentak tubuh Jisung dengan defibrillator, Jisung masih tidak menunjukkan tanda-tanda membaik.

"Berikan suntikan epinferin, naikkan tegangan ke 150 J." Perawat tersebut mengambil suntikan dan mengikuti instruksi dokter.



"Tengan 150 J sudah siap."

"Clear."











"Kumohon, bergeraklah lebih cepat!!" pinta dayang Kim pada Yunho yang berlari tergopoh-gopoh mengikuti gadis itu.

Minho baru saja keluar dari kediamannya hendak menemui Jisung. "Bukankah itu dayang milik Jisung?" tanya Minho pada Keonhee sang kasim, pemuda itu menatap kearah yang dimaksud dan melihat dayang Kim bersama Yunho.

"Benar Yang Mulia, tapi dibelakangnya kenapa ada tabib Yunho?"


Dayang Kim mendekati Minho dengan wajah panik.

"Ada apa?"

"Y-yang Mulia, Putri Mahkota.." Minho awalnya bingung, namun sedetik kemudian berlari kencang menuju dapur istana.

"Yang Mulia. Bahaya jika anda berlari Yang Mulia.." teriak Keonhee panik. Minho sendiri tidak perduli, ia terus berlari.



Dayang Choi baru saja memasuki dapur istana. "Yang Mulia.. Setelah saya memikirkannya lagi, semua kecerewetan saya demi kebaikan Yang Mulia sendiri..." Dayang Choi terus saja mengoceh tanpa tahu keadaan apa yang sebenarnya terjadi

"Yang Mulia-

Dayang senior itu terkejut melihat Jisung berada diatas lantai, disampingnya ada kepala koki yang sedang menangis memanggil Jisung dan Wooyoung yang hanya bisa menunduk dalam.

"Astaga, Yang Mulia!!" dayang senior itu buru-buru mendekati Jisung, kepala koki segera bergeser memberi tempat pada dayang Choi.

"Ada apa ini?" panik dayang tersebut sambil berusaha membangunkan Jisung.

"Kami sedang memanggil tabib Yunho." ucap kepala koki sambil menenangkan dayang Choi.

"Yang Mulia, anda tidak boleh seperti ini. Anda tidak boleh meninggal Yang Mulia, saya berjanji tidak akan cerewet lagi. Karena itulah, saya mohon Yang Mulia harus bangun." dayang Choi menangis histeris melihat keadaan Jisung, ia memukuli tubuh kepala koki.

The Crown Prince | [Minsung kingdom story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang