열셋

416 64 9
                                    

Man teman jangan lupa votenya dong, makasiii<3




Beberapa dayang nampak kebingungan ketika melewati barisan dayang-dayang senior dan juga para pengawal di dekat bangunan terbuka atau sebut saja aula.

Sedangkan diatas aula sana, ada beberapa pengawal juga berdiri di masing-masing pojok bangunan mengawasi sekitar.

Suatu momen yang jarang atau mungkin hampir tidak pernah terjadi di istana.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Mari kita mundur sedikit..

<<<<<<<<

Pagi ini, Jisung terbangun dalam dekapan hangat suaminya. Ia mendongak menatap wajah tampan Minho yang terlihat sangat damai saat tertidur.

"Sudah puas menatapku Putri?" Jisung terkejut ketika suara serak itu menyapa indra pendengarannya.

"Sejak kapan kau bangun?"

"Hmm?? Entah, mungkin sejak awal kau mengamatiku." Minho terkekeh gemas melihat wajah memerah Jisung, sementara si manis menelusupkan wajahnya di perpotongan leher sang dominan. Menyembunyikan rona merah yang sialnya sudah tertangkap basah oleh Minho.

Minho memeluk erat tubuh mungil Jisung, membawa pasangan hidupnya masuk dalam pelukan hangat. Sampai beberapa saat kemudian si manis melepaskan pelukannya kemudian segera duduk menjauh membuat Minho mengernyit bingung.

"Kau bau." hanya dua patah kata, tapi mampu membuat Minho diam tidak berkutik.

"M-maksudnya?"

"Kau bau Yang Mulia, sana pergi bersiap-siap. Kau akan ada kelas pagi ini bersama ayahku." ucap Jisung sembari mengusir suaminya. Minho menghela nafas, sepertinya ia harus mulai terbiasa dengan perubahan mood istrinya ini.

Setelah memakai kembali pakaiannya, Minho mendekati Jisung yang masih duduk diatas kasur. Jisung hendak menghindar sebelum akhirnya Minho menahan lengannya dan menariknya pelan.

"Aku akan menemuimu nanti siang." Jisung mengangguk saja sambil menahan nafas, melihat respon seperti itu membuat Minho lagi-lagi hanya bisa menghela nafas.

Ia pun kemudian meninggalkan ciuman di kening Jisung sebelum akhirnya berlalu pergi kembali ke kamarnya. Tak lama kemudian dayang Choi dan dayang Kim pun masuk dan memulai rutinitas mereka seperti biasa, membantu Jisung bersiap-siap.

Selesai mandi dan berpakaian, dayang Choi meminta salah satu dayang junior untuk membawakan sarapan namun sebelum dayang itu pergi Jisung menolak untuk makan pagi. Ia hanya ingin minum teh untuk menghilangkan mual atau mungkin morning sickness.

Setelah menikmati teh hangat miliknya, Jisung merasa lebih baik. Sesaat, ia bingung ingin melakukan apa. Memanah, mana mungkin diizinkan. Memasak? Ah dia sedang malas.

Jisung ingin bersantai.

Kemudian matanya tidak sengaja melihat keranjang berisi mahkota bunga yang semalam ia beli dari Kyujin. Lalu muncul satu keinginan dalam dirinya.

Keinginan yang sedikit-mungkin-sulit untuk dikabulkan. Tapi apa salahnya mencoba?

Jisung mendongak menatap kedua dayang kesayangannya kemudian beralih ke dayang Choi.

"Aku ingin menemui Yang Mulia Ratu." kedua dayang itu terkejut, ada masalah apa hingga Putri ingin menemui Ratu?

"Kenapa kalian diam?" Sadar akan kesalahannya, kedua dayang itu langsung berdiri dan keluar dari kamar Jisung lalu meminta Wooyoung bersiap.

The Crown Prince | [Minsung kingdom story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang