하나

1.4K 111 4
                                    

Seorang pemuda berpipi chubby terlihat sedang melangkah lesu menelusuri lorong menuju kelasnya. Ia melirik jam tangannya, masih ada waktu sekitar 20 menit lagi sebelum kelas dimulai.

Sedang asik menikmati semilir angin pagi yang membuatnya kembali mengantuk, tiba-tiba kegiatannya terganggu ketika ada seseorang yang menepuk bahu kanannya membuatnya mau tak mau menoleh. Ia mendapati teman dekatnya, Jung Woooyoung sedang tersenyum lebar sampai memperlihatkan deretan giginya.

"Selamat pagi Jisungie~~" sapa Wooyoung ramah sambil merangkul tubuhnya. Jisung hanya pasrah ketika tubuhnya makin dekat dengan Wooyoung.

"Hmm selamat pagi Uyong.." balas Jisung sedikit tidak niat. Tolong maklum, Jisung masih mengantuk.

"Semangat dong, lesu lemes gitu." Kata-kata penyemangat dari temannya ini tidak berarti apapun bagi Jisung, karena ia hanya butuh tidur.

Sesampainya di kelas, Jisung memilih mengabaikan ocehan Wooyoung yang menceritakan bagaimana kencannya semalam dengan sang kakak tingkat dan menelungkupkan wajahnya diatas meja guna melanjutkan tidurnya jika sempat.

Wooyoung bahkan tidak menyadari kalau dirinya tidak di dengar oleh Jisung.

Tapi, keinginan Jisung untuk tidur sepertinya tidak dikabulkan. Karena ketika ia baru saja menuju alam mimpi, Wooyoung berhenti berbicara membuat Jisung akhirnya mendongak karena merasa heran.

Dan ternyata di depan sana, sudah ada dosen yang akan mengajar kelasnya pagi ini.

'Hah, sial..'

Setelah hampir dua jam lamanya terjebak di dalam kelas yang super nyaman untuk dipakai tidur, akhirnya dosen mereka pun menyelesaikan kelas pagi ini. Jisung melirik Wooyoung yang sedang memasukkan barang bawaannya kedalam tas.

"Langsung pulang?" Wooyoung mengangguk antusias, seperti ada yang mencurigakan disini.

"Lo pasti mau ketemu kakak tingkat itu lagi kan?" tebak Jisung yang berhasil membuat Wooyoung menatap dirinya antusias.

"Lo tau Ji, gue mau diajak movie date... Aaaa gue gak sabar nonton film berdua, makan siang bareng, pulang dianterin. Lo iri kan?" Demi apapun, Jisung gak iri sama sekali.

Dia bahkan gak tertarik buat mencari pasangan.

"Apa muka gue keliatan iri?" Wooyoung mencebik kesal dengan jawaban yang diberikan Jisung.

"Lo harus cari pasangan Ji, lama-lama lo bisa jadi perjaka tua kalau sendiri terus. Gue kenalin deh sama temennya kak San, gimana?" Jisung menatap malas, dia gak ada waktu buat ngurusin percintaannya.

Tanpa menjawab ucapan Wooyoung, Jisung beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Wooyoung seorang diri di kelas.

"Han Jisung sialan!"


Jisung menghela nafas, rasa kantuknya sudah hilang. Kini dirinya malah sedang berdiri dibalik deretan rak-rak buku tebal bertuliskan 'Sejarah'. Entah kerasukan setan apa seorang Han Jisung menginjakkan kakinya di perpustakaan.

Karena sudah terlanjur sampai disini, ia pun berniat melihat-lihat buku yang sekiranya menarik dan dapat ia pinjam.

Kepalanya mendongak menatap deretan buku yang tersusun rapih sesuai abjad. Sampai kemudian ia melihat satu buku usang yang nampak tidak terawat dan jarang tersentuh oleh para pengunjung perpustakaan.

Jisung meraihnya, buku itu terlihat berbeda dari kebanyakan buku yang ia lihat. Dengan sampul cokelat dengan beberapa hiasan unik berwarna putih di bagian pinggir, dibagian tengah ada gambar sebuah bangunan yang Jisung yakini kalau itu merupakan sebuah istana. 

The Crown Prince | [Minsung kingdom story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang