Keduanya tidak ada yang berani berbicara saat ini, baik Teddy maupun Adel saling memandang satu sama lain. Masalah ini baru saja selesai beberapa hari belakangan diantara mereka, dan terungkit kembali.
" Itu... " Adel akhirnya berniat berbicara lebih dulu, namun Teddy menahannya lebih dulu dengan cara menggenggam tangannya.
" Iya ma, memang adel sempat mengonsumsi obat untuk menunda kehamilannya dulu. Kami sudah mendiskusikannya berdua untuk saat ini setidaknya " kata Teddy.
" Kenapa alasannya ? " tanya Tari sambil memandang Adel yang tertunduk. " Mama mau Adel yang jawab, jangan kamu. Kamu bisa aja ngomelin istri kamu "
" Karena kesibukan ma, apalagi ada beberapa kendala yang mengancam keselamatan aku belakangan ini. Aku cuma takut nantinya akan lebih berbahaya lagi dan juga.. kami kan baru kenal lalu menikah, banyak hal yang perlu kami lebih kenal lagi supaya nantinya anak kami ga kekurangan kasih sayang.. "
Tari menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia berdiri dari posisinya dan menyilangkan tangannya. Dia lagu mendekati Adel, berdiri dihadapan menantunya itu, " Ma.. " Teddy yang khawatir ibunya akan marah besar mendekatkan dirinya ke arah istrinya, jaga jaga sebelum ibunya membuat merah pipi sang istri.
" Kamu tuh kasian banget sih nak.. Aduhh " tari malah memeluk tubuh menantunya itu. Teddy sendiri kaget dibuatnya.
" Pasti karena mas Teddymu ini terlalu kaku ya sama kamu, sampai kamu merasa takut anakmu kekurangan kasih sayang.. " kata Tari sambil melepaskan pelukannya
" Kamu ini sama kayak papa kamu, istri kamu bukannya disayang sayang. Pasti kamu terlalu sibuk juga kan " ucap Tari tanpa henti.
" Kok jadi papa yang kena " kata Widjaja.
" Iya, kenapa jadi aku doang yang salah " kata Teddy. " Teddy... kamu itu kepala keluarga, punya istri penyayang gini kok kamu anggurin" omel Tari.
" Ma, engga ya.. Mama kira dia sampe minum obat itu aku anggurin dia ? Kan dianya yang takut hamil " kata Teddy
" Mas.. " Adel memandang kesal ke arah suaminya. Benar benar membuat wajahnya merah seperti kepiting.
" Oke, trus kamu coba pikir darimana foto itu bisa ada ? Dan kenapa dikirimnya ke mama ? Berarti kamu dan kalian ga sadar dong kalau ada orang disekitar kalian yang memantau pergerakan kalian segitunya " benar, Tari memang mempertanyakan tindakan Adel, tapi dia lebih kesal karena ada yang berani menganggu privasi keluarganya.
" Ya aku juga gatau ma maksud dan tujuan orang itu apa ngirim file ini ke mama. Dan berarti dia tau mama " kata Teddy
" Ma maaf ya kalau aku buat mama kesal, tapi memang sebenarnya hal hal kayak gini yang jadi salah satu alasan aku kemarin sempat berpikir gamau punya anak dulu " ucap Adel
" Kamu cari tau ya Mas, bahaya lama lama kalau didiemin. Ini privasi loh, kalau dia berani seperti ini kedepannya bisa jadi lebih parah lagi " ucap Widjaja
" Iya pa, Mas paham.. Nanti akan coba mas cari tau ya " kata Teddy. Dia melihat lagi file yang dikirimkan melalui amplop coklat itu, orang ini bahkan bisa mendapatkan copy resep.
" Teddy.. Adel.. Mama sama papa ada cerita yang mungkin hanya akan mama ceritakan sama kalian untuk saat ini " kata Tari. Dia menggeser badan Teddy dan duduk ditengah tengah mereka berdua.
" Sempit, kamu disebelah papa aja " kata Tari yang mengusir anaknya , dan Teddy hanya bisa pasrah.
" Mama dan Papa menikah juga karena dijodohkan.. " kata Tari
" Emang iya pa ? Tapi bukannya Papa sama Mama itu satu sekolah dulu waktu smp ? " kata Teddy
" Iya, cuman papa ga kenal sama mamamu. Kan angkatan kita beda 2 tahun " kata Widjaja
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love : When The Star Meets The Sky
FanfictionKisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruskan hidup. Tapi, bagaimana kalau bayangan masa lalu berada disekeliling mereka ? Mayor Teddy Indra Wij...