Part 1

10.7K 470 80
                                    

"Will you marry me?"

Ucap Freya dengan gugup. Saat ini ia sedang berlutut di hadapan wanita yang sangat ia cintai, sembari memegang kotak beludru berwana pink yang berisikan cincin perak dengan berlian kecil di tengahnya yang terlihat sangat cantik.

Tidak ada jawaban dari gadis yang saat ini sedang mengenakan kostum baletnya itu, telapak tangan gadis itu menutup mulutnya dengan mata yang membelalak terkejut.

Freya menelan ludahnya dengan gugup, ia takut jika kekasihnya, Marsha Areta Nahrendra akan menolak lamaran darinya. Ya ekspresi Marsha saat ini menunjukkan segalanya. Sekarang Freya mengutuk dirinya sendiri, kenapa ia memilih untuk melamarnya di hadapan semua orang-orang ini?

Bagaimana tidak, mereka saat ini sedang berada di atas panggung dengan lampu yang tengah menyoroti ke arah mereka berdua, ya kalian tidak salah membaca, mereka sekarang berada di ATAS panggung dengan banyak orang-orang yang menatap mereka berdua, ada yang menatap mereka dengan terkejut, heran, dan ada pula yang tersenyum-senyum sendiri.

Freya mengangkat wajahnya dengan gugup untuk menatap mata gadis yang sangat berharga bagi hidupnya yang bahkan lebih berharga dari seluruh dunia beserta isinya ini, dan ia menunjukkan senyumannya untuk apa yang dilihatnya itu, dan saat itu pula air mata mulai mengalir dari matanya.

Mata Marsha melembut dan mulai berkaca-kaca, ia dengan perlahan mengangguk dan mengatakan

"Yes"

Freya menghela nafas lega dan menyunggingkan senyum kemenangan. Ia memasangkan cincin di jari Marsha dan mengambil waktu sejenak untuk memandangi keindahan jari sang kekasih yang terpasang cincin pengikat darinya sebagai tanda keseriusan hubungan mereka. Akhirnya, cincin itu dapat terpasang di tempat yang seharusnya.

Mata mereka bertemu kembali yang mana masih dipenuhi oleh air mata kebagian, mereka saling melemparkan senyuman selebar yang mereka bisa, senyuman Marsha yang entah kenapa terlihat sangat manis hal tersebut merupakan salah satu dari sekian juta alasan mengapa Freya begitu mengagumi kekasihnya itu.

Freya akhirnya berdiri untuk memperlengkap acara lamar melamar ini dengan sebuah ciuman hangat, ia menangkup pipi Marsha dengan telapak tangan hangatnya, namun hal tersebut memberikan efek yang berbeda bagi Marsha.

Marsha pun tersadar, ia segera memundurkan tubuhnya selangkah sembari mengeluarkan keringat dingin dari kepalanya, semakin keringat itu turun maka semakin membeku pula suhu tubuhnya.

"K...kak Fre disini banyak orang" Marsha kesulitan untuk menyampaikan apa yang ingin ia bicarakan. Satu satunya hal yang paling marsha benci di dunia ini adalah; Public display of affection (menunjukkan kasih sayang di depan umum) atau biasa disebut PDA, ia sangat tidak menyukai jika disentuh di depan umum, ia merasa tatapan dari orang asing itu seolah-olah ingin memakannya. Seakan mereka menge-judge nya karena hal yang sederhana itu. Marsha adalah gadis yang sangat berhati-hati dalam bertindak seperti yang selalu di ajarkan oleh Papa-nya.

"Tapi kamu tadi jawab iya sha!, jadi wajar dong kalo aku cium kamu!" Freya mulai melayangkan protesnya, terdengar sangat kekanakan memang, tetapi ya begitulah sifat gadis yang bernama lengkap Freya Wardana itu, Marsha biasanya memaklumi dan selalu menuruti sifat kekanakan kekasihnya itu akan tetapi tidak untuk saat ini.

Freya masih saja mengeluarkan kata-kata protesnya, lagi pula apa salahnya? Mereka baru saja bertunangan, jadi ga salah dong kalau Freya ingin menunjukkan kasih sayangnya di depan semua orang.

Marsha mengalihkan tatapannya ke arah lain, ia menghindari tatapan Freya untuk saat ini. Ia merasa tidak nyaman, oh bukan, itu terlalu buruk, sebenarnya dia hanyalah cemas, Marsha adalah orang yang memiliki fobia sosial. Dia adalah gadis yang introvert dan sangat pendiam. Jadi sebisa mungkin ia ingin berhati-hati dalam mengambil tindakan apapun.

Marry You Anyway || Fresha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang