Part 39

2.8K 312 101
                                    

Jangan lupa vote comment nya brow

°~°~°~°~°~°

-21.00-

Kaca gelas berisi wiski berembun di tangannya, terangkat ke cahaya lampu redup yang menerangi ruang kerjanya. Aroma kayu manis dan cengkeh dari minuman hangat itu tak mampu mengusir rasa pahit yang menggerogoti hatinya. Di luar, hujan mengguyur dengan deras, seperti air mata yang tak terbendung. Di dalam, amarah membara, membakar pikirannya.

Dia, Zee, terdiam, matanya menatap kosong ke arah jendela. Bayangan wajah orang yang telah menyakiti dirinya muncul di benaknya, terukir jelas dalam ingatannya. Setiap detail, setiap kejadian, setiap tindakan yang telah melukai dirinya, terputar ulang dalam pikirannya.

Zee mengusap wajahnya, berusaha menenangkan amarah yang menggebu. Dia bukan tipe orang yang mudah menyerah, bukan tipe orang yang mudah melupakan sesuatu. Dia akan membalas, dia akan membuat orang itu merasakan sakit yang sama.

"Gua ga akan buat hidup lo tenang," gumamnya.

Kenangan masa lalu bermunculan, menggerogoti hatinya lebih dalam. Masa-masa ketika dia masih muda, ketika dia masih polos dan lemah.

[Flashback]

"AYAH! BUNDA! JANGAN TINGGALIN ZIZI!! HIKS..." Anak itu meraung-raung memanggil orang tuanya yang terbujur kaku di atas brankar rumah sakit.

Dia adalah Azizi, anak malang berumur 15 tahun yang sedang meraung sejadi-jadinya. Tangisnya memecah kesunyian, penuh dengan kesedihan dan keputusasaan. Tubuhnya 0bergetar hebat, tangannya mengepal erat, seolah ingin meremas rasa sakit yang mencabik-cabik hatinya.

Di hadapannya, terbaring jasad kedua orang tuanya, terbungkus kain putih bersih. Zee tak kuasa menahan air matanya, tangisnya semakin keras, menggema di ruangan yang dingin dan steril.

Zee teringat saat-saat indah bersama orang tuanya, bagaimana mereka selalu menemaninya dalam setiap langkahnya, bagaimana mereka selalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang tak terhingga. Kini, semua itu hanya tinggal kenangan.

Zee menatap wajah kedua orang tuanya yang pucat pasi. Dia tak percaya bahwa mereka telah pergi untuk selamanya. Rasanya seperti mimpi buruk yang tak ingin terbangun.

"Ayah, bunda kenapa kalian tinggalin Zizi? Zizi gabisa Yah, Bun, Zizi masih butuh kalian." Raung Zee, suaranya terputus-putus karena Isak tangis.

Zee meraba tangan kedua orang tuanya, merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Dia ingin sekali memeluk mereka, merasakan kehangatan tubuh mereka, mendengar suara lembut mereka.

"Zizi sayang Ayah, bunda. Zizi akan menuntut keadilan untuk kalian, Zizi ga akan melepaskan pelakunya begitu aja." Azizi mengepalkan tangannya kuat, dendamnya sangat besar sekarang.

"Yah, Bun. Kalian tenang aja, soal Toya Zizi akan jaga dia sebaik mungkin, bantu Zizi yah, Bun. Bantu Zizi dari atas sana.. hiks.."

Christy adiknya masih koma karena kecelakaan hebat tersebut.

Kecelakaan itu terjadi antara sore menjelang malam, dimana mobil yang berisi ayah, bunda dan juga Christy itu melaju pelan, mereka bercengkrama riang di dalam mobil tidak tau jika ada bahaya yang akan menimpa mereka.

Marry You Anyway || Fresha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang