Part 44

3.3K 428 161
                                        

Jangan lupa vote comment nya brow, jangan suka mara mara ga baik buat kesehatan🤣

°~°~°~°~°~°

-15.00-

Setelah mabuk kemarin Freya sama sekali belum kembali ke rumahnya hingga saat ini, Freya masih betah menyendiri untuk menenangkan dirinya ya walaupun dia ga benar-benar sendiri sih, masih ada Adel yang selalu mengikuti Freya kemanapun ia pergi, tapi Adel benar-benar menepati janjinya untuk tidak mengganggu Freya ia hanya mengikutinya saja sembari terus memberikan kabar pada Marsha.

"Lo ga mau balik Fre?" Tanya Adel pada Freya yang tengah mengaduk-aduk makanan di depannya.

Adel memaksa Freya untuk ikut makan dengannya, alhasil dengan berat hati Freya menurutinya daripada Adel makin berisik.

"Nanti" jawab Freya singkat.

"Nanti kapan?, ini udah sore ege"

Freya mengedikkan bahunya tanda dirinya tidak tau akan pulang ke rumahnya kapan. Freya takut untuk pulang kerumah, ia takut jika pulang nanti justru orang tuanya akan membicarakan tentang masalahnya saat ini, jujur Freya masih belum siap membicarakan hal itu, karena ia masih tidak tau apa yang akan ia putuskan kedepannya.

Ia bimbang dirinya harus memilih Marsha istrinya yang sangat ia cintai namun sudah tidak peduli padanya lagi, atau Fiony ibu dari anaknya, mantannya yang dulu dengan teganya mengkhianati nya hingga mengubah kehidupan Freya 180°.

"Lo ga bisa lari dari masalah ini Fre, Lo harus menghadapinya"

"Gua tau, gua tau itu Del, tapi untuk sekarang gua masih belum siap untuk-"

"Belum siap apa? Belum siap terima kemungkinan terburuk?" Tanya Adel memotong ucapan Freya.

Mendengar itu Freya menghela nafasnya panjang, iya Freya belum siap untuk itu, ia belum siap menerima kemungkinan terburuk baginya.

Kemungkinan terburuknya yaitu ia takut Marsha akan menggugat cerai dirinya.

Itu yang Freya takutkan.

°~°~°~°~°

Sementara di rumah Nahrendra.

"Semua berkas sudah saya siapkan nona, nona Marsha tinggal tanda tangan saja." Ucap seorang pengacara yang ditugaskan Oniel untuk mengurusi perceraian Marsha dan Freya.

"Terimakasih pak Andi, nih Sha cepatlah tanda tangan disini" Oniel bergegas mengambil surat cerai itu dan langsung menyodorkan nya pada anaknya.

Marsha menatap surat itu dengan lekat. Tangannya gemetar, pena terasa berat di genggamannya. Di hadapannya terbentang selembar kertas putih yang memuat kalimat-kalimat yang menghancurkan hatinya. Surat cerai. Sebuah surat yang dipaksakan ayahnya.

Air mata mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat. Hatinya meronta-ronta, menolak untuk menerima kenyataan pahit ini. Bagaimana bisa ia menandatangani surat ini? Bagaimana bisa ia melepaskan ikatan suci yang telah terjalin?

Marsha tau suaminya bersalah namun Marsha tidak sanggup melakukan ini semua. Ia masih mencintai suaminya, dengan sepenuh hatinya. Marsha kecewa namun ia benar-benar masih mencintainya.

Marry You Anyway || Fresha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang