Episod 24. Bab 2

65 8 0
                                    

Rahasia hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahasia hati.
.
.
.
.
.

Dilla, Harinna dan Hyenna, menggema kan tawa mereka begitu keras hingga terdengar diseluruh sela-sela rumah besar ini.

Senyumku terbit menyaksikan mereka berkumpul. Begitu baik saat ini, Aku masih bisa menggengam tangan mereka satu persatu, Aku masih bisa melihat tawa dan senyum mereka dirumah ini.

Rasanya aku tidak bisa menjelaskan segala hal.

Emosiku sangat campur aduk saat ini.

Hari ini kami sibuk melakukan kesenangan, yaitu dengan menonton layar monitor besar yang menampilkan film.

Terdengar tawa menyenangkan dan nyaring lagi.

Syukurlah baik-baik saja.

Aku takut sekali saat tempo lalu melihat
keadaan Harinna dan Hyenna. Walaupun kejadian itu baru beberapa hari dan kami mulai kembali berbagi kehangatan, namun tentu Aku tentunya tetap khawatir pada kedua bersaudari itu.

Netraku berpusat pada Harinna dan Hyenna.

Tiga hari kulewatkan setelah kejadian Harinna. Harinna masih sibuk dirumah dan masih didaftarkan sekolah, begitu juga dengan si perundung yang dikeluarkan dari sekolah, dan mendapatkan pelajaran dari warga di media sosial akan tindakannya yang viral karna merundung Harinna.

Kami belum memberitahu Harinna dan Hyenna karna Mahira tak ingin mereka memikirkan itu dulu.

Walaupun keadaan Harinna dan Hyenna membaik dan bisa merekahkan kan senyuman manis namun tetap saja Aku merasa ada yang mengganjal di-hati ini, seakan ada sesuatu nantinya yang akan menjamuku dengan rasa- pedih.

Aku senang karna mereka para adik-adikku bisa tersenyum cerah seperti biasa.

Menatap mereka yang sedang bersenda gurau membuat hatiku kian- menghangat.

Namun tetap saja ketentraman yang kudapatkan seakan akan hirap.

Sama seperti yang kupikirkan tentang kebahagian yang sementara.

Perlahan Aku menelisik mereka yang masih asyiknya mengamati film yang berlangsung.

Netraku terus mengamati mereka dipinggir.

Seakan bosan, Aku mulai terperanjat.

"Aku pergi dulu, ya."Pamitku.

"Kok gi..-"

"Yaudah, Kak. Gapapa kalo mau keluar."Harinna menyela sibungsu dengan cepat. Aku hanya menganggukan kepala dan terkekeh melihat aksi si Hyenna dengan kakak kandungnya itu. Setelah berpamitan dengan mereka yang sedang asyiknya mengamati film di layar kaca, Aku mulai meninggalkan para adikku yang masih sibuk menonton film di kamarku sendiri.

Rumah ini banyak berubah ketika Aku sampai, dari mulai rumah yang kian menua hingga rumah ini yang seperti tak berpenghuni karna begitu hening.
Namun beberapa hari berlangsung perubahan rumah ini tentu ada, seperti keadaan rumah lebih rapi dan bersih lalu yang kedua rumah ini jauh lebih baik. Karna rumah ini banyak menciptakan kehangatan dan ingatan yang pastinya akan selalu Aku ingat ketika nantinya Aku akan menua.

The Secret Within the HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang