Rahasia hati.
.
.
.
.Mentari menyilaukan masuk kekamarku, rasa hangat diberikan matahari membuatku terbangun dari tidurku, kulihat disebelahku sudah tidak ada Mahira. Mulutku kian melebar karna rasa ngantuk, jari jemariku mulai mengambil ponsel yang kutaturuh diatas meja disamping tempat tidur. "Masih jam setengah tujuh."Menghembuskan napas adalah jalan terbaik tuk tidak panik. Kukira Aku terlambat. Pikirku.
Aku sudah cuti sepekan dan akan kembali bekerja. Begitu juga dengan Harinna dan Hyenna yang sudah pasti masuk sekolah barunya dengan Dilla yang mengantar hari ini, Aku menggeliat terlebih dahulu sebelum kemudian memaksa tubuh manusia pemalas sepertiku untuk melangkahkan kakiku keluar dari kamar, tentu Aku mulai turun dengan tubuh dan emosi rasa kantuk dan malas berkepanjangan.
"Tuh kan, Kak. Mahira pergi sama Taren, kan."Aku menyibak rambut yang mengahalangi mataku dan belum beranjak turun melihat Dilla bergosip dengan Harinna dijendela ruang tamu. Masih pagi udah gosip aja. Aku ber gumam ditangga melihat aksi mereka. Namunn aksi itu membuatku perlahan turun dan memulai mengedarkan rasa kekepoanku. Aku mengambil air dimeja lalu mendekati mereka tuk melihat apa yang terjadi.
Apa benar yang diomongi anak-anak ini.
Segera Aku ikut mereka mengintip dua insan yang kasmaran. Kulihat-lihat Mahira dan Taren sangat cocok, lihat mereka. Tatapan Yaren dan Mahira sedang berbincang-bincang diluar, Aku bisa lihat bahwa Mahira selalu tertawa dengan Taren begitu juga dengan Taren yang selalu menatap Mahira dengan tatapan penuh kasih. Tidak mungkin jika hanya sekedar teman.
"Tuh kak lihat, Taren tuh pasti suka sama kak, Mahira."Hyenna ikut-ikutan dengan aksi bergosip Dilla. Aku menghela napasku. Kenapa juga kami memikirkan hal itu. Aku membalikkan badan dan pergi duduk dikursi menikmati segelas air "Mana ada teman yang mau pagi-pagi dateng kerumah cuman buat nganterin sahabatnya doang."Hyenna lagi-lagi mecemooh. Astaga pintar sekali cemoohan Hyenna. Aku hanya bisa geleng geleng kepala ketika mendengar cemooh-an Hyenna sembari meminum air putih.
Apa-apaan coba, masih pagi sudah mengintip orang saja. Itulah yang kupikir sebelum akhirnya Aku mulai ikut mengintip bersama mereka.
"Eh.. anjir itu dia pelukan."Aku tercekat dan menyemburkan air yang kuteguk ketika mendengar Hyenna yang berucap seperti itu. Segera Aku beranjak dari kursi yang kududuki dan mulai ikut mengintip. Netra-ku dipertemukan kedua daksa sedang membagi kehangatan. Mereka memang berpelukan. Kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu, lalu menggengam tangan tuk pergi keluar pagar.
"Apaan sih.., dia ngapain peluk-peluk begitu."Dilla menyahut. Ia tampak kesal.
"Lah bukannya si cowok itu terkenal ya."Harinna menyahut dan memamerkan foto Taren yang berfoto dengan pemain sebuah film ternama. Stelan hitam dengan gaya rembut belah dua membuatnya tampak tampan disana.
"Bukannya dia juga ikut main film."Hyenna menambahkan.
"Iya dia juga pemain film. Liat aja mobilnya. Orang kaya dia."Harinna menjawab. "Kalo ketauan pelukan pasti dihujat nih, Apalagi dia kan terkenal."Ucap Dilla. Harinna pun mengangguk-kan kepala."Fans si taren itu ngeselin."Aku mendengarkan Harinna. mendengarkan penuturan mereka membuat diriku sedikit mengkhawatirkan Mahira.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Within the Heart
RandomSemua orang pasti memiliki sebuah rahasia nya sendiri,manusia tersendiri sering sekali menyembunyikan sesuatu seorang diri,inilah yang terjadi pada 5 saudara. Bagaimana cerita seorang seorang hamira memiliki 3 orang adik dan satu kakak yang tidak se...