Rahasia hati.
.
.
.
.
.
Sekarang berbeda.
Bukanlah rasa hangat seperti tadi malam yang diperlihatkan pada siang ini. Namun rasa yang berbeda.
Beberapa menit setelah Aku keluar semua hal jadi terbongkar.
Aneh rasanya, sepertinya Aku menganggap Mahira yang sekarang dan tadi malam berbeda.
Rasanya Aku menatapnya sepeti iblis betina, buka sebagai malaikat.
Kenapa hasilnya tetap Aku yang jatuh dalam jurang yang sama?
Apa Aku terlalu lemah, apa Aku lemah iman?, dan lalu akhirnya Aku terbuai dalam kehangatan yang sebenarnya adalah kebohongan. Kenapa Aku selalu masuk jurang yang sama dengan lingkaran setan yang sama.
Sama seperti beratahun-tahun lalu Aku berdiri disisi adik-adikku dengan nanar penuh luka, dan degup jantung yang berdetak kencang karna tak tahu harus apa.
Aku melihat Mahira, dirinya yang tetap berdiri tegak dengan wajah tak berdosannya dan tentunya tak menunjukkan emosi yang dimilikinya, hal itu tentu sukses membuat semua orang kalut akan perasaan kesal padanya.
Nanarnya yang berubah menjadi rasa kelam dan tak hangat seperti biasa, benar benar iblis perayu, dia adalah keturunan iblis.
Iblis betina; Penjahat, biadab, pembohong, perayu, pembunuh, darah pembunuh, manusia egois, dan lain hal.
Dia melakukan hal itu.
Rasanya berubah secepat ini, tepat saat pagi buta Aku pergi seluruh rasa kehangatan tadi malam buyar seperti pancarona warna didunia yang tak bisa kukendalikan yang akhirnya melahirkan nuraga hati yang bergejolak mempertanyakan akhir semua ini.
Seperti suara demokrasi yang keras, seperti suara lalu lalangnya mobil, kami mencemoohnya, menatapnya dengan penuh kenajisan, kami meneriakinya dirumah sakit ini.
Tatapan kemarahan dan dengki.
Kami utarakan dengki dan dendam kesumat dalam tiap kalimat yang menyakitinya, kami tak tak bosan-bosannua tuk selalu meneriakinya.
"Jahat. Lo brengsek banget, Kak... Lo bohongin kita semua selama ini. Lo bohongin soal Papa dan soal semua yang ada disini."Harinna, perempuan itu mendekati Mahira. Meneriakinya dan terus mengeluarkan emosinya.
Ia lugas, matanya seperti memperlihatkan kemarahan.Semuanya terbongkar.
Singkat, dan begitu jelas. Aku kecewa dengan Mahira.
Tak tahu bagaimana meluapkannya namun rasanya hatiku hancur berkeping-keping, namun di satu hal Aku bertindak emosional; marah, kesal, sedih, putus, asa, egois.
Rasa yang kubuat dan kubangun selama ini hancur karena keteledoran Mahira. Dirinya ketahuan menelpon Papa dan membeberkan sesuatu yang membuka luka lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Within the Heart
RandomSemua orang pasti memiliki sebuah rahasia nya sendiri,manusia tersendiri sering sekali menyembunyikan sesuatu seorang diri,inilah yang terjadi pada 5 saudara. Bagaimana cerita seorang seorang hamira memiliki 3 orang adik dan satu kakak yang tidak se...