Episod 32, bab 3

50 9 0
                                    

Rahasia hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahasia hati.
.
.
.
.
.

Nanarku menatap keluar, hujan yang bahkan belum berhenti sedari kemarin malam hingga saat ini.

Mataku menelisik kesegala arah, melihat hujan yang mengguyur diluar rumah sakit.

Suara khas hujan membuat hatiku kini mulai masuk ke irama hujan yang syahdu.

Jari jemariku membuka jendela kamar,
mencoba menghirup angin hujan yang khas diluaran sana.

Detik hingga kemenit Aku terus melamun membuatku puas ketika melihat hal semacam itu, fokusku jadi berubah.

Aku kembali membuka ponsel yang belum sempat kulihat sedari kemarin.
Chat dari Harinna masuk kelaman ponselku.

______________________________________

Kak kayaknya Aku gabisa kesana, disini hujan deras dan Hyenna lagi gak enak badan.
_____________________________________

Aku membaca chat Harinna dengan kekehan, hatiku seakan seperti menghangat ketika membacanya, rasanya memberi sedikit semangat kepada diri.

_____________________________________

Gapapa kok, rin.
_____________________________________








......

Gemuruh petir diluar sana meriuh, bak sedang berteriak. Petir yang menyambar saling bersahutan, tak ada celah tuk menjeda. Alam yang sepertinya sedang marah begitu menakutkan saat ini.

Kututup sedikit jendela kamar rumah sakit, lalu masih mengedarkan pandangan kearah luar jendela.

"Kak.., Kakak gapapa?"Aku menoleh kaearah Adikku. Dilla, perempuan

yang begitu diriku khawatirkan itu, setelah dua hari tertidur dan tak berkutik diranjang rumah sakit ini akhirnya bisa bangun.

Tiga hari berlalu Aku begitu menikmati hal yang kulakukan dengan dirinya, sepertinya memang Aku hanya perlu sedikit istirahat sejenak dari perkejaanku.

"Kak., kok diam aja sih."Celetuk suara halus milik Dilla, Aku hanya tersenyum tipis dan menatapnya. Keadaan dirinya jauh lebih baik dari sebelumnya, namun tetap saja Aku begitu ketakutan setengah mati jika ia kembali menjadi putri tidur. Jujur saja Aku takut ia mati muda.

"Dil..."Panggilku.

"Apa."Ia menoleh pada panggilanku, kami saling menatap tanpa sama-sama
bersuara. "Cepet sembuh ya."Aku menatap netra dari Dilla, matanya memancarkan cahaya namun sedikit gelap dan begitu kelam membuat kesan dirinya yang begitu cantik.

"Kenapa kak.., Aku masih pengen hidup
kok."Alis Dilla bertaut tanda bahwa dirinya kebingungan dan sedikit kesal
atas pertanyaanku, Aku hanya tertawa lirih, wajahnya begitu imut dan lucu saat itu.

The Secret Within the HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang