Episod 33, bab 3

39 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rahasia hati.
.
.
.
.
.



Isi kepalaku penuh dengan kekosongan,
ragaku terombang ambing di rintikan hujan, daksa ini hanya berjalan tuk pulang. Mulutku begitu kelu, tak ada tangisan yang bisa kuhiasi lagi diwajah,
hanya menapak dan menapak tak tahu arah.

Batin ini sedih namun tak bisa mengekspresikannya lewat gelagat, rasa yang mendekap hanyalah rasa benci, kecewa, dan setengahnya lagi
mati rasa. Duniaku rasanya diputar balikkan terus menerus, dari rasa bahagia hingga menuju rasa yang tak bisa kuutarakan lagi karna seringnya rasa itu muncul di tiap hariku.

Mungkin memang langit menjadi saksi bagaimana diriku diberikan nestapa.

Dalam diam diriku meneriakkan setiap
bait kata yang ingin kukelontarkan pada segalanya, pada hujan yang membuat tenang namun begitu memuakkan karna melambangkan rasa
pedih dan tidak kekal, pada kekosongan yang membuatku rasanya terbunuh dan pada rasa sepi yang selalu menemani.

Sudah berusaha melakukan terbaik dan menyisihkan segala hal menuju lebih baik namun selalu takdir yang membuatku gagal.

Kuasaku memang menahan diri tuk marah atau tidak, namun rasanya Aku bukanlah perempuan seperti itu.

Aku juga ingin dimengerti, Aku tak ingin mengemban rasa pedih karna
selalu memendam rasa emosi yang berlebih.

Aku hanyalah manusia yang mengutarakan rahasia hatiku, perasaan hati yang bahkan belum bisa kutelaah
karna diriku yang sudah mati rasa memendam segalanya.

Setiap detik di antara kehampaan dan kekosongan membuat diriku berdemo karna rasa yang menusuk ke ulu hati.

Teriakkan seseorang, dan mimpi buruk selalu menghantui tiap malam bahkan belum pernah kulontarkan pada siapapun.

Aku hanya tenggelam dalam imajinasiku dan tiap bait aksara yang meneriakkan segalanya dikepala hingga masuk ketelinga, membuatku
akhirnya kehilangan kendali.

Dalam tiap tulisan yang kusajikan di buku harian hanya ada rasa memendam, dan kekosongan. Mencermikan bagaimana hampanya diriku, walaupun dunia sastra dan para Adikku bisa mendekapku dengan kehangatan namun tidak setitikpun Aku bisa mempertanyakan, dan menjelaskan rahasia hatiku sesungguhnya.

Aku bahkan tak mengerti diriku sendiri.

Hal yang kujalani seperti kadang tak berarti. Dunia memaksa orang dewasa bekerja dan terus berlari lalu dengan mamaksa diri bisa mencapai suatu yang dinamakan "bahagia" oleh orang orang.

Muak ini begitu memuakkan.

Cita-citaku bahkan bukan sebuah karyawan gaji kecil seperti ini, Aku ingin mimpi besarku dulu.

Mimpiku dahulu sebagai seorang penyair, namun takdir selalu tak memihak.

Malam ini tentangku yang dilanda nestapa dan badai pikiran, tentang hal
yang membuatku takut, hingga membuatku sakit, tentangku juga yang bagai sang lilin yang terpakasa redup.

The Secret Within the HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang