Episod 28. Bab 2

86 10 2
                                    

Rahasia hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahasia hati.
.
.
.
.

Aku memasuki pagar besar dengan rasa penasaran dan hawa tak enak. Benar, perasaanku benar. Mahira dan Taren ada disana, namun bukan terlihat kasmaran seperti yang kulihat tadi pagi dan tidak juga membagi kehangatan di dingginnya malam.

Mataku tertuju pada kedua insan yang tampaknya terkena nestapa di kehermonisan hubungan mereka jalani. Lihatlah lelaki itu. Ia mengais cinta dari wanita nya. Mata lelaki itu berurai air mata dan terus memendang dengan dalamnya kedua bola mata wanitanya. Aku menelan salivaku.
Tangan sang lelaki memegang wanitanya dengan hangat, namun kejadian selanjutnya adalah penolakan dari sang wanitanya. Saksi dimalam yang diterangi rembulan dan dinginnya malam hanyalah Aku seorang. Wanita jangkung dengan rambut tergerai itu pergi meninggalkan lelaki yang menyedihkan itu di gelapnya malam dan dinginnya sang angin pada malam ini. Lelaki itu hanya bisa menatapnya dengan rasa getir tak tertahan dan segala omong kosongnya yang dikelontarkan agar sang wanita bisa menatapnya kembali.

Bagai dihantam seribu pukulan, lelaki itu menangis dan terus tenggelam dalam kesedihan.

Begitu menyedihkan melihatnya menangis.

Dikehampaan malam Aku kalut dalam sakitnya sang lelaki dihadapanku yang masih meraung-raung. Tiap detik dan menit berjalan dengan cepat hingga membuatku mengambil keputusan, yaitu cepat untuk melangkah pergi dari hadapan lelaki itu.

Nyaringnya pergerakan dariku membuat ia menatapku. Mata yang sendu dengan basahnya wajah dari lelaki dihadapanku membuat ia sama sekali tak terlihat tidak enak dipandang. Lelaki itu masih terlihat tampan dengan tangisnya. Ia mengais dan meraung bak anjing yang menggongong meminta sang pemiliknya untuk membawanya ia kembali kepada pelukan dan hangatnya pemiliknya. Kami saling menatap hingga diriku memutuskan tatapan kami.

Aku meninggalkannya di kesunyian malam yang gelap dan dingin.

Beribu-ribu pertanyaan yang tersusun dibenakku mulai membuatku semakin penasaran.

Apa yang terjadi pada mereka.

Tak sampai diriku menginjakkan kaki didepan pintu Taren mulai meneriakkan namaku.

Tolehan diriku pun muncul mencoba tahu apa yang diinginkan sang lelaki.

"Besok kita ketemu."

Keadaan menjadi lebih rumit yang kuperkirakan. Tanpa ada kata pamrih lelaki itu mulai menyampai kemauan padaku.

Aku berdiri sepersekian detik tanpa rasa ingin bertanya. Aku terdiam seribu bahasa tanpa tanda tanya yang kupikirkan.

Ia melangkah pergi dan mulai melangkahkan jenjang kakinya keluar kekediaman kami.

Namun.

Tak henti-hentinya Aku menatap lelaki tinggi itu, hanya bisa melihat bahu lebarnya tanpa bisa merengkuhnya.

The Secret Within the HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang