Rahasia hati.
.
.
.
.
.
Sudah cukup banyak hal yang tlah kucoba selama ini, salah satunya juga adalah memaafkan Mahira berulang kali, dan telah mendengar banyak hal omong kosong dari mulutnya. Isi kepalaku berputar untuk memikirkan alasan, alasan dan alasan. Bagaimana mungkin tangis dan bahagia bisa datang dengan selaras?, dan bagaimana mungkin tangis dan kesedihan datang tanpa permisi.
Aku tak merasa sedih, tapi tidak merasa bahagia. Seakan Aku tahu ujung kisah ini kami semua akan asing.
Namun yang tak bisa kuungkapkan adalah bagaimana bisa Aku mencemooh dirinya lagi. Aku bingung, Aku benci, marah dan kesal padanya tapi sebenarnya Aku sudah tahu, Aku tahu dari awal namun Aku berusaha menutupinya. Aku tahu Aku lebih membencinya dari siapapun namun Aku masih menerimanya.
Tuhan memberi jalan, ia membuatku mengetahui hal yang membuatku membencinya, tadi pagi ketika semua orang sibuk dan diriku pergi berbelanja, tak sengaja atau takdir kehendak tuhan ia mempertemukanku dengan seorang Dokter, pertemuan kami menjadi lebih lama tak kala ia menceritakan semuanya. Ia membawaku ke sebuah restoran dekat rumah sakit.
Menanyakan kabarku, dan memegang tanganku, ia seperti ibuku. Lembut sekali tutur katanya.
"Ceritakan tentangku."Padahal Aku yang mengulas cerita lama, namun Aku juga yang terhanyut kesedihan.
Mendengar cerita perempuan didepanku membuat hatiku remuk. Dilla benar, harusnya Aku tak pernah lagi bertemu dengan Mahira. Aku termenung mendengar penjelasannya, Dokter psikolog itu menjelaskan diriku dengan begitu rinci. Diriku yang tak bisa mengenali diriku, dan masa laluku yang kehilangan orang tuaku, sampai halnya kebencianku dengan Mahira.
"Kalian saling membenci, kamu membencinya karna kamu selalu kalah dan mengalah dengannya, dan dia membencinmu karna dia yang tak mau mengalah."
Tak sampai situ, ia begitu menjelaskan lebih lanjut masa Sekolah Menengahku, ia menjelaskan bagaimana perundungan disekolahku akibat Mahira, dan Aku yang terkekang dirumah bersama para adikku. Sampai yang paling tidak kusadari adalah Mahira pernah dekat denganku saat Sekolah menengah Akhir, ia sangat dekat hingga membuat luka besar padaku, membuatku akhirnya membunuh pikiranku sendiri dengan melupakannya.
"Hari-hari saling menyakiti, hari-hari kamu berdebat, dan tak lupa Kamu dan dirinya sama sama menaruh luka didalam hati. Lalu selanjutnya kamu terkena penyakit mental yaitu pseudodementia. Penyakit mental yang ditandai seperti demensia, dan dikarenakan betapa kamu depresi, lalu selanjutnya dirimu sendiri yang tak menerima masa lalumu hingga melupakan jati dirimu, dan menghilangkan seluruh ingatanmu demi membohongi dirimu sendiri."
Kata-kata dokter itu melekat."Kamu tidak menerima dirimu sendiri, Kamu membohongi dirimu sendiri, hingga tingkat depresi dan penyakit pseudodementia mu meningkat dan membuatmu mencoba melupakannya demi jiwamu tenang, dengan dirimu sendiri yang tak menerima perawatan dan mengurung diri membuat semua itu kian tak membaik hingga membuatmu seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Within the Heart
RandomSemua orang pasti memiliki sebuah rahasia nya sendiri,manusia tersendiri sering sekali menyembunyikan sesuatu seorang diri,inilah yang terjadi pada 5 saudara. Bagaimana cerita seorang seorang hamira memiliki 3 orang adik dan satu kakak yang tidak se...