Episode 38, Bab 3

47 6 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rahasia hati.
.
.
.
.
.


Bait demi bait hingga membentuk kalimat indah diciptakan oleh si penulis.

Dua perempuan duduk, mereka berada satu meja yang sama. Lampu remang-remang menjadi penegas antara hidup dan mati, ruangan gelap penuh tekanan, mata dan tangan dibiarkan begitu saja, pistol tepat didepan mereka. Perempuan kecil itu melihat sekeliling, rautnya nampak takut, ia mengeluarkan sedikit air di badannya, tanda tak tahan ditempat ini.
Perempuan lainnya diam, tak berkutik ia bahkan seperti tahu hal ini akan terjadi. Hitungan terdengar, hanya pistol di meja coklat ini sebagai penentu. Mata tajam perempuan jangkung mengarah pistol berisi peluru, lalu beralihlah pandangan menatap satu sama lain, wanita kecil didepannya langsung tanggap. Jentikan jari terdengar ntah dari mana, ruang kehampaan yang gelap seperti begitu mencekik, dua perempuan memperbutkan satu pistol, bagi mereka senjata api itu adalah si penentu hidup dan mati, hitungan terdengar ntah dari mana, pempuan kecil itu bersiap, hitungan kelima terdengar. Dengan jari mungilnya ia dengan cekatan mengambil senjata api itu. ia beranjak dari tempat duduknya genggamannya dengan senjata itu dipereratnya. Jari-jemari dieratkan perempuan kecil, Ia menodongkan senjata ditangannya itu pada empu didepannya. Wajah yang tetap tak bisa berbohong, ia bak melihat hantu namun tetap menodongkan senjata itu.

Jam tangan perempuan berperawakan lebih tinggi berdetak cepat seperti layaknya jantung mereka yang sama sama berdetak kencang, segelintir angin bahkan tak bisa menghentikan mereka yang sama egoisnya."Mati, lah."Katanya. Perempuan jangkung itu diam, ia tampak berpikir sebelum kembali menatap perempuan yang bersiap melepas peluru itu kearahnya. Perempuan yang terduduk itu tampak menatap. Berserah diri hingga suara tembakan yang meluncur cepat datang ke arahnya.

Penyair menamatkan tulisannya disana.




.......


Ia diam, Akupun juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia diam, Akupun juga.

Tak ada maaf dan tak ada kata, kami duduk disini melihat cantiknya ukiran tuhan dilangit. Setidaknya gemuruh pikiran bisa berhenti sejenak ketika melihat lamgit cantik.

The Secret Within the HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang