fourteen

43K 2.5K 27
                                    

Lelaki yang memiliki keperawakan tinggi dan tubuh yang kekar itu masih berdiam di ambang pintu, ia masih tertegun melihat wajah Ace seolah ia terhipnotis hingga yang lainnya memanggil pun tak bisa mengalihkan pandangannya pada bocah imut itu.

Asher Ditri Walter, ia anak kedua dari pasangan Griff dan Emily. Beda dengan saudara-saudaranya yang memilih melanjutkan perusahaan keluarga, Asher lebih memilih menjadi seorang dokter. Dan kini ia sudah sukses menjadi dokter muda dengan sejuta bakat dan penghargaan yang ia dapatkan.

Di saat Emily memintanya pulang kala itu, Asher sudah menduga ada sesuatu. Pasalnya, Emily tidak pernah memintanya pulang secara mendadak seperti kemarin, jika memang Emily memintanya pulang ibunya itu pasti akan mengabarkan dari jauh-jauh hari. Dan iya, ia sudah paham maksud ibunya itu. there is a new member in his family.

Apalagi melihat Rylee, pamannya yang memutuskan pergi di hari selesai pernikahannya. Ia jadi makin paham siapa Ace sebenarnya. Dan hal itu membuat Asher harus mengurus kepindahannya secepat mungkin.

"Asher?"

Sesuatu menyentuh pundaknya, lalu lamunannya pun buyar seketika. Ia menoleh ke samping dilihatlah wanita cantik yang sudah lama tak ia lihat, dia Alice. Alice sudah ia anggap seperti ibu baginya, seperti halnya Jane.

"Jangan peluk istri dad!" Rylee yang melihat Asher akan memeluk Alice pun buru-buru bangkit dari duduknya dan memberikan larangan pada Asher.

Asher mengangkat tangannya ke udara, tanda menyerah. Memang sedari dulu pamannya ini tidak pernah berubah, dan ia juga tak terkejut dengan hal itu.

"Mas!"

Rylee mengangkat bahunya tak peduli lalu memeluk pinggang Alice dan membawa Alice kembali ke tempat duduk. Tak sadar daritadi mereka sudah jadi pusat perhatian, mereka hanya bisa menggelengkan kepala melihat Rylee yang tak berubah.

"Opa nggak tahu kamu pulang. Kapan kamu sampai?" Frank membuka suaranya, ia juga sedikit kaget melihat Asher yang tiba-tiba saja sudah di rumah sedangkan yang ia tahu Asher masih ada di luar negeri.

"Tadi." jawab Asher sembari menyuapkan makanannya yang sudah disiapkan Emily, namun mata tajamnya tertuju pada Ace yang ada di sebrangnya yang sedang makan dengan pipi yang menggembung lucu.

Asher masih meneliti Ace, Ace sangat imut ia tak mampu mengalihkan pandangannya. Apakah yakin jika ini manusia? Bukan boneka hidup? Tetapi ini terlalu imut untuk seukuran manusia, Ace sangat unreal. Baru kali ini Asher melihat sesuatu yang sangat menarik dimatanya. 

"Abang Ion, Ace ingin itu boleh?"

Orion dengan senang hati mengambil satu cup pannacota dengan compote strawberry dan memberikannya pada Ace, Ace langsung menerima lalu tersenyum manis pada Orion yang membuat hati Orion menghangat, "Telimakasih, bang!"

"Sama-sama, baby."

Noah yang melihat itu tak mau kalah ia juga langsung mengambil cupcakes berbentuk kepala sapi pada Ace.

"Ace mau ini nggak? Lihat ini lucu loh!"

Ace mengalihkan pandangannya menatap kue yang Noah tunjukan padanya. "Mau! Ace mau!"

Saking semangatnya, Ace berusaha untuk berdiri dari baby chairnya untuk meraih kue itu dari tangan Noah. Alice yang melihat itu pun langsung menahan tubuh Ace yang sedikit oleng, "Sayang, awas jatuh, nak."

"Ace ingin itu!" Noah yang memang tidak langsung memberikan kue itu pada Ace, ia menjauhkan cupcakes nya hingga Ace sulit meraihnya. Ia hanya ingin menjahili Ace sedikit.

"Mau ini ya?" Noah memajukan kue itu pada Ace lalu saat Ace hendak meraihnya Noah dengan sengaja menjauhkannya lagi, hal itu membuat Ace memajukan bibir bawahnya. "Cium dulu dong."

little aceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang