twelve

44.3K 2.5K 20
                                    

Alice merendahkan dirinya menyamakan tingginya dengan Ace yang sudah menangis mendengar jeritan Jane. Ace langsung menubruk Alice dan menenggelamkan wajahnya menumpahkan tangisannya disana.

Jane yang melihat itu jadi merasa bersalah, ia merutuki mulutnya yang tidak bisa ia tahan hanya karena melihat Ace yang kelewat imut hingga membuat Ace menangis. Hancur sudah memberi kesan pertama pada Ace.

"Alice, maafkan aku."

Alice hanya tersenyum, "Nggak apa-apa, kak. Ace memang sedang sensitif sejak tadi."

"Kamu ini, Jane. Lain kali jangan lakukan itu."

"Hehe, I'm so sorry."

Amber dan lainnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Jane itu. Amber memang sudah tidak aneh melihat Jane yang suka sekali berteriak, mostly Jane berteriak karena Noah dengan sejuta tingkah ajaibnya.

Noah melirik ke arah Jane, "Hayo loh, mami sih main teriak-teriak aja."

Jane menatap sengit ke arah Noah, "Diam kamu!"

"Daritadi Noah diam kok nggak jalan-jalan."

"Noah!"

Jane hendak menarik daun telinga Noah, namun anak itu berhasil menghindar mendekatkan diri pada Orion disebelahnya yang masih setia menatap Ace tak berkedip. Ia masih linglung sebenarnya apa yang terjadi, ia perlu penjelasan mengenai semuanya. Apa yang sebenarnya ia lewatkan selama pergi menimba ilmu?

"Sudah ya jangan nangis." Alice mengusap jejak air mata yang ada di pipi gembul milik Ace.

Melihat Ace yang sudah tidak menangis, Jane pun melesat pergi ke hadapan Ace. Wah, Jane sangat terpesona melihat wajah Ace yang benar-benar menarik. Pipinya yang gembul kemerah-merahan, bibir berwarna pink alami, bulu mata yang lentik, mata bulat yang sangat cantik dan rambut yang menutupi dahinya membuat Ace semakin terlihat menggemaskan.

"Hai, sayang."

Ace melihat Jane pun dengan segera menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alice. Alice yang melihat Ace bersembunyi pun tersenyum maklum, apalagi sedaritadi Ace sudah jadi pusat perhatian.

"Baby."

"No, mom. Ace malu." suara Ace terdengar samar, tetapi semuanya bisa mendengar dengan jelas karena memang keadaan di ruangan itu sangat hening. Sontak mereka yang ada disana pun tertawa kecil.

"Ace nggak usah malu, semuanya keluarga. Jadi, Ace harus berkenalan."

Ace mengangkat kepalanya menatap Alice dnegan wajahnya yang lucu, "Begitu ya, mom?"

Alice mengangguk mengiyakan. Ace pun mulai berani menatap satu persatu wajah baru yang mengelilinginya. Lalu terakhir ia menatap Jane yang menampilkan wajah sedih dan bersalah. Ace yang melihat itu sontak mengusap pipi Jane yang membuat Jane terkejut seketika. Alice yang melihat itu tersenyum manis, itu yang biasa Ace lakukan padanya jika ia sedang bersedih.

"Tante jangan sedih-sedih." ucap Ace dengan wajahnya yang serius namun terlihat lucu dimata semuanya.

Jane terharu, ia sangat menyukai anak ini!

"Bukan tante, sayang. Tapi, mami. Mami Jane."

"Mami Jane!" ucap Ace ceria hingga giginya terlihat.

"Astaga! Baby lucu sekali!" Jane langsung menerjang Ace dengan mengecupi seluruh wajah Ace dengan ciumannya. Hal itu membuat Ace tertawa kegelian.

"Hahaha, mami stop! Ace geli, haha.."

"EKHEM.."

Suara dehaman itu membuat Jane menghentikan kegiatannya menciumi pipi gembul Ace. Ia melirik ke belakang, pantas saja daritadi punggungnya terasa panas ternyata Amber menatapnya tajam seolah ada lampu laser yang menyorot kearahnya. Jane hanya bisa menampilkan cengirannya.

little aceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang