"RYLEE!!"
Rylee yang awalnya sednag mengobrol hal serius dengan Frank dan Griff di bawah sontak terkejut dan detak jantungnya berdegup lebih cepat beberapa kali lipat. Ia pun langsung berlari menuju kamar Ace saking paniknya mendengar jeritan Alice yang menggema hingga ke bawah.
Hal yang sama dirasakan Frank dan Griff mereka mengusul Rylee yang sudah cepat hilang di hadapan mereka.
Ryle membuka pintu sedikit keras, hal yang pertama ia lihat Alice yang menangis segukan dengan Ace yang ada dipangkuannya.
"Hun, ada apa? Kenapa Ace?" Rylee bisa melihat wajah pucat Ace yang ada di pangkuan istrinya.
"Hiks.. Ace tidak mau bangun.."
Merasa ada yang tidak beres, Rylee pun mengambil alih Ace dari gendongan Alice, "Kita ke rumah sakit."
Rylee melangkah keluar kamar diikuti Alice dibelakangnya yang sudah membawa baju hangat dan selimut milik Ace. Baru beberapa langkah mereka berpapasan dengan Frank dan Griff yang menampilkan wajah panik ketika melihat Ace yang pingsan di gendongan Rylee.
Frank melihat Ace tak sadarkan diri dengan wajah pucatnya membuat rasa khawatirnya membuncah begitu pula dengan Griff. Mereka pun mengikuti Rylee yang melangkah turun dna keluar menuju mansion.
"BASS SIAPKAN MOBIL!"
Tak butuh waktu lama, mobil mewah Rylee sudah siap untuk melakukan perjalanan. Mereka pun masuk kala para pengawal membukakan pintu untuk mereka. Mobil pun jalan menuju rumah sakit.
..
Frank dapat melihat bagaimana paniknya Rylee dan Alice sebagai orangtua. Rasa sayang mereka pada Ace begitu besar hingga pengamanan yang tak main-main. Rylee adalah bentuk dirinya. Rylee yang selalu berusaha melindungi semua yang ia sayang tak peduli apakah ia yang harus terluka.
Setelah mendengar semua yang Rylee jelaskan, Frank mengerti mengapa Rylee menyembunyikan Ace bahkan pada keluarga sendiri. Namun, Rylee juga bersalah karena jika Rylee menceritakan semuanya pasti Frank akan senantiasa membantu tapi Rylee malah memilih berjuang sendiri. Tak heran sampai saat ini Alice dan Ace selalu aman, ini semua berkat perjuangan Rylee.
Rylee dan Alice tengah berpelukan, menenangkan satu sama lain. Apalagi Alice yang masih menangis melihat keadaan Ace yang begitu panas saat itu. Sekarang Ace tengah di tangani dokter di sebuah ruang rumah sakit yang sudah Rylee sewa jika sewaktu-waktu Ace kembali seperti ini.
"Tenanglah, Hun." Ryle berulang kali mengecup puncak kepala istrinya. Alice memang sensitif jika menyangkut anaknya apalagi jika Ace terluka atau sakit seperti ini.
Suara pintu terbuka membuat keempat orang dewasa itu pun mendekati pintu dan munculah seorang dokter dengan baju seragam dan sneli yang menggantung dilehernya.
"Bagaimana dengan Ace?" tanya Rylee.
"Ace hanya kelelahan, Tuan dan juga sepertinya ia terlalu banyak melakukan aktifitas. Saya ingatkan kembali Ace tidak boleh melakukan hal yang membuat tubuhnya terbebani. Mungkin saja selama bermain ia tidak terlihat merasa lelah namun itu berefek jika tubuh Ace sednag istirahat seperti tidur."
"Sejauh ini hanya itu yang bisa saya sampaikan. Ace hanya butuh istirahat untuk memulihkan tubuhnya."
Terdengar helaan nafas lega.
"Baiklah, saya permisi."
Dokter dan satu perawat pun lantas pergi meninggalkan mereka berempat.
"Dad, kita nggak bisa pulang sekarang." Rylee berkata.
Frank mengangguk, "Tidak apa-apa. Dad mengerti. Mungkin Griff akan pulang duluan, kalian akan pergi bersama Dad nanti."
Rylee mengiyakan perintah ayahnya itu. Griff memang tidak bisa berlama-lama karena ada pekerjaan yang menanti dirinya. Maka dari itu, Frank mengirim Griff duluan sednagan Frank disini hingga Ace kembali pulih dan bisa melakukan perjalanan. Lalu disisi lain juga Frank menjaga agar anaknya itu tidak kabur lagi.
Mereka berempat masuk ke dalam ruang rawat Ace, mereka melihat Ace yang sedang tertidur. Alice mengusap rambut lembut Ace dan mengecup keningnya lembut.
"Cepat sembuh, baby."
Frank berdiri disisi ranjang Ace, "Dia mirip sekali dengan kalian. Perpaduan cantik dan tampan. Sungguh menggemaskan."
"Iya, benar Dad!"
Setelah itu, Griff pun pamit kepada Frank untuk lebih dahulu terbang pulang. Griff pulang bersama Tian dan beberapa pengawal.
..
"Dad lupa menghubungi mommymu. Dad keluar dulu."
"Iya, Dad." jawab Alice yang setia menggenggam tangan Ace. Sedangkan Rylee tengah duduk dengan tab di tangannya.
Frank menutup pintu dan mulai mendial nomor sang istri. Selang satu deringan, lalu terdnegar suara lembut istrinya.
"Frank? Dimana? Apakah kau sudha sampai?"
Frank terkekeh mendengar suara bersemangat milik istrinya, "Kita belum bernagkat, sayang."
"Lho, kenapa belum? Apa ada masalah? atau kau akan pindah disana? Jika iya aku akan bersiap–
"Hey, tenanglah. Kita belum berangkat karena tiba-tiba Ace jatuh sakit tadi pagi."
"APA?!" Amber menjerit kaget, "Bagaimana bisa? Sakit apa? Kenapa bisa sakit?"
"Astaga, Amber. Tenang, Sayang."
"Ace hanya kelelahan, ia terlalu lama bermain hingga membuatnya sakit."
"Hanya kelelahan?" Amber mengernyit, "KAU BILANG HANYA, FRANK?! Pokoknya jika Ace sudha disini aku akan membawanya untuk pemeriksaan!"
Frank menjauhkan ponselnya mendengar teriakan Amber. "Jangan berteriak."
"Lalu, bagaimana Ace sekarang?"
"Sedang istirahat, mungkin akan pulih beberapa hari lagi. Tiga hari paling cepat."
"Baiklah, Tak apa. Aku akan menunggu."
Frank mengangguk, "Griff sudah duluan pulang, aku tetap disini hingga Ace sembuh dan kita akan pulang bersama."
"Ah, seperti itu? Baiklah jaga dirimu! Salamkan aku pada Alice, aku merindukan menantu cantikku itu!"
"Akan ku sampaikan. Bye, sayang."
..
next?
sory telat setengah jam, ku ketiduran.🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
little ace
Teen Fictionace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik, keponakan, sepupu yang begitu menggemaskan. hingga waktu itu semua mengetahui fakta besar ini, apa...