ten

42.9K 2.7K 49
                                    

"Baby, sudah ya jangan nangis."

"Nanti kita jemput Jun nya, okay?"

"H-hiks.. mau Jun! A-ace mau Jun! Hiks.."

Bukannya mereda tangisan Ace malah semakin keras membuat Alice dengan cepat menenangkan sembari mengusap-usap punggung sempit milik Ace. Sedangkan Rylee dan Frank yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa, tidak mungkin mereka harus putar balik. Tapi memangnya pesawat bisa putar balik?

Apalagi mereka sudah setengah perjalanan dan tidak ada bandara terdekat untuk mendarat. Jadi, Frank mengambil tindakan untuk melanjutkan perjalanan. Frank awalnya terkejut mendengar ucapan Ace yang mengatakan Jun ketinggalan, ia sudah mengira hal yang tidak-tidak. Tetapi, Frank bisa bernafas lega ternyata Jun itu adalah seekor kucing peliharaan Ace.

Frank sempat menyalahkan Rylee lupa membawa Jun, tapi Rylee yang tidak terima pun menyalahkan Frank mengapa terlalu mendadak. Frank yang sama tidak terima pun kembali menyalahkan Rylee tentang membawa hal yang penting. Frank sudah menekankan kata penting di akhir ucapannya dan Rylee pun membisu. Ia kalah telak oleh Frank. Ia juga lupa ternyata Jun sepenting itu untuk Ace.

"Bass, nanti kau ambil Jun." Apa setelah mendarat nanti ia harus melakukan penerbangan lagi? Pikir Bass.

"Kau kembali lagi kesana saat kita telah sampai."

Bass hanya bisa mengangguk patuh, meskipun badannya terasa sudah sangat remuk. "Baik, Tuan!"

Lalu ia pun berlalu dari sana.

Rylee menghampiri Alice yang masih menimang Ace. Ia sudah tidak mendengar tangisan Ace.

"Is he asleep?" tanya Alice yang berusaha melihat Ace yang bersandar di bahunya dan Rylee mengiyakan.

Rylee hendak mengambil alih, "Sini, biar Ace aku pindahkan."

"No need. Aku juga akan tidur."

"Baiklah, aku juga ikut tidur."

Mereka pun melangkah menuju kamar yang ada di dalam jet itu. Jet mewah Frank memang di design ada kamar tidur untuk kenyamanannya dan keluarganya jika hendak bepergian. Frank memang tidak pernah main-main jika menyangkut keluarga, karena meman keluargalah yang terpenting.

Seperti saat ini, Frank yang mengetahui Ace memiliki kucing pun ia langsung menelpon Tian.

"Tian, buatkan kandang kucing yang super bersih dan nyaman. Berikan alas yang lembut dan jangan ada benda yang tajam, saya tidak mau Ace terluka ketika bermain."

"Oh iya, jangan lupa hias sebagus mungkin. Ace sangat menyukai warna yang cerah."

"Ingatlah, Tian. Saya tidak suka kegagalan."

Tian tertekan.

..

Di ruangan sebuah perusahaan di negeri Kanguru terdapat seorang lelaki berwajah tampan yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan beberapa tumpuk kertas yang sedang ia tanda tangani. Entah hingga kapan ini akan selesai, tangannya seperti mati rasa terlalu lama membubuhkan tanda tangannya.

Ia pun berhenti sejenak dan melepaskan kacamatanya, lelaki itu meraih kopi panas dan menyeruputnya dengan perlahan. Ia menyandarkan badannya dan memejamkan matanya.

Semalam ia mendapat panggilan dari sang ibu yang mengharuskan dirinya pulang. Memang sudha bertahun-tahun ia tak mengunjungi kediamannya yang ada di negara lain. Akan tetapi ia tidak bisa pergi karena banyak pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan, tetapi ibu nya tetap memaksanya untuk pulang. Ia sedikit heran, tak biasanya sang ibu mendesaknya seperti ini ditambah lagi nada bicara Emily yang terdengar sangat bahagia ditelinganya. Ada hal yang harus ia cari tahu.

little aceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang