twenty nine

31.4K 2.2K 90
                                    

Dua manusia irit berbicara itu masih terdiam di ambang pintu. Mereka seperti terhipnotis karena keterdiaman mereka ketika masuk ke dalam kamar Ace. Badan mereka seolah kaku ditambah jantungnya yang berdetak jauh lebih cepat kala melihat wajah Ace yang masih terlihat pucat namun itu tidak mengurangi rasa gemas mereka pada Ace.

Sudah dua kali mereka terpesona oleh pahatan wajah Ace terlebih suara tawa Ace yang mampu membuat hati dingin mereka hangat seketika. Itu benar-benar hal yang pertama mereka rasakan.

Noah yang melihat itu sedikit mendecak kesal, karena sedaritadi Noah terus memanggil teman bekunya itu namun panggilan Noah tidak digubris bahkan mungkin Gale dan Rune tidak menyadari karena saking fokusnya pandangan mereka pada Ace.

"Jirlah fak kata gue teh!"

Noah yang sudah kelewat kesal pun melepaskan sebelah sendalnya dan berniat melempar ke arah temannya yang melongo dengan wajahnya yang datar itu. Namun kala hendak melempar, Noah menahan tangannya dan mengulum bibirnya ketika melihat seseorang menjulang tinggi berdiri dibelakang kedua temannya itu.

"Noah.." ucapan penuh peringatan itu membuat Noah meringis. Sontak Noah berimprovisasi, "Hahaha, gaya gym baru, pi."

Krik. Suara jangkrik pun terdengar.

"Loh, kalian?" Suara itu seketika membuyarkan pandangan Gale dan Rune. Gale tersenyum tipis dan mulai menyalami Jane begitu pula Rune. "Kapan datang? Kenapa nggak langsung masuk? Ayo masuk!"

Jane langsung menarik kedua teman Noah itu masuk.

"Noah nggak diajak, mi?"

"Siapa ya?" Jane mengibaskan rambutnya dan berjalan menyusul Gale dan Rune.

Noah mendengus, "Itu mami gue bukan sih?"

Melihat itu George hanya menggelengkan kepalanya. Sudah biasa ia melihat kelakuan istri dan anaknya. Jika sifat Noah sama dengan Jane lain halnya Oscar yang melebih mewarisi sifatnya, tegas dan penuh tanggungjawab.

Tangan George terangkat dan mengusak puncak kepala Noah, Noah yang mendapatkan itu sontak menepis pelan dan menghindari papinya kemudian berlari kecil menyusul Jane. George hanya terkekeh, Noah masih sama ternyata, tidak suka diperlakukan seperti itu.

Tepat di ujung sana, disebuah kasur rawat Ace, Alice tengah memangku Ace yang kini sedang tertawa karena Rylee sedang menggelitiki perut gendutnya dnegan hidungnya yang mancung. "Haha, daddy geli!"

"Anak siapa sih ini gemes banget, hm!"

Ace cekikikan ia masih merasa geli karena Rylee terus menggesekan hidungnya disana, "Mommy tolong haha,, daddy nakal!"

Alice tersneyum lalu meminta Rylee untuk berhenti. Pasalnya Rylee yang sangat gemas pada anaknya itupun tidak mau berhenti membuat Ace kembali tertawa bahkan mereka tidak menyadari kehadiran tamu yang daritadi memperhatikannya.

"Baby, look siapa yang datang?" Hingga suara Jane yang bisa mengalihkan pandangan Ace dan menatap kearah sana.

"Abang!!" jerit Ace ceria, teriakan Ace sektika membuat Gale dan Rune berbunga karena panggilan yang Ace berikan. Namun, sedetik kemudian..

"Bang Nono!!"

Bahu Gale dan Rune menurun, ternyata yang Ace panggil adalah Noah. Noah yang mendengar itu pun sontak merasa bangga hingga dada bidangnya membusung, lalu Noah pun berkata, "Permisi, abangnya Ace mau lewat nih! Senggol dong!

Mendengar itu Gale pun menyenggol badan Noah hingga terjerumus kebawah, entah sekuat apa tenaga Gale hingga Noah sedikit terpental dan meringis nyeri ketika bokongnya mendarat di lantai.

little aceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang