"Aaa kak Jama!"
"Gilak, ganteng banget Rune!!"
"Kak Jama nengok dong!"
Jama yang mendengar itu pun langsung menengok ke arah sekumpulan siswi, Jama mengeluarkan kedipan mautnya serta memberikan senyuman smirknya membuat siswi-siswi itu memekik kegirangan. (kalian tahu ngga sih tiktoker yang bang kev bang kev mayor teddy, aku ngakak sih kalau lihat dia)
"Aduh ganteng banget!"
"Meleleh aku bang!"
"Hidung lo mimisan woy!"
Rune mendelik, "Nggak ada bosennya!"
Mendengar itu Jama pun terkekeh dan menyugarkan rambutnya ke belakang, "Punya muka ganteng itu harus di pamerin, biar apa?
"Biar semua orang tahu kalau di sekolah ini Jama Alexander Troy adalah siswa paling ganteng!" ucapnya dengan pede.
"Lo mau gue ajarin nggak? Gue kasian lihat lo pacaran mulu sama buku! Nggak ada yang mau baru nyaho lo!" Rune memutar bola matanya malas, apa katanya tadi? Cih, bahkan banyak yang akan melempar dirinya sendiri pada Rune.
Lagipula Jama ini tidak mengaca ya atau Jama tidak memiliki kaca di rumah? Padahal ya circle pertemanan mereka semuanya jomblo, tetapi mengapa Jama tidak menyadari itu? Jama sepertinya harus intropeksi diri.
Rune yang sudah malas pun memilih untuk melengos pergi daripada harus meladeni makhluk upnormal disampingnya ini. Jama melihat Rune pergi pun lantas ikut menyusul sahabatnya itu menyelusuri lorong, "Tungguin Jamaaaaa!"
Walter High School, sekolah ini memang milik keluarga Walter. Bukan hanya High School disini mencakup semuanya hingga Play Ground pun ada. Sekolah ini cukup besar dan juga dilengkapi oleh fasilitas yang tidak main-main. Mulai dari lapangan basket, lapangan sepak bola, kolam renang, peralatan gym, peralatan science dan masih ada lagi. Setiap lapangan tersedia indoor dan outdoor sehingga cuaca apapun bisa digunakan.
Tak heran jika sekolah ini termasuk sekolah dnegan biaya yang cukup menguras kantong.
Rune mendudukan dirinya di sebelah Gale yang sedang merebahkan kepalanya. Disusul Jama yang tiba-tiba mendobrak pintu hingga membuat seisi kelas kaget termasuk Gale yang langsung bangun dan mengumpati Jama.
Si pelaku hanya cengar-cengir dengan santai duduk di depan meja Rune. Jama mengkerutkan keningnya ketika melihat bangku sebelahnya kosong.
"Lah, Noah belum dateng?" tanya Jama pada Gale.
"Belum." Gale menjawab dengan nada malas, sudah jelas sekali jika bangku itu kosong bahkan tas Noah pun tidak ada. Masih perlukah Jama bertanya?
"Wah, nggak beres nih!" Jama merogoh ponselnya yang ada dikantong celana dan mulai menelepon Noah. Tak biasanya Noah rela tidak masuk seperti ini, mereka itu parther in crime dalam soal tebar pesona. Sehari tak melakukan itu sepertinya akan terkena demam.
Jama menatap layar ponselnya, "Dih, sok banget nih nggak diangkat!"
"Coba lagi dah!" gumamnya dan kembali mendial Noah.
"WOY NOAH!" Lagi dan lagi teriakan Jama membuat satu kelas kaget. Rune dan Gale menabok pundak Jama bersamaan membuat Jama merintih kesakitan.
"Biasa aja!" kata Gale.
Jama cengengesan.
"Lo nggak masuk?" tanya Jama ketika telepon telah tersambung.
".."
"Hah?! Lo di rumah sakit?!" Jama langsung berdiri menggebrak meja kala mendengar jawaban Noah diseberang sana.
Rune menoleh sama halnya dengan Gale yang kembali mengangkat kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
little ace
Novela Juvenilace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik, keponakan, sepupu yang begitu menggemaskan. hingga waktu itu semua mengetahui fakta besar ini, apa...