✧-----------------✧
Tokyo 10.00
Pagi hari hujan deras, Rion baru bangun dan melihat kesamping nya tidak ada Caine. Rion beranjak dari tempat tidur dan pergi menuruni tangga dan melihat Caine di dapur sedang memasak.
"Caine ,buatin kopi"
"Iya"
Rion duduk di meja makan, pagi hujan pasti anak anak belum bangun. Rion menyeruput kopi yng dibuat oleh Caine, dia memandangi Caine bahkan hingga melamun. Caine yng menyadari dirinya ditatap dia melihat kearah Rion .
"Kenapa?"
"Hm? Gapapa.. aku ngeliat kmu kk beda aja gitu"
"Beda gimana?"
"Gatau.. pokoknya pas aku lihat kamu tuh kaya.. ini perasaan aku tu campur aduk gitu"
"Huh? Kamu sakit?" Ucap Caine menempelkan tangannya ke dahi Rion.
"Engga"
"Rasanya aku pengen di Deket kamu terus, pengen peluk kamu"
"Kenapa? Tumben"
Rion menggeleng kecil, beranjak dari tempat duduknya dan memeluk Caine dengan erat.
"Rion.."
"Rasanya aku gamau lepasin kamu"
"Aku mau masak bentar"
Entah mengapa rasanya benar benar tidak rela walaupun hanya memasak.
✧-----------------✧
"Caine, aku mau keluar kota dulu ada bisnis"
"Yaudah.. hati hati ya"
"Iya"
Rion mengemudikan mobilnya menjauh dari rumah, walaupun hatinya berat sekali seolah tidak ingin meninggalkan Caine dan anak anaknya.(Btw si Rion sama gin ya keluar kota nya)
"Gin" - Rion
"Hm apa" Gin menatap kearah Rion.
"Entah kenapa kok gw rasanya ingin muter balik nih mobil ke rumah lagi ya?"
"Ck.. huff.. yah actually.. gw juga pengen balik entah kenapa, tapi ini juga udah jauh dari rumah"
"Sumpah tangan gw pengen belokin setir, napasku jadi ga teratur,kk ada yng sesak di dadaku"
"Kebanyakan ngerokok Lu"
"Kknya ngga itu deh, makin jauh ini jalan makin ga enak perasaan gw"
"Iya sih sama, yaudah kita balik lah"
"Yaudah deh mungkin sekitar setengah jem kita nyampe rumah lagi"
"Gapapa la, dari pada ni pikiran jadi ga plong"
"Yah-" Rion belum sempat melanjutkan kata katanya tiba tiba hpnya berdering.
"Angkatin dulu gin, gw mau fokus nyetir soalnya aga pusing gw"
Gin mengambil hp Rion dan mengangkat telepon nya. Setelah beberapa saat..
"HAH!? Yon bawa ni mobil lebih cepet lagi!"
"Hah kenapa kenapa??"
"Funin sama Enon di tembak, trus si Caine diculik"
Mendengar hal itu, Rion langsung mengemudikan mobilnya lebih cepat lagi, seolah dia tidak peduli dia akan menabrak orang atau bahkan dikejar polisi karena kecepatan diatas rata rata.
✧-----------------✧
Sesampainya di rumah, Rion dan Gin langsung menuruni mobil, melihat rumah yng berantakan, Funin dan Enon yng sudah tergeletak tak sadarkan diri dngn bersimbah darah, Mako yng sedang mencoba menenangkan Mia.