"Gue anak dari donatur besar disekolah ini kalo sempat gue tau lo di apa-apain lagi sama dia kasih tau gue," ucap Kyler yang langsung pergi dari kantin.
Suasana kantin hening sejenak tak ada yang berbicara sedangkan Amel menegang wajahnya seperti orang yang sedang ketakutan dan Raxel ia mengepalkan tangannya sangat kuat.
"Ck sialan!"
"Cabut," ucap Raxel yang langsung menarik tangan Kara, Kara yang ditarik dan hanya menatapnya cengo seperti orang kebingungan.
"Lepasin tangan gue sat!" Ujarnya Kara yang berusaha melepaskan tangannya dari Raxel tapi genggamannya semakin erat.
Mereka sampai dikelas dengan wajah nya masing-masing, tak ada yang menatap mereka berdua karena melihat kejadian di kantin, sedangkan Kyler hanya tersenyum miring melihat Kara.
Guru memasuki ruang kelas yang biasa nya dipenuhi dengan keributan dan tawa murid-murid tapi tidak pada pagi hari ini mereka semua diam seribu bahasa tak ada yang tertawa mau pun berbicara.
"Kita ulangan dadakan!" Cetus guru tersebut.
Tak ada jawaban biasanya mereka akan mengoceh dan mengeluh tapi tidak seperti biasanya sekarang mereka hanya diam dan mengangguk lalu kembali dengan wajah datar.
Guru tersebut adalah sang wali kelas yang tak lain bu Tama hanya menatap mereka kebingungan, tetapi waktu sudah berlalu bu Tama pun membagikan kertas.
"Pisahkan meja kalian!" ucap bu Tama
"Ya Bu!" ucap mereka serempak
Setelah selesai membagikan kertas mereka pun mengerjakan soal-soal dengan teliti tak ada satupun yang berbicara dan hanya fokus pada kertas.
"Ra," bisik Raxel
"Hm?"tanya Kara
"No 5 dong yang pilihan ganda plis,"
"Gak!"
"Plis dong Ra nanti gue traktir deh sepuasnya tapi bantuin gue sekarang yah?"
"Hmmm boleh lah mana?"
"Ini," tunjuk Raxel.
"What!? Lo ga tau Xel!?" Panik Kara, sekaligus dengan wajah kesal terpampang di jelas di wajahnya.
"Hehehe, gue ga tau." Ujar Raxel dengan cengengesan.
"Ck,ck,ck. Emang pada dasarnya lo goblok apa gimana ya? Capek gue, ini jawabannya B." Balas Kara tak kalah lelah dengan otak Raxel.
"Ya, ya, ya."
Waktu sudah menunjukkan pukul 10:50 bu Tama pun meminta kepada murid-murid untuk mengumpulkan ulangan mereka mendengar hal itu tentu saja murid-murid langsung mengumpulkan ulangannya.
Mereka semua duduk sambil berbicara suasana kelas yang tadinya hening tapi berbeda dengan keadaan sekarang percakapan antara siswa-siswi mulai terdengar.
Bu Tama yang sedari tadi menjelaskan dan menyuruh murid-muridnya untuk diam dan mendengarkan penjelasannya tapi malah tidak didengarkan.
Tentunya hal itu akan memancing atmosfer puncak kemarahan bu Tama, mengambil penggaris panjangnya dan memukulnya ke arah meja guru.
Plak!
Plak!
Plak!
Tiga pukulan dia layangkan ke arah meja guru dan berhasil membuat seluruh murid-murid terdiam.
"DIAM! SAYA MENJELASKAN MULUT KALIAN BERKELANA KE SANA KEMARI, TAPI GIMANA!? KALIAN PAHAM TIDAK!?" Teriaknya dengan emosi, wajahnya memerah drastis.
"RAXEL KE DEPAN!" Titahnya dengan lantang, suaranya menggema di seluruh ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTRO
Teen Fiction"Bantu dan menyelamatkan bukan menghabis musuhnya, selamatkan dan hancurkan." -MYSTRO- "Gue cinta tapi kehalang gengsi." -Kanara Amerra Queensha "Misi ialah misi tetapi mengapa harus melibatkan perasaan?" -Raxel Orizon Kendry Cover by: pinterest Bo...