29. Gudang.

58 45 10
                                    

Kalian baca cerita aku jam berapa?
Hari ke berapa?
Kenapa kalian bisa nyasar sampe sini?
Jangan lupa di follow ya, lalu votednya juga biar aku makin semangat nulisnya.

Kalian baca cerita aku jam berapa? Hari ke berapa? Kenapa kalian bisa nyasar sampe sini?Jangan lupa di follow ya, lalu votednya juga biar aku makin semangat nulisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo yakin bokap lo yang udah meninggal itu bilang sama lo gitu?" Tanya Kara memastikan.

"Yakin! Gue masih ingat." Raxel mengangguk-anggukan kepalanya agar Kara mempercayai ucapannya.

"Gue juga lupa gimana sebagiannya." Balasnya kepada Kara.

"Yee! Aneh lo njir! Tadi dibilang ingat tapi sekarang sebagian!" Ucapnya kepada Raxel, ia menatap malas wajah datar itu.

"Serah dah, btw emang kapan lo ketemu dia anjir? " Tanya Raxel, mata cowok mulai mengintimidasi wajah takut Kara.

"Ga tau seingat gue, bokap gue hanya bilang itu doang lalu pergi ke kamarnya." Jawab Raxel dengan santai, ia hanya mengingat saat ayahnya mengatakan tentang teman perempuannya yang bernama "Olivia Jensen" itu.

"Yaudah nanti kita lanjut bahas ini pas pulang ya!" Suruh Kara, langsung saja dengan sigap Kara membalikkan tubuhnya lalu kembali menghadap depan.

Tepat pada waktu bel selesai istirahat, Kara yang dengan cepat mengeluarkan peralatan tulisnya dengan buku-buku cetak ataupun buku tulis.

Bu Ani berjalan pelan menuju meja guru yang berada pada kelas tersebut tepatnya kelas Raxel dan Kara. Matanya menyorot kasih sayang yang amat besar kepada murid-muridnya tetapi, jika sudah amarah telah memuncak didalam otaknya ia tak akan segan-segan untuk memukuli-menendang murid tersebut ataupun membuat nilainya nol dan di keluarkan.

"Selamat siang anak-anak!" Sapanya dengan nada ramah, hatinya memang sangat baik.

"Siang juga bu!" Balas balik murid-murid serempak.

"Baiklah, kita belajar kemarin sampai mana ya?" Tanyanya dengan lembut.

Salah satu siswa mengangkat tangannya, "kita kemarin sampai di halaman 64 bu juga ada pekerjaan rumah untuk dikumpulkan sekarang!" Ucapnya dengan wajah kesenangan, ia adalah sang ketua kelas.

"Oh, baiklah silahkan dikumpulkan tugasnya yang kemarin ya!" Perintah bu Ani dengan senyuman lebar terlihat jelas di wajahnya.

Semua siswa-siswi terdiam hebat kecuali 3 manusia yang dengan setia mengantar tugasnya ke meja guru tersebut. Matanya terlihat jelas menunjukkan ekspresi kemarahan besar, walaupun bu Ani tersenyum tetap saja itu sangat menyeramkan jika sudah melihat wajahnya.

Kara, Raxel, dan juga ketua kelas yang terlihat dengan nickname bertuliskan "Xanders Lumijen" tersebut, ia mengulas senyuman tipisnya kepada Kara.

Kara hanya membalas dingin senyuman tersebut, wajah datar dan cuek sudah menjadi balasan Kara untuk banyak orang kecuali, orang-orang tertentu.

"Anjing lah! Malu banget gue, mana di lihatin semua orang lagi!" Batinnya dengan wajah memalukan.

MYSTROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang