34. Misi dari kerajaan.

45 33 102
                                    

"Apakah aku bisa bahagia? Jalan pulang saja aku tak mengetahuinya."

-Emi Karasa.

"Lo pada yakin bisa membangun organisasi kita sendiri?" Tanya Alexa sembari mengotak-atik komputer miliknya.

"Gue ga yakin sih," balas Raxel dengan memainkan ponselnya.

"Ya kali lo yang mau bangun organisasi lo yang ga yakin. Jadi aneh nantinya," celetuk Kara judes.

Raxel memandang kesal. "Ya, ya, ya! Gue salah mulu! Ga pernah benar ya jadi cowok?" Kesalnya dengan wajah cemberut.

"Emang lo salah!" Lontar Kara.

Sudah biasa mereka melihat dua sejoli manusia ini selalu bertengkar, memang menjadi kebiasaan aneh.

Lexa mendengus kesal ketika mereka bercekcok di hadapannya, "buruan lah! Gue masih banyak kerjaan bangsat!" Cetusnya dengan nada kesal.

"Lo pada yakin ga nih?"

"Yakin!" Balas mereka semua dengan wajah yakin, memang biasanya seperti itu.

Noah menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu, "jadi nama organisasi kita apa?" Tanyanya dengan bingung.

"Apa ya? Atau ga, Kristalisasi aja!" Seru Kendra dengan semangat.

Raxel menggeleng. "Ga, gue ga setuju weh. Nanti kalau nyolong nama bokap nyokap orang gimana lo pada?" Alexa terkekeh pelan saat mendengar ucapan Raxel.

"Yaudah apa dong?" Amel penasaran dengan banyak hal di dunia ini termasuk organisasi.

"Atau, Mysty?" Tia membuka suaranya.

"GUE TAU!!" Teriak Bara menunjukkan sifat kekanak-kanakan miliknya.

"Gue tebas juga palak lo Bar!" Teriak Kyler dengan wajah sangar.

Bara terkekeh geli saat mendengar teriakan Kyler yang menggelegar.

"Hampir mendekati sesuai dengan pendapat gue," ujar Bara pelan.

"Mystro?" Jawabnya.

"YA! GUE SETUJU!" Balas Kara dengan teriakannya.

"Ga usah teriak-teriak lah Kar. Pekak nih telinga gue!" Ucap Amel menggosok-gosok telinganya.

"Ye!"

"Lo pada yakin kan kalau nama organisasi MYSTRO, gue yang anggota baru aja yakin nih!" Balas Alexa dengan kepedean tingkat dewa.

"Heleh! Paling cuma ngikut doang elu!" Amel tak mau kalah.

"Diem ah! Dasar Mak Lampir!" Alexa semakin panas saat mendengar ucapan Amel.

"Dih, bapak lo Mak lampir!"

"Bapak lo dah ilang!"

"Bapak gue pemain!"

"Bapak satu emak banyak!"

"Mamak lo!"

Plakk!

Plakk!

"Main bapak jir! Kan apa gue bilang, Tia pasti ngamuk tuh bocah!" Imbuh Kendra tertawa terbahak-bahak karena tingkah laku Amel dan Lexa.

"Gue banting juga lo berdua, nih jadi ga buat organisasi?" Tia memutar bola matanya malas, sungguh mengoceh di hadapan kedua manusia ini sangat menghabiskan banyak tenaga dan waktu.

MYSTROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang