Hai teman-teman dan semuanya sekalian, apa kabar kalian? Sehat? Atau sedih? Canda sakit? Kalau sedih ataupun sakit jangan sering sedih nanti tua ok? Kalau kalian sakit, sering-sering minum obat sama kalian lawan sakitnya ok? Yang sehat bahagia-bahagia aja nihh?🫵 Hwehe, buat kalian yang bacaa🫶🫶🫶 gimana? Suka? Kalau iya baca yaa jangan lupa vote, komentar, lalu bagikan biar ga sedih nih akunyaa😢 hehehe langsung aja yaa.
...
"Tak ada yang bisa ku percaya, semua orang sama saja tak ada yang baik, disaat aku sedih apakah ada yang berbaik hati pada ku? Tidak bukan?"
~Kanara Amerra Queensha.
"Kalau aku berhenti disini aku akan tetap di posisi begini bukan? Jadi untuk apa menangis tapi itu tak ada sama sekali hasilnya."
-Raxel Orizon Kendry.
"Eghh..... Gu-gue di-dimana?" Pertanyaan yang secara tiba-tiba dan tak terduga membuat Kara jantungan seketika.
Kara berbalik badan menghadap Raxel yang sekarang keadaannya lumayan cukup dibilang sudah sembuh tapi wajah datar milik Raxel yaitu setelan pabrik awalnya memang begitu, Kara berjalan santai ke arah Raxel yang sedang ingin duduk diatas ranjang empuk milinya.
Raxel mendongak ke atas yang dan terlihat wajah Kara yang tersenyum tipis, "lo ngapain anjir, serasa kayak orang mati aja lo tergelatak ga jelas kayak gitu." Senyuman tipis Kara seketika langsung luntur dan memperlihatkan wajah kusamnya, Kara memutar bola matanya dengan malas.
"Gue ga bisa jancok, lo kira setelah kepergian bokap gue yang tiba-tiba aja, masa gue dengan pe-de nya makan? Itu bukan jati diri gue yang asli ra.." Raxel menunduk sembari memejamkan matanya, hatinya terasa sangat sakit bagaikan disambar oleh petir dengan dengan kuat.
"Huhh.... Gue tau xel, tapi ga gini cara lo hidup sampai lama," Kara berucap sembari menghembuskan nafas kasarnya.
Raxel yang tadinya menunduk kembali mendongakkan kepalanya sehingga tatapan mereka berdua bertemu, "hidup adil ga sih ra? Dunia kayak hanya ngelihat kita ra.... " Tatapan Raxel kosong tak ada tanda-tanda kehidupan yang terlihat dari manik bola mata berwarna hitam pekat elegan-nya itu.
"Lebih baik lo usaha bukan kaya gini xel, ga ada yang abadi Raxel di dunia ini, buktinya papa lo meninggal karena Tuhan lebih sayang sama bokap lo," nasehat Kara panjang lebar.
"Huhh... Gue bakal coba nanti," jelas Raxel yang masih saja ragu untuk menerima semua kenyataan bahwa ayahnya yaitu Bert telah meninggal tanpa ucapannya yang terakhir kalinya tapi untuk selama-lamanya.
Kara mengangguk pelan lalu tersenyum tipis karena rencananya untuk memanipulasi Raxel telah berjalan dengan sesempurna itu, sekarang hanya untuk nyonya Laura yang biasanya Kara bilang dengan panggilan "Tante" itu.
"Gue mau pulang dulu, nyokap sama bokap gue kayaknya udah mau nungguin." Ujar Kara karena mungkin orang tuanya sudah menunggunya untuk sampai segera dirumahnya.
Tingg....
Tanpa berlama-lama Kara langsung saja membuka pesan dari ayahnya, tangannya langsung saja mengetik agar membalas chat ayahnya untuk sekarang, jari-jarinya menari diatas ponsel android miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTRO
Fiksi Remaja"Bantu dan menyelamatkan bukan menghabis musuhnya, selamatkan dan hancurkan." -MYSTRO- "Gue cinta tapi kehalang gengsi." -Kanara Amerra Queensha "Misi ialah misi tetapi mengapa harus melibatkan perasaan?" -Raxel Orizon Kendry Cover by: pinterest Bo...