25. Pelakor dan pelacur berkelahi.

72 61 23
                                    

AMEL tersenyum licik puas mendengar suara orang suruhannya itu menuruti perkataannya, dengan santai seluruh tubuhnya menghadap ke arah pintu ke luar kamar mandi sekolah. Dengan senang hati dan langkah-langkah yang berbunga-bunga, Amel membuka pintu kamar mandi dengan senyuman liciknya.

Ceklekk....

Dengan sesegera mungkin Amel mempercepat langkah kakinya menuju ruang kelas yang dipenuhi canda tawa para siswa-siswi yang berada didalamnya, waktu telah berlalu dengan sangat cepat, tak menyadari bel kelas akan segera berbunyi Amel berlari kecil ke arah pintu kelas yang masih terbuka lebar menunjukkan beberapa siswa-siswi tengah duduk di bangkunya masing-masing saat itu.

Amel membulatkan bola matanya, bukankah tadi dirinya hanya sebentar ke kamar mandi sekolah? Tapi ini? Ini sangat tidak wajar, bertelepon dengan orang suruhannya mana mungkin menghabiskan waktu sejam bukan? Sangat diluar pemikiran seseorang bukan? 'Aneh' hanya kata itu yang terlintas dipemikiran Amel saat ini juga, Amel lantas menggaruknya kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

Sadar dari lamunannya, Amel berlari kecil menuju ruang kelas yang hampir saja tertutup rapat, tangannya segera meraih gagang pintu masuk ke kelasnya tersebut nafasnya memburu, keringat terus saja mengalir dari pelipis kepalanya. Matanya tak mampu melihat seolah-olah kabur dan dikejar oleh seseorang dari belakang tubuhnya berdiri tadinya.

Guru yang mengajar sontak kaget lalu menatap Amel dengan tatapan gelisah, "kamu kenapa nak? Kok tiba-tiba datang langsung kayak dikejar setan?" Guru tersebut menenangkan nafas Amel yang tadinya memburu.

Amel mulai tenang perlahan-lahan dan kembali mendongakkan wajahnya ke atas menatap balik wajah guru tersebut, "sa-saya di-dikejar sama orang ga-ga dikenal bu!" Ucapnya dengan nada ketakutan, rasa tersebut semakin menyelimuti hati dan pikirannya.

Guru tersebut menatap Amel dengan wajah kebingungan sekaligus bertanya-tanya, menengok ke kanan dan kemari tapi tak ada menangkap sosok yang Amel maksud tadinya, nafas Amel masih saja memburu walaupun sedikit. "Ga ada siapa-siapa kok mel, kok muka kamu kayak ketakutan gitu?" Tanya guru tersebut penasaran akan sifat Amel saat ini.

Amel membulatkan bola matanya takut akan rencana tidak terselesaikan, tapi otaknya masih saja memikirkan rencana jahat walaupun feeling-nya cukup kuat karena akan ada bencana yang menimpa Kara sebentar lagi.

"Udah-udah bu, saya mau masuk capek lari-lari tadi." Katanya dengan ngos-ngosan.

Guru tersebut mengeryit bingung, "i... Iya nak, masuk sana ibu mau lanjutin pelajaran." Berdiri dari duduknya dan langsung membuka pintu kelas bersama Amel.

Seluruh siswa-siswi merasa aneh dengan kehadiran Amel yang tak seperti biasanya, jika seperti hari-hari yang telah berlalu Amel sangatlah menor make-upnya, mungkin ingin mencari perhatian Raxel kepada dirinya tetapi ini? Bajunya sangat lusuh rambutnya seperti tak terurus, aneh bukan? Bahkan ada yang sampai menganga-nganga kepada Amel sekarang.

Salah satu siswi mengangkat tangannya lalu tersenyum untuk menertawakan Amel, "tumben banget lo Mel ga pake peralatan lo? Tobat ya? Syukur deh! Gue juga udah muak liat muka sampah lo itu! BWAHAHAHAHHAHAHA!" Tawa satu kelas pecah saat mendengar ucapan siswi tersebut.

Amel tak menerima ucapan sang siswi tersebut dengan amarahnya dia mengambil spidol bewarna hitam lalu menulis sesuatu di papan tulis.

Amel tak menerima ucapan sang siswi tersebut dengan amarahnya dia mengambil spidol bewarna hitam lalu menulis sesuatu di papan tulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MYSTROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang