"kalian lagi ngapain hah? Kenapa tidak masuk kelas, padahal yang lain sudah masuk, kalian mau dipanggil ke ruang kepala sekolah?" Tanya guru tersebut dengan marah
"Pak saya disini cuma mau nenangin dia pak jangan sampai saya turunkan jabatan mu lewat mama saya" tekan Raxel yang melindungi Kara dari hukumannya
"Silahkan saja saya tidak takut, buat apa saya takut toh kamu bukan Tuhan kan? Jadi buat apa saya takut" ucap guru tersebut memutar malas bola matanya
"Anda ingin bermain-main rupanya dengan saya" Raxel mulai menatap guru tersebut dengan tatapan tajam dan wajah yang sangat datar dan tak pernah ia tunjukkan kepada Kara, walaupun saat pertemuan pertama ia menatap Kara dingin
"Iya saya ingin bermain-main dengan anda, jika anda ingin melawan saya, anda harus maju dulu mendekati donatur terbesar disekolah ini yaitu nyonya Bellamy" guru tersebut mulai menantang Raxel dalam hukumannya kepada donatur terbesar di sekolahnya
"Oh iya saya lupa bahwa anda yang tidak tahu malu ini membawa-bawa nama ibu saya masuk ke dalam masalah ini, saya sih gakpapa tapi jika sudah berurusan dengan orang tua saya maka anda akan menerima hadiah yang sangat dekat dari kata sempurna" Raxel mulai menunjukkan senyuman mematikannya
Kara mulai ketakutan saat melihat Raxel yang sedang tersenyum miring, apalagi ia tidak pernah melihat Raxel tersenyum seperti itu, yang ia lihat Raxel adalah orang yang sangat menyebalkan
Kara mulai memegang tangan Raxel secara perlahan-lahan agar ia tidak jadi marah kepada guru yang berasa tidak akan terjadi apa-apa padahal kematian dan penyesalan akan menghampiri dirinya
Walaupun Kara dan Raxel baru pertama kali bertemu tetapi terkadang Kara dan Raxel sudah memahami satu sama lain jadi mereka akan mengetahui sifat-sifat yang terpendam dari dalam diri masing-masing
"X-xel k-kita t-terima aja hukumannya aku gak mau kalau kita dihukum cuma gara-gara aku yang ngajak kamu bikin masalah" Kara membujuk Raxel dengan lembut
"Ra lo takut ya masa cewek kayak lo takut sih tadi mukulin Amel bisa, sekarang berurusan sama si tidak tahu malu ini kok lo takut sih?" Tanya Raxel dengan nada santai
"E-enggak gitu maksud gue, jangan bawa-bawa nama pelakor itu ke sini jangan mancing emosi gue, papa gue gak mau kalau gue ada masalah disekolah karena hal kecil yang seharusnya papa gue gak tau" Kara berbisik kecil ditelinga Raxel
"Gue gak bawa-bawa nama pelakor sialan itu ke sini tapi dianya yang buat mancing emosi lo yang berharga itu dari gue" Ucap Raxel
"Yaudah lo terima aja hukumannya jangan bikin masalah Raxel buaya tapi ganteng gue mohon please gue mohon" Kara memohon dengan menyatukan kedua tangannya
"Gak kalau udah bawa-bawa orang tua gua gak mau pokoknya, mau lo bersujud kek gue gak bakalan mau titik" Tekan Raxel
"Raxel...." Mohon Kara lagi
"Sekarang lihatlah pacarmu saja sudah memohon seperti anak kucing tapi jika diperhitungkan dia sepertinya masih suci" Mata guru tersebut mulai genit seperti seseorang yang ingin memakan Kara hidup-hidup
"Jaga matamu atau aku yang akan menghiasi seperti pajangan patung ku dirumah dan dimarkas" Raxel mulai menunjukkan amarahnya
"Santai dong murid saya yang satu ini seperti nya sangat tidak terima jika saya menatap milik anda seperti itu" Guru tersebut memulai masalah dengan perkataannya
"Gini-gini kalau anda tidak mau menerima hukumannya serahkan saja milik mu itu ke tangan mu dan... Lunas selesai tidak ada yang diperdebatkan" lanjut guru tersebut
"TIDAK!!!" Raxel yang di penuhi amarah langsung menarik kerah baju guru tersebut dan menatapnya dengan tajam
"Jangan sampai saya membuat perhitungan dengan mu SIALAN!" Tekan Raxel di akhir kalimatnya, matanya penuh dengan amarah yang mulai perlahan-lahan membiru muda
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTRO
Teen Fiction"Bantu dan menyelamatkan bukan menghabis musuhnya, selamatkan dan hancurkan." -MYSTRO- "Gue cinta tapi kehalang gengsi." -Kanara Amerra Queensha "Misi ialah misi tetapi mengapa harus melibatkan perasaan?" -Raxel Orizon Kendry Cover by: pinterest Bo...