•
•
•
"Adek gapapa?" tanya Sinar dengan penuh kekhawatiran. Aru terdiam kala pertama kalinya panggilan 'adek' tersemat untuk dirinya.
"A - aru,"
"Aru mau dipanggil adek lagi" ujarnya malu kemudian menubrukan badannya pada Sinar.
Sinar bernafas lega Aru baik baik saja, ia sedikit terkekeh dengan tuan muda kecilnya yang ingin dipanggil adek.
"Iyaa adek aru" Aru tersenyum tipis mendengarnya. Ia menatap kearah Sinar sambil memainkan jari mungilnya.
"Aru mau susu," Sinar tersenyum mungkin ini alasannya tuan muda dibentak oleh ayahnya sendiri.
"Bukannya aru tidak doyan susu ya? bagaimana kalau dengan teh manis?" tanya Sinar, bukannya ia tak ingin membuatkan susu tapi Aru memang dilarang minum susu formula milik Karla.
Aru menunduk sedih, didalam hati dia terus terusan memaki dirinya sendiri. Harusnya Aru tidak boleh berharap.
"Gapapa yang penting manis" ujar Aru sambil tersenyum manis.
•••
Selesai meminum teh manis kini Aru sedang berada di halaman pos depan masion menemani Satya yang lagi mencuci mobil.
Aru tentunya membantu, mencuci ban belakang dengan tubuhnya. Betul, anak itu sekarang sudah penuh dengan busa sabun. Sambil mencuci ban Aru juga sekalian mandi.
Satya sendiri hanya membiarkan, kalau di ladeni nanti Aru malah menyerang Satya dengan busa busa di tubuh Aru.
"Aden sudah toh mainin busanya!" ucap Satya sedikit berteriak. Sedangkan Aru hanya acuh mendengar itu ia memilih menggosok kedua tangannya.
Satya menghampiri Aru kemudian mengangkat anak itu kedalam gendongannya. "Bapa sudah bilang sudah ya sudah toh, nak." ujar Satya yang membersihkan tubuh Aru.
"Kenapa?" tanya Aru menatap Satya. Satya melihat mata bulat itu menatap dirinya dengan tatapan polos hanya mampu menghela nafas. Kalau bukan anak majikannya sudah Satya gigit hidung kecil milik Aru.
"Main main nya sudah, sana mandi ganti baju" ujar Satya, Aru hanya bisa mengangguk kemudian meninggalkan Satya sendiri.
Tiba di kamar Aru langsung menyiapkan baju untuk dirinya mandi, setelah itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.
Sekitar 30 menit Aru sudah selesai memakai baju tidurnya, ia melangkahkan kaki nya keluar dan berniat untuk meminta makan pada Sinar.
Ia mencari kemana Sinar pergi tapi tak kunjung menemukan, ia sudah bertanya pada bodyguard yang sedang menjaga di belakang mansion tapi tetap saja tidak ada yang melihat.
Tubuhnya bergetar, bibir kecil itu melengkung sedih, mata bulat sayu milik Aru juga sudah bergelimang air mata.
Tak lama kemudian Aru menangis sambil berlarian mencari Sinar,
"hiks ibuu hikss" isak Aru didepan kamar Sinar dan Satya.
Memukul mukul pintu kamar berharap ada seseorang yang keluar dari sana. Tapi ternyata tidak ada siapa siapa.
Aru yang takut Sinar pergi langsung berlari kedepan mansion untuk menghampiri Satya, tapi ia tiba Satya juga tidak ada. Aru mulai panik, kemana perginya semua orang yang ia sayang.
Aru menangis kembali didepan mansion berharap Satya dan Sinar datang, ntah kenapa ia merasa cengeng kali ini tapi firasatnya mengatakan bahwa Satya dan Sinar akan meninggalkan nya.
•
•
•
#TBC
Terimakasih yang sudah votmen! wopyuuu
![](https://img.wattpad.com/cover/353228753-288-k258571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian Arutala
Teen Fiction[ALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW TERLEBIH DAHULU (✿ ♡‿♡)] Ini kisah Aru, Aru adalah harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi keluarga nya. dia sering di anggap caper kalau sudah ada didekat keluarga nya. padahal Aru cuman pengen disaya...