•
•
•
Beberapa jam kemudian, di ruangan lain...
BRAK
Candra tersentak kecil kala tiba tiba saja ada yang membuka ruangan meetingnya tanpa mengetuk pintu dahulu. Untung saja meeting sudah selesai hingga yang tersisa hanyalah Candra yang sedang membereskan materi.
Saat melihat pelaku yang berani mengangetkan dirinya, ia hanya bisa mengelus dada sabar kala mengetahui seorang pemuda yang mendobrak pintunya. Dia adalah Atala Agnibrata si sekertaris bawelnya.
Candra punya dua sekertaris, yang pertama Atala yang tugas nya dikantor dan yang kedua bila dirinya membutuhkan sesuatu atau informasi ya semacam tangan kanan.
"Sudah kubilang untuk ketuk pintu dahulu Atala!" ucap Candra menatap Atala sedikit emosi, sedangkan yang ditatap juga menatapnya jauh lebih garang.
"Ada apa?" tanya Candra yang masih dia di tempatnya. Atala mendekat kemudian duduk di samping bos nya, kalau duduk di pangkuannya ganti genre dong.
"Bos! Tala mau resign" ucap Atala santai membuat Candra memijat pelipisnya yang tiba tiba saja ia merasakan pening. Sekertaris ajaib nya ini sungguh luar biasa.
"Baiklah, jika kamu resign dari sini kamu akan bekerja dimana?" tanya Candra dengan sabar. Atala hanya tersenyum remeh menatap bosnya.
"Bos baru punya anak baru kan?! Tala mau jadi pengasuh dia aja,
gamau jadi sekertaris bos lagi capek!" keluh Atala lantang. Candra hanya bisa menghela nafasnya. Lagipula Atala masih muda sudah diberi pekerjaan berat.
"Tidak bisa, kamu tetap jadi sekertaris saya." ucap Candra mutlak. Bukan Atala namanya kalau tidak melawan.
"GAMAU GAMAU," teriaknya tak terima, Candra menatapnya tajam kenapa sekertaris mudanya ini sangat keras kepala.
"POKONYA TALA MAU JADI PENGASUH ANAK NYA BOS Aja hiks" nah kan, selain bawel Atala ini cengeng. Sekarang dia malah menangis karna ingin rubah profesi.
"Baiklah kamu jadi pengasuh anak saya sekarang jadi sudah tidak perlu menangis." ucap Candra dengan sabar agar Atala berhenti menangis.
Candra kemudian bangkit dari duduk. Tapi merasa ada yang menahan tangannya, ternyata Atala yang memegang ujung lengan jas sang bos. Dengan mata berair serta pipi yang memerah.
Atala memeluk bos nya mengusap air matanya yang jatuh kemudian mengucapkan ucapan terimakasih,
"Terimakasih bos Candra yang baik hati" ujar nya kemudian pergi keluar, Candra hanya menggeleng.
Bisa - bisanya seorang pemimpin seperti dia di permainkan oleh sekertaris muda yang ia temukan dahulu saat mengambil raport Arjaka.
•••
Candra masuk ke ruangan kerja nya dan melihat Aru yang sedang memakan buah di pangkuan Atala. Candra terkekeh kecil kemudian menghampiri Aru dan membawa tubuh mungil itu ke gendongan nya.
Sedangkan Atala melayangkan tatapan permusuhan pada Candra yang tiba tiba membawa Aru dari pangkuannya.
"Kerjanya besok aja, sekarang kamu pulang." titah Candra, Atala menggelengkan kepalanya.
"Bos biarin saya nganggur?!" tanya Atala dengan serius, Candra mengangguk sebagai jawaban. Kemudian Atala tersenyum.
"Bos kalau gitu tala tinggal aja di mansion bos!" ucapnya semangat,
Candra tersenyum manis kemudian mengangguk. Tenaga nya habis karena ia sudah lelah dengan meeting tadi. Sekarang ia harus meladeni manusia rewel seperti Atala. Mana sanggup dirinya.
"Yes! Oke baby Aru, kaka pulang dulu, besok kita main sepuasnya!" senang Atala mengecup pipi Aru yang masih mengunyah, Aru yang tak paham hanya mengangguk saja. Membuat Atala memekik senang.
Setelah itu Atala keluar dari ruangan dan bergegas pulang, ia harus packing dan juga menyiapkan kado untuk Aru.
Candra mengecupnya pipi gembil sang anak lalu menghela nafasnya, "Gapapa ya dek, semoga ga trauma" ujar Candra mengusap lembut bibir sang anak yang belepotan.
Kemudian Candra merapihkan sedikit barang bawaan yang tadi ia bawa, dan pergi keluar lalu pulang ke mansion utama.
Sekarang di dalam mobil, Aru sudah duduk tapi sedikit tantrum karna tak ingin menggunakan seatbelt. Candra berusaha membujuk sang putra dengan memberikan handphone nya tapi tetep di tolak mentah mentah oleh Aru.
"Nda mau ayah hiks, nda mau" isak nya kecil, membuat Candra memijat pelipisnya.
"Adek dengar ayah nak,
Adek kalau naik mobil itu harus memakai sabuk pengaman nak agar tidak kena tilang, ini tuh penting lho dek, sama seperti adek memakai helm kalau menggunakan motor." ujar Candra menjelaskan. Aru masih terisak kecil sambil mendengarkan penjelasan sang ayah.
"Adek kan pintar, anak ganteng ayah, mau ya pakai sabuk pengaman?" tanya Candra lembut membuat Aru mengangguk kecil sambil mengusap mata nya yang masih mengeluarkan air mata.
Candra hanya terkekeh kecil lalu memasangkan sabuk pengaman pada Aru kemudian melajukan mobilnya. Sekitar sepuluh menit sudah berjalan ia menoleh pada Aru yang sudah tertidur pulas dengan mengemut jempol nya.
Candra tersenyum, mungkin besok ia perlu meminta Atala membelikan pacifier untuk putra bungsu.
•
•
•
#TBC
Tetot kakak nya salah tebak hihi!Guys beneran gak bisa join ke saluran?
https://whatsapp.com/channel/0029VaeRQVd35fLvM629Ga1v
Eum gini aja, coba kalian cari di akun tiktok nya akhdan @limapuluh_well komen di salah satu video nanti akhdan kasih link nya ... Kesan nya kaya merepotkan huee:(
Kalau tetap tidak bisa gapapa lah guys nanti akhdan posting nya di tiktok aja jadi au
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian Arutala
Novela Juvenil[ALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW TERLEBIH DAHULU (✿ ♡‿♡)] Ini kisah Aru, Aru adalah harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi keluarga nya. dia sering di anggap caper kalau sudah ada didekat keluarga nya. padahal Aru cuman pengen disaya...