DAC - 18

16.6K 1K 25
                                    



"pulang kemana?" tanya Candra yang baru selesai merapihkan perlengkapan Aru tadi.

"Ke rumah" balas Aru singkat anak itu menundukkan kepala karna takut dengan Candra yang merubah ekspresi nya yang menurut Aru itu menyeramkan.

"Ini juga rumah adek, disini aja sama yayah" jelas Candra memberi pengertian pada Aru. Aru menatap Candra dengan sendu jujur saja ia merindukan keluarga nya.

"Adek yakin mau pulang?" Aru mengangguk kecil. Candra menghela nafasnya ia merentangkan kedua tangannya dan menarik Aru masuk kedalam pelukannya.

"Yayah izinin adek pulang, tapi kalau ada apa apa adek pulang ke yayah ya? Yayah akan selalu tunggu adek bersama abang" ujar Candra menjelaskan, Aru mengangguk tipis ia merasakan kehangatan dan kenyamanan jika bersama Jaka dan Candra.

"Yasudah yuk yayah antar Aru pulang" ucap Candra lembut ia tidak akan memaksakan Aru untuk tinggal bersama, lagipula Aru masih memiliki orang tua kandung.

Aru bangkit dari kasur kemudian pergi keluar diikuti dengan Candra di belakang. Kini mereka sudah berada didalam mobil, Aru duduk disamping kursi pengemudi.

Dan Candra memfokuskan perhatian nya penuh pada jalanan yang cukup padat dengan orang orang berangkat pergi kerja.

"Adek kelas berapa sekarang?" tanya Candra basa basi agar keadaan tidak terlalu canggung.

"Kelas tiga sebentar lagi kelas empat," jawab Aru sembari menghitung oleh jari jari tangannya. Candra terkekeh melihatnya.

"Besok adek sekolah? mau yayah antar? tanya Candra kembali, Aru malah menggelengkan kepalanya.

"Besok nda sekolah" jawabnya jujur, Candra menatap heran bukannya besok masih weekday ya?

"Sekolah aru bayar, ibu sama bapa nda ada jadi nda ada yang bayar yayah" jawabnya kembali sambil menunduk. Mengingat dirinya perlu bekerja untuk bisa melanjutkan sekolah.

"Besok yayah antar adek," Aru menggelengkan kepalanya untuk menolak lagipula ia perlu kerja dahulu!

"Ayah yang bayar sayang." Mutlak Candra membuat sudut bibir Aru terangkat. "Beneran yah??" tanya Aru memastikan membuat Candra tersenyum kemudian mengangguk.

Aru merasakan kebahagiaan di hatinya, baru kali ini ia merasakan itu rasanya sangat ... Susah dijelaskan hanya bisa dirasakan, merasakan sesuatu yang sangat amat langka terjadi didalam kehidupan nya.

•••

Setelah sampai didepan kediaman keluarga Aru, Candra ikut turun walaupun sudah di larang oleh Aru tapi tetap saja Candra memaksa. Akhirnya Candra masuk untuk bertamu, berbeda dengan Aru ia masuk dari pintu belakang.

Candra melangkahkan kakinya masuk kedalam mansion diantar satpam didepan. Sekarang ia sudah duduk di ruang tengah mansion megah milik Artagion.

Sekitar lima menit Geffrey keluar dengan menggendong sang putri bungsu.  Pandangan Candra beralih menatap putri bungsu Geffrey. Cukup cantik dan menggemaskan.

"Selamat datang Tn. Axcandra yang terhormat" sapa Geffrey menjabat tangan Candra. Candra sendiri tersenyum tipis kemudian menjawab.

"Terimakasih Tn. Geffrey, maaf tidak memberitahukan dulu bahwa saya akan kemari" Geffrey tersenyum kemudian mempersilahkan duduk. Candra duduk kembali kemudian membuka iPad nya dan memperlihatkan data untuk perusahaan.

Beralih pada Aru sekarang anak itu sedang menunggu maid yang membuatkan minuman untuk tamu tuan nya. Aru menunggu sambil membantu mengupas bawang merah di atas pantry.

"Biar Aru aja bibi" ucap Aru kala melihat sang maid yang akan membawa minuman keruang tengah. Maid itu mengangguk lalu menyerahkan nampan berisi camilan dan minuman.

Ditengah perjalanan menuju ruang yang dituju Aru dihadang oleh maid muda yang mungkin baru kerja di mansion ini. Panggil saja maid baru itu Dina. Pakaian Dina sangat ketat sehingga kedua bongkahan dada nya sangat tercetak jelas apalagi rok hitam diatas lututnya.

"Heh!"

"Siniin biar saya aja yang kedepan!" ujar Dina itu dengan paksa, tapi Aru menahan nampan itu membuat Dina agak kesulitan membawa nya.

Karna kesal dengan anak kecil yang di depannya Dina langsung menarik paksa nampan sampai jatuh.

PRANK

Gelas yang dibawa Aru pecah ditambah cemilan juga berserakan. Mendengar keributan Geffrey yang di ruang tengah langsung bergegas ke belakang menghampiri sumber suara. Tidak lupa Candra ikut menghampiri kebelakang, sedangkan Klara tertidur pulas di sofa.

"Ada apa ini?" suara tajam dan datar itu di keluarkan Geffrey saat melihat pembantu baru nya sedang berkacak pinggang dengan menatap sebal ke arah Aru.

"Dia tuan, dia yang memaksa untuk mengantarkan jamuan ke ruang tengah tapi saya sudah bilang tidak, dia memaksa tuan!" ucap Dina sambil menunjuk nunjuk Aru. Dina yang merasa kondisi tak aman langsung bergegas pergi ke dapur dengan beralasan membawa alat kebersihan.

"DASAR BEBAN! BISANYA HANYA MEREPOTKAN!! DAN DARIMANA KAMU KEMARIN HAH?!" bentak Geffrey membuat Aru menunduk takut. Ia menahan air matanya untuk tak jatuh.

"ADEK!"



#TBC

Hai terimakasih vote dan komen!!!

Akhdan lagi ga stabil karna nama akhdan udah kepental dari SMANSA tapi do'ain ya semoga akhdan lolos ppdb dengan keajaiban tuhan. 🥺🤍

Damian Arutala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang