•
•
•
Sekitar tiga puluh menit Aru terdiam dipelukan Jaka. Jaka sendiri hanya bisa mengelus surai Aru yang masih terisak. Yang Aru rasakan kali ini benar benar melukai hati kecil mungil nya.
"Adek sudah ya nangis nya" ucap jaka sambil menimang nimang Aru.
Aru hanya mampu menyenderkan kepalanya pada bahu Jaka. "Abang" panggil Aru lirih dengan sedikit isakan. Jaka mengangguk tipis sambil mengusap punggung sempit adiknya.
"Abang" panggil Aru lagi, jaka mengangguk tipis kemudian menjawab. "Abang disini adek" jawabnya lembut.
"Adek, abang disini buat adek ... adek kenapa hm? sudah mau bicara pada abang?" Jaka terus berusaha untuk Aru menceritakan tentang keadaannya.
"Aru mau sekolah, gamau kerjaa pegel ..." keluh Aru yang memilih menenggelamkan wajahnya diceruk leher Arjaka.
Jaka mengangguk, ia bangkit dari duduknya dan pergi keluar mansion artagion. Aru tak sadar bahwa dirinya sudah keluar dari mansion, Aru tertidur di gendongan Jaka.
Kejadian tadi tak luput dari pandangan Gibran yang baru saja pulang. Ia melihat betapa lembutnya Jaka menghadapi adiknya dan yang membuat dirinya kesal adalah dimana jaka memanggil Aru dengan panggilan 'adek'.
Tapi Gibran memilih abai, biarkan saja Aru dibawa oleh Jaka. Gibran percaya bahwa jaka tidak akan menyakiti Aru. Gibran juga melihat ada tatapan sayang lebih yang diberikan jaka pada Aru.
Jaka masuk kedalam mobil dan membaringkan tubuh Aru dibelakang. Ia memutuskan untuk membawa Aru pulang ke mansion utama milik ayahnya.
•••
Sekitar 1 jam penuh Jaka sampai ke mansion utama milik ayahnya - Axcandra. Ia menggendong tubuh kecil Aru dan membawa Aru masuk kedalam mansion. Mansion yang bernuansa gelap itu yang membuat hawa sekitar menjadi dingin.
"Siapa yang kau bawa pulang?" ujar seseorang yang baru saja keluar dari ruang kerjanya. Jaka menoleh dan melihat ayahnya menatap dirinya tajam.
Dia adalah Axcandra Wilshere, yang kerap disapa Candra ataupun Andra. Seseorang yang sangat gila kerja dan menjadi pewaris utama di keluarga Wilshere. Diusianya yang tak lagi muda Candra habiskan untuk mencari uang demi masa depan Arjaka. Seseorang yang sangat ia sayangi melebihi hidupnya.
Dikesepakatan Jaka dan Candra tertulis bahwa tidak boleh ada orang asing yang masuk ke daerah mansion utama. Tapi sepertinya Jaka melanggar kesepakatan itu.
"Ayah ..." Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Jaka merasa Aru mulai bergerak gelisah didalam gendongan koala nya.
"Hiks abang" isak Aru yang masih memejamkan matanya.
Axcandra menekukan halisnya kenapa anak yang ada digendongan Jaka menangis? Candra menghampiri Jaka, yang di hampiri diam ia ketar ketir jika ada didekat Candra.
"Siapa dia?" tanya Candra tepat didepan Jaka yang menunduk ia mengencangkan gendongan nya membuat Aru merasa tak nyaman.
Candra dengan paksa membawa tubuh Aru dari gendongan Jaka. Ia melihat Aru tak nyaman di gendong.
"Jangan terlalu kencang gendong nya, kasian dia gak nyaman bang" ujar Candra lembut kemudian naik keatas untuk pergi kekamarnya dan membaringkan Aru disana.
Setelah memastikan Aru tidur dengan nyaman ia turun kebawah untuk melihat Jaka yang masih diam di sofa sambil menyiapkan jawaban yang akan diberikan oleh Candra.
#TBC
Segini dulu papay.
Guys do'ain ya ... Semoga ppdb aku segera terverifikasi. Aamiin.
Kalau ke verifikasi hari ini double up 🤏
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian Arutala
Teen Fiction[ALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW TERLEBIH DAHULU (✿ ♡‿♡)] Ini kisah Aru, Aru adalah harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi keluarga nya. dia sering di anggap caper kalau sudah ada didekat keluarga nya. padahal Aru cuman pengen disaya...