DAC - 02

26.8K 1.3K 45
                                        

Mei 2018

"Ungh" lenguh seorang anak kecil yang baru saja terbangun dari tidurnya. Dia adalah Aru, Sekarang Aru sudah berusia 9 tahun dan Jully nanti ia akan berusia 10 tahun. Do'akan saja.

Anak kesayangan pak Satya dan bi Sinar itu segera bangkit dari tidurnya dan pergi keluar kamar untuk mandi.

Kamar kecil yang hanya ada kasur kapuk yang sudah terlihat kapuk nya dengan tv kecil disamping pintu.

Ditambah dengan meja belajar yang terbuat dari kayu, meja spesial buatan pak Satya. Dan juga kardus untuk menyimpan baju. Baju lungsuran dari abang nya Aru.

Kamar Aru terletak dibelakang Masion Artagion, dekat dengan dapur dan WC para pekerja. Jika kamar mandi untuk tamu atau anggota Artagion ada dikamar masing - masing.

Lantas apa yang menjadikan mereka alasan memberikan Aru kamar sebuah gudang?

Kembali pada Aru yang sudah selesai mandi, ia segera pergi menuju Sinar yang sudah pasti ada didapur untuk menyiapkan makanan untuk keluarnya.

Dan benar saja, Sinar dan Satya sedang duduk di meja makan para pekerja yang panjang, disana juga ada beberapa bodyguard yang sedang bersiap.

Satya sedang membaca koran dan meminum kopi. Aru tersenyum ia mendekat kearah Satya sembari tersenyum.

Tinggi Aru sekarang adalah 134 cm, awas jangan di bilang pendek (⁠ᗒ⁠ᗩ⁠ᗕ⁠).

Kata bi Sinar ia sudah menjadi paling tinggi. Tapi Aru tak percaya. Bahkan tinggi karla sudah mencapai 143 cm di usianya yang baru 7 tahunan.

Kadang Aru iri dengan Karla yang tinggi dan memiliki tubuh yang berisi, menurut Aru Karla sangat lucu. Berbeda dengan Aru yang terlihat seperti gembel nyasar dikediaman Artagion.

"Pak satyaa~" sapa Aru mendayu, semua orang sudah tau kenapa ia tidak diinginkan dan mengapa ia tidak dianggap. Mereka hanya bisa berharap untuk keluarga Artagion agar mengubah sifat mereka. Aru tidak bersalah dan ia tidak perlu mendapatkan penderitaan ini.

"Selamat pagi aden manis? Mau sekolah?" Sapa balik Satya ramah, ia menyimpan koran nya kemudian mengangkat Aru kedalam pangkuannya.

Aru yang senang ia dipangku menyenderkan kepalanya didada bidang Satya.

"Aru boleh nda sekolah nda?" Tanya bocah itu dengan penuh harapan.

Hari ini ia tahu bahwa akan ada foto keluarga, nah jika Aru sekolah pasti nanti ia tidak diajak berfoto keluarga lagi seperti tahun lalu.

Satya hanya mengangguk sebagai balasan, mungkin tuannya ini sedang lelah.

"Trimakasi pa mwah" Ucap Aru kemudian mengecup pipi pak Satya, Satya hanya tersenyum ada ada saja Aru ini.

Setelah itu Aru turun dari pangkuan Satya dan bergegas untuk meminta makanan pada bi Sinar, pokoknya hari ini ia akan foto bersama keluarga kandungnya.

Sinar datang membawakan Aru semangkuk bubur ayam dengan kecap, Aru duduk di sebelah Satya sembari tersenyum, anak itu sedang bahagia sekarang.

"Ini aden, mam yang banyak okey biar pipi nya gembul" Ucap Sinar dengan sedikit terkekeh, ia mencium pipi Aru dengan gemas. Aru sendiri hanya bisa pasrah, sambil memakan makanan nya.

•••

Selesai sarapan, Aru langsung pergi kekamar nya untuk mengganti pakaian, ia menggunakan celana panjang hitam dengan kaos putih polos.

Kemudian ia langsung pergi keruang tengah, walau ia hanya diam dibelakang tangga. Mana berani Aru duduk di sofa, mana bisa Aru berjalan ditangga.

Ia hanya bisa diam dibelakang tangga menyaksikan kegiatan apa yang dilakukan oleh keluarganya tanpa dirinya disana. Aru, kenapa kau kuat sekali?

Tak lama datang si princesss kesayangan semua orang, Karla Artagion, anak perempuan satu satunya dikeluarga Artagion. Menjadi primadona keluarga dan kesayangan semua orang.

Kulit putih yang terjaga, tubuh yang terurus, rambut panjang hitam legam, dengan penampilan bak diratukan membuat Karla terlihat seperti seorang pemegang tahta di kediaman itu.

Aru hanya bisa tersenyum miris, bolehkah ia berandai, bolehkah ia mengatakan bahwa ia iri dengan sang adik. Bolehkah ia lakukan itu sekarang?

Disusul dengan anak kedua dari keluarga Artagion yakni Gibran Artagioner merupakan Abang kedua Aru.

Gibran masih kuliah disalah satu universitas swasta. Ia mengambil jurusan kedokteran. Gibran orangnya ramah dan sopan, berbeda dengan abangnya yang dingin tanpa ekspresi.

"Good morning cantik" sapa Gibran menghampiri Karla, setelah itu Gibran langsung menggendong tubuh karla yang menurut nya ringan, padahal tinggi Karla sudah seperti remaja SMP pada umumnya. Mungkin karna gen dari sang ayah yang menurun pada Karla.

"Morning abang" Jawab Karla sembari tersenyum, Gibran terkekeh kecil ia membawa Karla pada sofa lalu mendudukkan Karla disana, ditambah satu persatu maid datang membawa sarapan untuk Karla dan Gibran.

Sedangkan dibelakang tangga hanya ada Aru yang bisa tersenyum sembari menggigit bibir bawahnya. Tak kuat dengan pemandangan didepannya.

Selang beberapa menit kemudian, Daddy dan Mommynya Karla datang sembari beradu argument tentang dimana mereka akan melakukan foto keluarga.

"Sudah dirumah saja berfoto nya." Ujar pria paruh baya dengan suara khasnya.

Dia adalah Geffrey Artagion panggil saja dia Geffrey. Seorang CEO dari Artag'company dan seorang Daddy dari ke empat anaknya, sayang yang dianggap anak oleh dirinya adalah 3.

Aru tersenyum kearah Ibun perempuan yang telah melahirkan dirinya kedunia. Namun, perempuan itu juga yang tidak menginginkan nya hadir.

Dia adalah Lyanna Arta Fironer seorang wanita karir sekaligus istri dari CEO Artag'company. Lyanna kerap disapa mommy oleh anak anaknya, kecuali Aru yang memanggilnya ibun.

Setelah perdebatan kecil yang dialami Geffrey dan Lya kini mereka berkumpul diruang tengah bersama Karla yang sedang sarapan dan Gibran.

Lelucon dipagi hari untuk menyambut kehangatan dari keluarga kecil Geffrey.

Aru tak henti henti tersenyum, tubuh nya hanya bisa diam tanpa berbicara tidak ada yang menyadari keberadaan nya.

Aru mulai duduk di bawah tangga karena merasa pegal, tak sering ia tertawa geli saat daddy nya yang menurut dirinya gagah itu mengeluarkan joks bapak bapak.

Tak lama putra pertama dari Artagion datang dengan bodyguard yang membantu membawa peralatan sang fotografer.

Ia adalah Gabriel Artagionel. Seorang pemuda yang menjadi manager di perusahaan ayahnya sendiri. Memiliki tubuh yang mirip dengan sang daddy bahkan sifat mereka juga mirip.

"Sedang apa kau disini?"



#TBC

Gakor kang

Damian Arutala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang