DAC - 22

23.8K 1.5K 29
                                        

Keesokan harinya Candra sudah terbangun dengan Aru yang berada di atas tubuhnya. Ia membaringkan Aru di kasur kemudian menyelimuti tubuh mungil Aru. Setelah itu pergi keluar untuk membangun sang putra sulung.

Memasuki kamar putra sulungnya Candra tersenyum tipis, ia tak menyangka berada di titik ini. Dimana ia menjadi seorang ayah dengan dua anak yang memiliki luka masing masing.

Cahaya matahari mulai masuk ke kamar Jaka lewat jendela yang masih tertutup gorden. Candra datang kemudian membuka gorden nya perlahan.

"Wake up son!" Candra sedikit berteriak sambil membuka selimut yang menggulung di tubuh Arjaka.

"5 menit lagi" suara serak Jaka terdengar jelas ditelinga Candra.

"Bangun dong bang hari ini kamu ada kelas pagi nak." ucap Candra sambil merapihkan tempat tidur Jaka. Mau tidak mau jaka membuka matanya. Kemudian menoleh kearah Candra yang sedang membereskan meja belajar nya.

"Ayah" panggil Jaka membuat Candra menoleh kemudian duduk di hadapan putranya.

"Good morning jagoan, kenapa hm?" tanya Candra lembut disertai senyuman. Jika diluar candra dikenal sebagai pemimpin yang kejam dan sadis tapi dirumah dia hanya seorang ayah yang sangat mencintai anak anaknya dibanding dirinya sendiri.

"Good morning too ayah," ucap Jaka sedikit menunduk. Apakah ia perlu membicarakan hal ini pada ayahnya?

"Abang kenapa? ada masalah? mau cerita sama ayah nak?"

Jaka menggelengkan kepalanya ia bukan tak ingin bercerita tapi ia belum siap.

"Kalau abang belum siap cerita sama ayah tidak apa apa abang, ayah akan  tunggu kok" ujar Candra memberi pemahaman.

Jaka mengangguk lemah kemudian bangkit dari tempat tidurnya kemudian masuk kedalam kamar mandi. Candra sendiri akan menghubungi sekertaris nya nanti dan menyuruhnya mencarikan informasi tentang apa saja yang dilakukan Jaka diluar sana.

•••

Kini di dapur tepatnya di meja makan, Candra dan Jaka sudah memulai acara rutin di pagi hari yakni sarapan bersama, meskipun keduanya sibuk tapi mereka berdua tetap meluangkan waktu untuk bersama contohnya seperti sarapan ataupun makan malam.

"Ayah" panggil bocah kecil dari sebrang sana yang menggunakan piyama kebesaran gambar kucing.

Candra tersenyum kearah sana kemudian menunggu sang bocah mungil itu menghampiri nya.

"Good morning adek" sapa Candra membawa tubuh Aru untuk duduk di pangkuannya. Jaka juga tersenyum sekarang Aru tak lagi takut pada ayahnya.

"Adek kemarin demam bang," ucap Candra menyodorkan air minum ke Aru dan diterima baik oleh sang anak.

"Tapi adek ga rewel kan yah?" tanya Jaka penasaran, ia juga menyodorkan satu potongan apel kemudian dilahap habis oleh Aru, membuat pria yang beda usia disana tersenyum gemas.

Candra menggeleng, "Adek pintar kok bang, ga rewel sama sekali (chup)" ucap Candra dengan sebuah kecupan di kening Aru.

Jaka mengangguk ia kembali menyelesaikan sarapannya, biarkan saja ayahnya yang mengurus adiknya di pagi hari.

"Agi abang aakk" ucap Aru menatap Jaka yang sedang memakan buah apel nya.

Jaka terkekeh kecil kemudian memberikan dua potongan apel ke arah Aru. "Enak hm?" tanya jaka lembut dan dijawab oleh senyuman Aru.

Candra menahan gemas pada anak bungsunya ini, saat ia melihat pipi Aru yang kini mulai terisi ditambah ia sedang makan dengan lahap membuat pipi putih itu mengembung lucu.

"Adek (chup) kok (humph) gemes (chup) banget (humph) sih hmmm? (Chup)" Candra mencium semua bagian wajah Aru dengan gemas membuat Aru dan Jaka tertawa karena tingkah absurd sang ayah.

•••

Selesai dengan kegiatan pagi kini Aru ikut ayahnya pergi ke kantor untuk pertama kalinya, Aru memakai kaos putih polos serta celana pendek berwarna hitam tak lupa botol  minum bergambar spiderman yang bertengger manis dilehernya.

"Sudah siap?" tanya Candra mulai menyalakan mobil, Aru mengangguk antusias kearah Candra.

Candra tersenyum dan mulai menginjak gas. Hanya butuh 20 menitan saja Candra sampai ke perusahaan nya. Candra membuka  seatbelt yang dipakai Aru kemudian menggendong tubuh anak itu dan membawanya keluar.

"Sudah sampai ayah?" tanya nya kecil sambil menatap gedung yang menjulang tinggi didepannya. Candra mengangguk tipis dan mencium kedua pelipis mata Aru.

"Sudah sayang," balas Candra yang melangkahkan kaki nya sampai pada lantai 4 dimana ruangannya berada.

"Adek tunggu disini ya sayang, ayah mau meeting dulu." Aru mengangguk lucu kemudian duduk di tepi jendela yang langsung menampilkan kota.

Candra juga meninggal gadget untuk Aru jika nanti anak itu bosan, dan tidak ketinggalan ia juga menyiapkan beberapa camilan untuk sang putra bungsu.

Setelah itu ia keluar dan pergi ke ruangan meeting. Meninggalkan Aru yang masih terkagum-kagum melihat suasana kota diatas gedung tinggi milik ayahnya.

#TBC

Gak kuat ini gemes banget 🤭🤏

Akan dilanjut kalau sudah 250 vote ya guys ✨

Oh iya Aru mengundang kalian untuk masuk ke saluran WA nya keluarga Wilshere, disana akan di isi fake chat nya Ayah Candra bersama kedua anaknya.

https://whatsapp.com/channel/0029VaeRQVd35fLvM629Ga1v

*Bisa di SS terus ke google lens ya guys, nanti langsung ke WA / salin link nya

Akhdan tunggu kehadiran nya ✨🤏

Damian Arutala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang