•
•
•
"Kurasa ayah keterlaluan" ucap Gabriel yang baru saja turun dari tangga. Tentu saja ia mendengar percakapan ayahnya dengan adiknya.
"Dia masih kecil yah,"
"Karna masih kecil harus dibiasakan." Potong Geffrey meninggalkan Gabriel diruang tengah.
Gabriel menatap sebuah bebek karet yang masih baru, ia mengambilnya dan berniat untuk kekamar Aru dan memberikan nya.
Itung itung menghibur sang adik. Setelah sampai di depan kamar Aru, Gabriel mencoba untuk mengetuk pintu kamar. Sedikit ragu tapi ia harus menemui adiknya sekarang
Wajah merah, mata dan pipi yang basah, serta kaos yang sepertinya tak layak pakai. Membuat Gabriel menghela nafasnya berat.
"Abang punya hadiah untuk adek" ucap Gabriel, Aru terdiam dan menunduk.
"Aru ga ulang tahun," jawab anak itu lirih. Gabriel hanya terkekeh kecil.
Kemudian memberikan bebek kuning berukuran kecil pada Aru.
Aru menatap bebek karet itu dengan perasaan campur aduk, tapi tetap ia terima bebek itu, hatinya menghangat, ini adalah hadiah pertama nya.
"Abang hiks terimakasih" tangis Aru pecah kemudian memeluk tangan Gabriel ragu.
Gabriel yang merasakan kalau tangannya basah membawa Aru ke gendongan nya dan mengusap halus punggung sempit milik adiknya.
"Adek senang?" tanya Gabriel iseng, Aru mengangguk antusias dengan sebuah tangisan.
"Ini hadiah pertama adek, mainan pertama adek, ini yang pertama bagi adek ..." jawab Aru dengan sedikit isakan.
Gabriel terdiam sebegitu jauh kah dirinya membuat benteng dengan Aru hingga Aru mengatakan bahwa ini yang pertama? Abang macam apa dia ini?
"Adek baru pertama kali dapat hadiah?" tanya Gabriel sembari menghapus air mata Aru.
Aru menghapus air matanya kemudian meminta turun pada Gabriel.
"Maaf abang" ucap Aru lirih. Gabriel menatap bingung kenapa anak ini meminta maaf?
"Aru selalu ingin mencuri kasih sayang Karla dari kalian, aru sadar itu perlakuan jahat dan Aru memang tidak pantas di sayang,"
"Tapi sekarang ada abang,
terimakasih aru senangg sekalii," karena tak kuat dengan ucapan yang dilontarkan adiknya.
Gabriel lebih memilih untuk meninggalkan Aru sebelum hatinya terus tersayat dengan ucapan sang adik.
Aru hanya diam saat abang pertamanya pergi tanpa mengucapkan sesuatu, ia memilih masuk kekamar dan bermain dengan mainan pertamanya.
"Aru mau kasih nama kamu ruii" ucap Aru sambil memeluk bebek karet yang kalau di pencet keluar bunyi oek
Aru terus memencet mainan itu agar keluar bunyi yang menurut nya lucu.
"Hihihi ruii lucu sekaliii"
"Jangan tinggalin Aru ya ruii, Aru sendirian tapi sekalang nda lagii karna ada ruiii"
Aru memutuskan untuk tidur sambi memeluk mainan bebek karet nya. Disisi lain Gabriel menatap pintu kamar Aru dari kejauhan.
Langkah apa lagi yang ia harus lakukan untuk membuat keluarganya melihat Aru ada disini.
Aru sudah terlalu jauh untuk mereka gapai, dan jangan terus membuat benteng pertarungan.
Gabriel lelah sekali, ia merasa gagal menjadi seorang kakak yang seharusnya melindungi adik adiknya bukan malah memberikan luka tanpa celah.
•
•
•
#TBC
ini tambahan nya hihi
![](https://img.wattpad.com/cover/353228753-288-k258571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian Arutala
Teen Fiction[ALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW TERLEBIH DAHULU (✿ ♡‿♡)] Ini kisah Aru, Aru adalah harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi keluarga nya. dia sering di anggap caper kalau sudah ada didekat keluarga nya. padahal Aru cuman pengen disaya...