DAC - 26

14.2K 896 22
                                    

Setelah melewati drama dipagi hari, kini keluarga Wilshere berkumpul di ruang tengah bersama Atala yang mungkin akan ikut bergabung marga wilshere.

Diluar prediksi Aru sejak tadi hanya ingin bersama Atala tak ingin dengan ayahnya ataupun abangnya. Padahal Candra dan Jaka sudah sangat ingin memeluk tubuh gempal Aru.

Arjaka sendiri sudah pergi sekitar 30 menit yang lalu, Candra juga sedikit heran kenapa arjaka sering sekali menghabiskan waktu diluar.

Apakah Jaka punya pacar?

"Adek bobo yuk dek" ajak Atala seraya tersenyum manis membuat Aru makin menempel dengan Atala.

Karena tidak kuat oleh pemandangan yang didepan Candra memutuskan untuk pergi bekerja kekantor, Candra mengambil Aru dari pangkuan Tala.

Sedangkan Aru sudah memberontak tak ingin dipangku ayahnya, "bayi ayah hanya ingin pamit hm," ucap Candra sambil mengendus endus leher Aru yang wangi minyak telon.

"Yayah kemana?" tanya Aru dengan tatapan menghelas, ia juga sudah berhenti memberontak.

"Kerja, adek tunggu disini sama atala" Aru menubrukan tubuhnya memeluk Candra dengan erat, menduselkan wajahnya kedada bidang sang ayah.

"No no kerja yayah" ucapnya tapi tidak terdengar jelas oleh Candra.

Atala memperhatikan, sepertinya ada yang tidak beres dengan Aru dan pasti menyangkut kehidupan lamanya. Atala akan mengajak Aru mengobrol nanti setelah Candra pergi bekerja.

"Ayah pulang sore kok sayang hanya sebentar, sekarang main dulu sama kakak tala ya bayi" ujar Candra memberikan pengertian kemudian mencium pucuk kepala sang putra setelah itu Candra melepaskan pelukan mereka membuat Aru terdiam kecil.

Aru kemudian dialihkan menjadi dipangku Atala kembali, Aru menghadap dada Atala dan menyembunyikan wajahnya disana, ia ingin menangis tapi tidak tau harus berbuat apa.

Merasa aman Candra langsung keluar tanpa berpamitan dengan Atala, ia juga tak memberikan pengertian yang lebih untuk Aru.

•••

"Sayang" panggil Atala lembut sambil mengusap pucuk kepala Aru.

Aru mendongak menatap wajah Atala ia hanya mengerucutkan bibirnya. Atala tersenyum tipis kemudian mencium hidung kecil Aru.

"Adek mau nangis? boleh sayang nangis aja dulu" Aru yang mendengar izin untuk menangis langsung menumpahkan air mata yang sudah ada di pelupuk matanya.

Sekarang Atala paham, Aru kecil ini tidak bisa mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, ia tak pandai memberitahukan perasaan nya sendiri.

Apakah mungkin luka masa lalu yang membuat dirinya sering menahan bahkan memendam perasaan nya?

Bayi yang malang, sekarang ada Atala, Candra bahkan Arjaka yang hadir untuk membantu sikecil pulih dari bayang bayang masa lalu.

"Sudah tenang adek?" tanya Atala yang masih mendengar isakan Aru. Aru mengangguk kecil dan mendongak.

"Yayah no gendong aru bubu"

Atala terdiam, apa kata nya? Bubu? HAH BUBU?! SIAPA BUBU? batin nya.

"Bubu?" gumam Atala rendah yang masih terdengar oleh Aru. Telunjuk kecil nya menunjuk kearah dada Atala.

"Ini bubu?" ucapnya tapi dengan nada bertanya, dan jangan lupakan pipi yang memerah ditambah mata bulat sayu yang sedang menatapnya polos.

Atala yang tidak tahan langsung memeluk Aru erat membuat sang empu sesak nafas,

"Duh dek! Sekeren ini dipanggil bubu, papi aja sayang?" Aru menggelengkan kepalanya ia mengerucutkan bibirnya kedepan.

"Bubu no papi" jawab Aru membuat Atala mati kegemesan.

"Yasudah panggil bubu tapi pastikan yayah tidak tau okay?" Atala juga bingung melarang tapi Aru yang mau dan ia tidak minta sama sekali untuk dipanggil bubu, tapi disisi lain harga dirinya sebagai pria jatuh begitu saja dipanggil bubu bagaimana tanggapan bos nya yang super menyebalkan itu!

Tapi dilubuk hati yang paling dalam, atala suka dipanggil bubu.

"Okay bubu" jawab sikecil membuyarkan lamunannya, Atala tersenyum pasrah pada anak bungsu Wilshere ini.

Sungguh ajaib!

#TBC

Melepas rindu.

Damian Arutala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang