"Yah curang lo Yon! masa gue kalah terus dari tadi" kesal Bian hampir melempar hpnya."Gue ngga curang yah! lo aja yang ga bisa main" balas Dion sambil menatap remeh Bian.
Memang hanya dengan orang terdekatnya baru sifat tengil Dion bisa keluar.
Rafa hanya menatap jengah pertengkaran kedua makhluk dihadapannya itu.
"Udah daripada kalian berisik ganggu abang belajar mending kalian ke warungnya mang Ujang beliin abang mie ayam, abang laper" ucap Rafa pada dua makhluk dihadapannya itu.
"Yee ga bisa beli sendiri apa?? abang ga punya kaki kah" balas Bian dengan tatapan julidnya.
"Nih uangnya, jangan banyak bacot sana cepet beliin" titah Rafa sambil menyerahkan selembar uang kertas berwarna merah yang langsung diambil oleh Bian.
"Kembaliannya buat kita ya bang" ucap Bian lalu menarik Dion yang sedang sibuk mengunyah buah apel di mulutnya.
Jadi jangan tanya kenapa dari tadi Dion diam aja, ya karena mulutnya penuh dan males juga mau ngomong.
"Punya adik gini amat untung sayang" ujar Rafa setelah melihat Bian serta Dion yang sudah pergi keluar.
.
.
.
.
.
.
"MANG UJANG!! MIE AYAMNYA TIGA PORSI, DUA MAKAN SINI SATUNYA BUNGKUS" teriak Bian padahal baru sampai didepan warung mie ayamnya mang Ujang dan belum masuk.
"SIAP DEN" balas mang Ujang dengan teriakan juga.
Dion hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sahabatnya yang malu-maluin.
Mereka berdua pun segera masuk ke warung mang Ujang dan mencari tempat duduk. Syukur masih ada satu meja yang kosong. Warung mang Ujang emang selalu rame karena mie ayamnya yang enak ga ada tandingannya.
"Yan" panggil Dion pada Bian yang tengah sibuk dengan handphonenya.
"Kenapa" balas Bian tanpa mengalihkan pandangan kearah Dion yang berada dihadapannya.
"Kalo gue mau ikut tim basket sekolah kita menurut lo bisa ga?" tanya Dion yang langsung membuat Bian menatap kearahnya.
"Serius lo?" tanya balik Bian memastikan apa yang ia dengar.
Memang dia tahu kalo Dion tuh jago banget main basket. Bian juga sering liat Dion, bang Sehan, sama bang Rafa main basket bareng dirumahnya.
Kenapa dia ga ikut? karena males. Toh fisiknya juga ga sekuat mereka bertiga kalo ikut main.
Tapi walaupun jago Dion dulu ga pernah punya niat untuk serius sama hobinya. Iya Dion hobi main basket. Tentu Bian jadi penasaran sama alasan sahabatnya yang tiba-tiba mau serius sama hobinya.
"Ya serius lah" jawab Dion dengan santainya.
"Alasannya?" tanya lagi Bian menatap serius makhluk didepannya.
"Ga ada, gue pengin aja" balas Dion kelewat santai hingga membuat Bian ingin melayangkan tinju kearahnya.
Bian menghela nafas sambil mengusap dadanya berusaha sabar.
"Gue yakin lo bisa! lo kan jago mainnya dan gue juga seneng kalo lo udah mau nunjukin bakat yang lo punya" ucap Bian panjang lebar.
Dion sedikit terharu dengan ucapan yang Bian tujukan padanya. Dia benar-benar beruntung bisa mempunyai sahabat seperti Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DION [END]
Teen Fiction"berdamai dengan semuanya untuk mendapatkan akhir yang seharusnya?" -Dion Rekhano Atmadja highest rank # 1 - brothership # 1 - dino # 1 - scoups # 1 - yoonjeonghan # 1 - bungsu # 2 - seventeen # 8 - boy # 8 - booseungkwan # 11 - choiseungcheol Belum...